" Sky ? Sky ? " . Ketuk Sea beberapa kali pada pintu kamar yang ditempati oleh Sky dan Josh semalam namun tak juga mendapat sautan dari Sky . Sekarang sudah pukul 10 pagi mereka harus segera melanjutkan perjalanan , rencananya mereka akan menuju Jogja terlebih dahulu namun Sky tak kunjung turun dengan tidak sabaran Sea membuka pintu kamar.
" Ya ampun ! Sky ". Sea terkejut setengah mati saat mendapati Sky sedang duduk bersimpuh sambil memijat kakinya , ia segera berlari dan mensejajarkan posisinya dengan Sky
"Kaki gue kesemutan Sea , gue pijitin dari tadi gak ilang - ilang " . Sky menunjukan senyumnya dan terlihat bodoh dimata Sea karena dengan jelas saat ini ia dapat melihat ketakutan yang sama dengannya dimata Sky.
"Lo tunggu sini gue panggilin kak Josh sama Ed , jangan panik ! ". Sea mengusap kepala Sky dengan gugup lalu segera beranjak untuk memanggil Josh dan Ed namun sebelum benar - benar beranjak Sky menahan tangannya.
"Sea , lo yang panik gue gak apa - apa , lo pelan - pelan aja Sea ". Lagi - lagi Sky mengeluarkan kalimat yang terdengar menyebalkan ditelinga Sea , kenapa Sky selalu memikirkan orang lain terlebih dahulu ketimbang dirinya sendiri , apa salahnya sesekali mengeluh dan menunjukkan rasa takut atau sakit tapi kembarannya yang menyebalkan itu tak pernah melakukannya , ingin rasanya ia mendengar Sky berteriak dan marah atas semua takdir buruk yang menimpanya tapi Sky tetaplah Sky anak baik yang melihat semua hal dari sisi baiknya terlebih dahulu kemudian melupakan sisi buruknya tapi mau bagaimanapun Sky akan selalu menjadi manusia menyebalkan kesayangannya.
"Oke , gue gak akan lari , makasih buat perhatiannya. Gue udah lebih tenang sekarang Sky". Sea memeluk dan mengusap punggung Sky singkat lalu segera beranjak memanggil Josh dan Ed.
Tak butuh waktu lama Sky mendengar suara kaki yang sedang berlomba memasuki kamarnya , Josh berlari cepat menaiki tangga tepat setelah Sea mengatakan tentang keadaan Sky , diikuti Sea dan Ed dibelakangnya sesampainya dikamar Josh langsung menghampiri Sky dan memeluk adiknya dengan perasaan bersalah mengapa ia tadi turun terlebih dahulu dan tak menunggu Sky yang masih bersiap - siap.
" Apa yang terjadi sama kamu , Sky ? " . Josh memindai tubuh adiknya dengan wajah panik begitu juga Ed yang saat ini sedang mengusap bahu Sea.
" Cuma kesemutan sedikit , kak Josh gak perlu khawatir , boleh minta tolong bantuin aku naik ketempat tidur ? Kaki aku beneran gak bisa digerakin ". Ucap Sky lembut namun berhasil membuat hati ketiga orang yang ada dalam kamar mencelos bahkan Sea sudah meneteskan air mata.
Josh hanya bisa mengangguk tanpa banyak bicara ia langsung mengendong Sky menuju kasur sementara Ed menumpuk beberapa bantal agar Sky dapat bersandar dengan nyaman.
"Mau kerumah sakit ? ". Josh kini sudah duduk disamping ranjang sambil memijat kaki Sky.
"Gak perlu , sebentar lagi ilang aku udah sering kayak gini lagian kalau aku kerumah sakit sekarang , dokter pasti nyuruh aku tinggal lebih lama dirumah sakit".
"Aku takut kita kelamaan sampai tujuan".
" kita bisa ketemu nenek sihir itu kapanpun Sky! ". Saut Sea yang sudah muak dengan keras kepala Sky.
"Don't call her nenek sihir Sea ! Dia ibu lo !".
"Oke , kalau gitu stop jadi keras kepala Sky ! ".
"Demi Tuhan lo berisik Sea , gue gak punya tenaga buat ribut sama lo sekarang ". Sky memejamkan matanya dan mengabaikan Sea yang sedang mencoba memaksanya pergi kerumah sakit.
Ed yang mendengar mereka berdebat untuk ribuan kalinya hanya memutar bola matanya malas.
"Lo super menyebalkan kali ini Sky ! i hate you but i can't". Ucap Sea dengan nafas memburu lalu pergi meninggalkan Sky begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Sky
Short Storysedikit perjalanan Sky dan Sea dengan tawa dan tangisnya. kalau suka baca aja , thank you !