Chap 24

555 76 3
                                    


Setelah keluar dari Aula Tianji..
Fang Duobing tidak langsung ke vila lotus.. melainkan berjalan dengan kasar menuju taman belakang yang terdapat di belakang vila lotus itu sendiri..

Menendang batu kerikil setiap di temuinya dengan kasar..
Memandang danau yang di hiasi dengan lotus itu dengan tajam..

"Sialan.!! Brengsek.!! Tidak berguna sama sekali.!!" Teriak nya geram..

Melihat ke bawah dan mengambil batu kecil itu dengan sembarangan dan melemparkannya ke dalam danau itu dengan keras..

"Berani sekali orang tidak berguna seperti itu mengatakan hal yang seharusnya kata-kata itu cocok untuk nya.!!" Teriak nya sekali lagi

"Lupakan sopan santun.. orang seperti mereka tidak pants mendapatkan nya." Dengus nya dingin..

Menghembuskan nafas nya secara perlahan untuk menenangkan diri.. berniat untuk kembali ke kamar Lianhua.. namun sebuah sura pelan namun tenang itu mengejutkan nya dari belakang... berbalik untuk melihat dan memastikan..

"Sudah marah-marah nya.?" Tanyanya lirih dengan kekehan pelan..

Mata bulat nya melotot terkejut.. lihat lah.?! Lianhua dengan Yandan yang memapah nya berada di belakang nya.!!
Lianhua.?! Kenapa.? Dengan segera Fang Duobing menghampiri dan memeluk tubuh yang terbalut mantel hangat berbulu putih itu dengan lembut agar tidak melukai nya..

"Kau.!! Apa yang ka lakukan di sini.!! Kau sadar.!! Dan langsung keluar dari kamar.?! Begitu.!!" Serunya beruntun..

Mengambil alih tubuh itu dari Yandan dan memapah nya agar masuk kembali.. tapi Lianhua menolak nya..

"Aku bosan." Bisik nya pelan..

Fang Duobing melotot tidak percaya dan memandang ke arah Yandan dengan penuh tuntutan.. Yandan hanya mengangguk pelan ...

Benar.. setelah Lianhua kembali menutup matanya itu pun tidak lama terbuka kembali.. karena menunggu Fang Duobing terlalu lama.. jadi Lianhua meminta Yandan untuk menemani ny keluar jalan-jalan ke belakang vila lotus.. tapi siapa sangka ada Fang Duobing yang berjalan dengan tergesa-gesa dan marah-marah.. jelas mereka berdua mendengar apa yang di katakan Fang Duobing itu.. tapi mereka tetap diam .

Fang Duobing yang mendengar penjelasan dari Yandan hanya meringis kesal.. dan menuntun tubuh itu ke tempat duduk yang terletak di belakang vila ini..

Lianhua hany menurutinya tanpa banyak bicara.. jujur saja.. tubuh nya entah kenapa baru jalan beberapa menit saja sudah lelah.. tapi diri nya tetap diam.. tentu saja berdiam diri saja juga lelah dan membosankan..

Fang Duobing memperhatikan Lianhua dari atas sampai bawah.. Lianhua tetap diam dengan pandangan geli pada Fang Duobing..

Yandan duduk tak jauh dari mereka sebelum meninggalkan mereka untuk mengambil air minum dan beberapa kudapan ringan..

"Sudah melihat ku.?" Tanya nya geli..

Fang Duobing secara reflek menggeleng pelan..
Melihat itu.. Lianhua mengangguk faham dan kembali diam..

"Sudah makan.?" Tanya Fang Duobing serius.. Lianhua mengangguk..
"Minum obat.?" Tanyanya kembali.. anggukan lagi sebagai jawaban..

"Selama diri mu sibuk..
Yandan mengurusku dengan sangat baik." Jawab nya meyakinkan

Fang Duobing mengangguk faham..
Tangan nya meraih tangan yang entah kenapa terasa lebih kecil itu dengan perlahan dan memijat nya dengan lembut..

"Aku ada untukmu.. jadi jangan sembunyikan apapun pada ku." Bisik nya..

Mendengar itu Lianhua tersenyum tipis seraya mengelus puncak kepala itu dengan tangan nya yang menganggur..

Hari masih sore.. angin berhembus cukup kencang tapi Lianhua menolak untuk masuk dengan alasan bosan di kamar..

Dengan menikmati kudapan ringan dan minuman hangat yang di bawakan Yandan..

