Temenan doang? IV

5 0 0
                                    

Pement juceyow 🤩

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hyungwon menatap lurus kedepan tanpa minat, sesekali ia menggigit es krim yang dirinya beli di mini market barusan. Karna gabut di kosan, Hyungwon memutuskan keluar membeli jajan sembari jalan jalan malam.

Disinilah dirinya sekarang duduk di bangku yang di sediakan mini market tersebut, menghabiskan waktunya dengan cuma cuma. Ponselnya sekarang sepi, biasanya ada yang akan menanyakan kabarnya atau pesan spam random. Pandangannya terlihat sedih, ia menghela nafas.

"Kangen" gumamnya sambil menatap ponsel hitamnya.

Pikirannya kembali mengambang, mengingat saat Hanny memintanya menjauhinya dan itu sungguh terjadi. Hyungwon pikir itu hanya emosi sementara yang Hanny katakan padanya, ternyata ia salah besar.

Semakin hari semakin besar rasa rindunya, saat berpapasan di kampus mereka hanya saling membuang muka dan benar benar terlihat tidak saling kenal. Namun di balik acuh tak acuh keduanya, ada perasaan yang mengganjal dan sakit hati di keduanya rasakan.

Ego masing masing membuat keduanya semakin larut dalam sakit hati yang mereka ciptakan.

Jeonghan yang menyesal dengan keputusannya, dan begitu pula dengan Hyungwon yang memiliki ketakutan yang cukup tinggi hanya untuk menyapa Hanny atau bersikap biasa.

Hyungwon takut, akan membuat Hanny semakin sakit hati dan menyulitkannya bila dirinya setengah setengah dalam menghidari temannya itu.

Awalnya semua berjalan baik dengan sendirinya, setiap hari selalu sama. Namun Hyungwon menyadari kekosongan itu muncul setelah Hanny tidak ingin kenal lagi dengannya. Saat itu Hyungwon tidak bisa tidur semalaman, merenungi kesalahannya dan tanpa sadar berlarut dalam kesedihannya juga.

Dirinya benar-benar kesepian sekarang.








Bruk!

"Aduhh!" pekiknya merasa sakit.

Hyungwon kaget dan dengan reflek ikut berjongkok membantunya, "maaf, ga sengaja. Gapapa kan?" ucap Hyungwon memastikannya sekali lagi dengan bertanya langsung.

"Iya gapapa, sorry tadi ga sengaja nabrak lo. Lo sendiri pastinya gapapakan soalnya gue yang kepental" ucapnya sambil merapihkan bawaan yang ia bawa, tangannya terulur kedepan Hyungwon. "Seulgi. Gue Seulgi" ucapnya lagi dengan senyumnya, lalu kening Hyungwon berkerut keheranan dan agak sedikit ngelaq, ga pake lama setelah paham. Ia menyalami balik.

"Gue Hyungwon" balas senyum seadanya.

"Hawe!" panggil teman satu jurusannya, dengan gestur memintanya kesana.

"Oke, Seulgi. Gue duluan kalo gitu" pamit Hyungwon buru buru.

Jeonghan kembali bersedih yang melihat interaksi Hyungwon dengan wanita itu, sebenernya memang banyak orang yang naksir Hyungwon atau sekedar ingin dekat jadi temannya. Namun Hyungwon ga ingin mereka semua lebih dekat lagi, Hyungwon memberikan tembok pembatas untuk sekedar temannya, beda lagi bila itu teman dekat, teman tepercaya, ataupun teman lama.

Hyungwon sangat pemilih untuk orang-orang yang tidak akan ia beri tembok pembatas, contohnya seperti Jeonghan. Jeonghan punya kuasa atas semua tindakannya dan Hyungwon akan tidak terlalu mempermasalahkannya, beda lagi jika itu orang lain.

"Udah, katanya mau move on!" seru Johnny yang kebetulan lagi sama Jeonghan dan ikut menyaksikannya.

"Lo kira move on gampang apa?!" dumel Jeonghan emosi.

"Jeonghan kayaknya beneran putus sama Hyungwon" bisik dua perempuan yang melewatinya, bisikannya masih bisa Jeonghan dengar jadi itu bukan bisik bisik yaaaa setan!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GABUTT ♡999Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang