Chapter 3

286 29 3
                                    

Jay menyeruput kembali kopinya. Sedari tadi matanya tak bisa beralih pada objek di bawah sana. Pemandangan indah di bawah sana tak boleh ia lewatkan.

Nara yang berenang dengan swim suit hitamnya, membuat gadis itu tampak lebih sexy. Pakaian renangnya membuat lekuk tubuhnya tercetak jelas walaupun swim suitnya masih termasuk sopan.

Di mata Jay tampilan Nara sekarang sangat mengairahkan dan langkah. Bagaimana tidak, gadis itu dalam kesehariannya lebih banyak menggunakan pakaian longgar atau gaun yang jarang memperlihatkan lekuk tubuhnya.

Jay terkejut tatkala gadis yang ia perhatikan sedari tadi tengah mengacungkan jari tengah padanya dengan mengeja kata 'ca-bul'.

Aku sadar dengan perubahan raut wajah Jay yang tampak kesal di atas sana. Dengan segera aku memakai handuk kimonoku dan berlari segera mungkin ke dalam kamar.

Sudah berlari sekuat tenaga. Langkahku terhenti saat melihat Jay yang sudah bersandar di depan pintu kamarku.

"Apa yang kau katakan di bawah tadi?" ujar Jay sambil menyipitkan mata. "Coba ulangi" pintanya.

"Kenapa? Aku hanya mengatakan faktanya" ujarku melawan rasa takut.

"Apa?!" Jay tampak tak terima.

"Itu memang fakta Jongseong, menatap gadis yang sedang berenang dengan pandangan mesum. Sudah terbukti kalau kau ca-bul" ejekku tatkala mengingat caranya memandangku tadi.

"Kau juga wanita cabul, kau tak ingat semalam juga memandangiku" ujarnya kembali menuduhku.

"Tatapan kita berbeda Jay, kau dengan pandangan mesummu sedangkan aku dengan pandangan jengkel" ujarku tak terima dengan argumennya.

Perlahan aku terus berjalan ke arah kamarku. Ia mengalihkan pandangannya karena tak terima dengan pembelaanku. Tak melewatkan kesempatan, saat itu tanganku meraih gagang pintu dan langsung melarikan diri ke dalam.

Jantungku berdebar ketika di dalam, seperti baru saja lolos dari kejaran penjahat kelamin. Sedangkan Jay di luar tampak murka dengan menggedor pintu kamarku dan terus mengomel.

****

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Yerin satu-satunya sahabatku akan datang ke rumah. Rencananya kami berdua akan berangkat bersama ke pesta kelulusan.

ting tong!

Suara bel dari depan membuatku segera beranjak dari kamar. Sedikit berlari guna membuka pintu bagi sang tamu.

"Ah astaga!" teriakku saat Jake tiba-tiba menyerobot masuk ke dalam dan lari ke arah toilet tamu.

"Aku pinjam toiletnya!" teriaknya.

"Siapa orang aneh tadi?" tanya Yerin saat ku persilahkan masuk. Aku menyuruhnya duduk di sofa. Ia terus memandang kagum pada kediamanku, maklum ini pertama kalinya ia datang ke rumah.

"Dia teman si brengsek" ujarku membawa dua kaleng soda dari dapur.

"Siapa yang kau sebut brengsek?" ujar Jay yang baru saja menuruni tangga. Ia seperti akan mendeklarasikan kembali perang tadi pagi.

"Tentu saja kau Jongseong" ujar Jake yang baru saja keluar dari toilet tamu.

"Nara, apa yang bisa dilakukan di pesta perayaan sekolah khusus perempuan?" ujar Jake menghiraukan Jay dan berjalan ke arahku.

Love In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang