Langit mulai menghitam,bulan purnama mulai menampakkan dirinya, menerangi indahnya malam yang terasa cukup dingin,saat ini para muda mudi tersebut sedang berkumpul di taman kastil,mereka sedang mengadakan pesta BBQ guna menghangatkan diri
terlihat mereka yang sedang sibuk dengan tugas masing masing, para wanita tengah sibuk membakar daging sosis, tim para laki laki pun sama sibuknya dengan tim gadis gadis, di temani oleh cahaya lampu tiang di tiap tiap sudut taman,membuat taman terlihat sangat cantik di malam hari
"ALEY,MINTA TOLONG AMBILIN ITU DONG" pinta Lyona seraya menunjuk semangkuk mentega yang berada di samping panggangan
dengan sigap tanpa merasa kesal sedikit pun Harley mengambil mangkuk tersebut lalu ia berikan kepada Lyona " nih, menteganya dikit aja ya olesinnya,ntar bukannya kepanggang malah ke goreng sosisnya
mendengar itu Lyona mengulas senyum lebar "iya iyaa,siap bos Aley
Harley terkekeh kecil mendengar ucapan saudarinya yang satu itu, saat sedang Asyik bercanda ria dengan Lyona, mata Harley secara tiba tiba terfokuskan pada Lelaki yang juga terlihat sibuk memanggang, dengan senyum kecil Harley melangkah mendekat ke arah lelaki tersebut, sesaat setelah sampai di hadapan lelaki itu,ternyata lelaki itu lebih dulu menyapa dirinya
"hai"
Harley sungguh tidak menduga,ternyata Jevan sama sekali tidak marah padanya , padahal mengingat kejadian siang tadi,suasana benar benar runyam, di tambah lagi rasa khawatir Jevan yang benar benar terlihat sudah berada di ambang batas membuat dirinya benar benar sangat marah pada Harley,namun di sisi lain Harley mengerti, Jevan bertingkah laku seperti itu karena Jevan terlalu khawatir padanya,tanpa sadar Harley menatap lama pria itu,hingga sesaat lamunannya terbuyarkan
"oh hai"
Jevan segera meraih setusuk daging kornet yang baru saja selesai ia panggang lalu memberikannya kepada Harley
"Nih,di coba dulu"
dengan senang hati Harley mulai menerima se tusuk daging kornet panggang tersebut
"makasih"
dengan perlahan ia mulai memakan daging kornet tersebut dengan satu gigitan kecil, sesekali matanya mencuri curi pandang dengan lelaki yang saat ini berada tepat di sampingnya, dirinya benar benar tidak menduga bahwa ternyata lelaki itu sama sekali tidak marah kepadanya, namun jika dirinya mengingat ingat kembali kejadian siang tadi,ia begitu yakin bahwa lelaki itu benar benar terlihat sangat marah, marah layaknya air yang baru saja mendidih, bahkan ia berfikir bahwa saat ini pasti Jevan akan terus mendiami dirinya setelah kejadian itu,namun Jevan bukanlah seorang anak kecil yang masih labil, Jevan tentu bisa membedakan hal apa yang membuatnya marah, hal yang membuatnya marah adalah masalah kecil atau besar,ia bisa mengendalikan itu semua
"gimana? Suka?" dengan tatapan penuh fokus ke arah panggangan Jevan kembali membuka suara dan membuat Harley sontak terkejut menatap dirinya dengan mata yang sedikit membelalak
"i,iya enak kok,enak banget malah" setelah membalas pertanyaan lelaki tersebut dengan rasa canggung,Harley kembali memakan makanan yang tadi di berikan oleh lelaki di sampingnya
Seluruh anggota perkumpulan para gadis kini telah selesai membakar dan membuat saus, sedangkan para lelaki masih asyik membakar dumpling dan membuat saus yang lain, Arita yang sedari tadi berdiri dan menatap Wandy dari kejauhan, tampaknya lelaki itu tengah di basahi oleh keringat karena panasnya api panggangan membuat dirinya kegerahan hingga lelaki itu harus mandi keringat, melihat itu Arita tidak ingin diam saja, Arita akhirnya melangkahkan kaki menuju ke tempat perkumpulan Wandy,beruntung lelaki itu sedang sangat fokus memanggang sehingga tidak menyadari keberadaan Arita
KAMU SEDANG MEMBACA
TREAVEL ( ON GOING)
Horror"gue mau keluar dari sini!" "ini semua salah lo,arrrgh!!" "stop!, kita ga harus berantem kayak gini" "kita cari jalan keluar itu, sekarang!"