Dan saat mereka selesai dengan makanan ringan.. Fang Duobing memaksa Lianhua untuk kembali karena hari mulai gelap..

Membaringkan tubuh itu dan menyelimuti nya agar angin dingin tidak mengganggu..

"Tidur lah.." ujarnya pada Lianhua yang memejamkan matanya.

Menunggu hingga beberapa menit sampai Lianhua benar-benar tidur.. setelah itu dirinya bangkit dan keluar untuk menemui ibunya di ruang kerja..

Mengetuk pintu itu dengan pelan sampai sebuah suara dari dalam terdengar..

Di dalam terlihat He Xiaofeng., Zhang Yinfei., Wen Qing., Wen Ning dan Yandan susah berada di dalam..

Melihat kedatangan putranya dengan segera menyuruh nya duduk.

"Jadi.. bisa kita lanjutkan pembahasan yang seharusnya kita bahas." Tutur Duobing dingin..

Di sisi lain..
Di Feisheng., Wei Wuxian., Lan WangJi dan JingYi sedang berkumpul di tempat kerja Ketua Aliansi Di..

"Orang-orang merepotkan dari Balai Baichuan benar-benar mengganggu." Dengus Wuxian..

"Jadi kapan kita berangkat ke Aula Tianji.?" Tukasnya kembali seraya menatap serius pada Feisheng

Mendengar itu Di Feisheng menyeringai dingin..
"Kondisi nya sudah tidak memungkinkan untuk menghadapi banyak tekanan.. walaupun ada wanita bernama Yandan itu bisa menjaganya.. tapi tetap saja.. kita tidak bisa diam terus-menerus." Jelas nya..

"Jika besok bisa berangkat.. kenapa tidak.?" Timpal WangJi dengan datar..

Mendengar itu.. Wuxian menyeringai senang seraya menenggak minuman keras itu dengan semangat..

"Baguslah..
Aku ingin lihat orang sembrono seperti apa yang ingin menyeret adik ku pada masalahnya kali ini." Jawabnya

"Aku.. aku juga ingin bertemu mereka.!!" Seru JingYi tak kalah semangat dengan senyum lebar di balas tepukan lembut di puncak kepala nya..

"Ingat.. mata mereka di mana-mana.." Tukas WangJi tenang

"Siapa yang takut / siapa takut." Balas Di Feisheng dan Wei Wuxian bersamaan mereka saling pandang lalu tersenyum licik ..

Di sisi lain..
Wen Rouhan dan Wen Chao sedang melihat surat yang di kirim oleh seseorang..

"Wahh..
Tidak salah kita menjadikan nya sebagai mangsa yang empuk.. bukan begitu putra ku." Ucap nya dengan tawa keras nya..

"Benar..
Sebuah kecemburuan dan iri akan kekuasaan memang membutakan hati seseorang." Timpal Wen Chao sok bijak..

"Baik baik..
Kita mulai saja permainan yang sesungguhnya.. tapi harus bermain dengan lembut.." perintah nya di balas anggukan mengerti dari sang putra..

"Kondisi fisik nya sangat buruk itu bagus bagi pihak kita.." jelas Wen Chao..

"Pelan-pelan saja..
Kita perhatikan.. pancing mereka keluar dengan perlahan."
"Kita lihat siapa yang mendapat kan skor terlebih dahulu.. kita atau mereka." Dengus nya dengan tawa keras menggema di seluruh ruangan gelap itu..

Wen Chao hanya mengangguk pelan..
"Benar..
Aku juga ingin tahu.. apa yang akan di lakukan oleh Yandan jika Li Xiangyi mengalami nasib yang begitu menyedihkan sama seperti kekasih nya itu." Bisik nya lirih dengan senyum menjijikan di bibirnya..

"Dan Li Xiangyi.. kita lihat..
Kau akan mengorbankan nyawa Orang lain yang berusaha melindungi mu.. atau mengorbankan diri mu sendiri demi nyawa orang-orang yang berada di belakang mu." Bisik nya keji..

Sementara itu di tempat lain..
Seorang pria tengah duduh gelisah di kamar nya..
"Apa aku memilih jalan yang benar.? Bagaimana jika aku ketahuan.?" Bisik nya penuh ketakutan..
"Tapi apa benar orang itu adalah dia.? Tapi.. jelas-jelas aku melihat nya dengan mata ku sendiri jika orang itu benar-benar terjun dengan sendirinya." Monolog nya penuh rasa takut











































Siap-siap buat War gk nih.?

🍃🍀🌸

LianHua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang