16.02, Waktu yang menandakan bahwa saat ini anak anak sekolah sudah harus berada di rumah masing masing, kelima gadis itu telah sampai di rumah dengan wajah yang sumringan, mereka benar benar sangat senang, di karenakan mulai besok sekolah mereka akan di liburkan, dan yang Paling membuat mereka bahagia adalah, sekolah mereka akan di liburkan sebulan penuh dengan alasan seluruh guru guru sekolah yang ada di kota tersebut di Tugaskan untuk mengikuti pelatihan, dengan tujuan agar mendapat ilmu ilmu baru yang bermanfaat untuk murid murid mereka nantinya, dan acara pelatihan itu di jadwalkan akan berlangsung dalam jangka Waktu sebulan
Secepat kilat ekspresi sumringan yang tadinya menghiasi wajah kelima gadis gadis itu perlahan luntur saat mata mereka mendapati seorang gadis tengah memeluk bantal di sofa dengan mata yang terlihat sembab, kelima gadis itu saling menatap heran satu sama lain, mengapa gadis itu menangis? apa karena gadis itu tengah stress dengan tugas kuliahnya? atau karena hal lain? tentu mereka tidak akan tau jika mereka tidak menanyakan hal itu secara langsung pada gadis tersebut
Tanpa ber basa basi ria, mereka segera melangkahkan kaki mereka menuju ke arah sofa untuk mendekati gadis tersebut sekaligus memastikan,apakah gadis itu memang menangis atau hanya pengelihatan mereka yang salah
Saat mendekati gadis yang mereka lihat barusan, ternyata apa yang sejak tadi mereka duga duga itu benar, gadis itu tengah terisak, membuat hidungnya terlihat merah, tak hanya hidungnya saja, bahkan matanya pun benar benar terlihat sangat sembab,membuat kedua matanya terlihat bengkak
"ka Ranty" Cassa segera mendekati kakak sulungnya itu lalu mendekap tubuh sang kakak dengan penuh ketulusan, kejadian itu pun di saksikan oleh ke empat saudarinya yang lain
Gadis itu dengan tergesa gesa menghapus cairan bening yang sejak tadi turun dari kedua mata sipit miliknya, sungguh dirinya tidak menyadari bahwa adik adiknya itu sudah pulang, Cassa yang sedari tadi mendekap gadis di hadapannya pun perlahan melepas dekapannya lalu beralih menatap gadis tersebut dengan tatapan bertanya
"ka Ranty abis nangis ya?"
Satu pertanyaan itu membuat dirinya benar benar mencari celah, tak mungkin dirinya harus jujur bahwa sejak tadi dirinya memang menangis, apalagi harus jujur tentang hal yang membuatnya bisa sesegukan seperti itu, bisa bisa harga dirinya jatuh di depan adik adiknya
"ah,eum, engga kok Ca, kaka ga habis nangis, cuman kelilipan doang tadi
Ranty merasa bersalah sekarang, demi menutupi kesedihannya dirinya harus berbohong di depan adik adiknya, ingin berusaha untuk tidak mengingat ingat kejadian Siang tadi, dirinya memilih untuk meratapi keberadaan adik adiknya satu persatu,namun lagi dan lagi ia merasa ada yang ganjal
"Tunggu, Aley kemana? kok ga ikutan pulang bareng kalian?
*Skakmat*
Pertanyaan sang kakak sulung membuat mereka saling menatap bergantian,seolah seolah membatin " aduh gimana nih?" namun Lyona yang notabenya tidak kuat untuk berbohong pun akhirnya membuka suara
"Aley lagi nenangin diri aja kok kak"
Ranty mengerutkan keningnya sesaat, menenangkan diri? apa maksudnya menenangkan diri? apa yang sebenarnya terjadi di antara Adik adiknya itu
"kamu ngomong apaan sih Lyo, kakak ga ngerti deh, nenangin diri gimana maksudnya?"
Lagi dan lagi, Pertanyaan itu membuat mereka mau tak mau harus menceritakan semua kejadian antara Harley, Lyona, Salsa dan Arita
"huff, gimana ya jelasinnya,jadi sebenernya , Aley marah sama kita kak, ya ini emang salah kita sih, ga seharusnya kita ninggalin dia tadi
Jawaban Salsa membuat Ranty memegangi Keningnya sebentar " Tunggu, maksud Kalian tuh apa sih? coba jelasin yang bener
KAMU SEDANG MEMBACA
TREAVEL ( ON GOING)
Horror"gue mau keluar dari sini!" "ini semua salah lo,arrrgh!!" "stop!, kita ga harus berantem kayak gini" "kita cari jalan keluar itu, sekarang!"