Namaku bayu, seorang anak yang tumbuh dengan kasih sayang yang kurang dari orang tuaku. Aku hidup bersama kedua orang tuaku di sebuah desa yang terpencil. Terlihat lalu lalang kaki-kaki kecil berlarian menjelajahi jalan desa. Udara yang dingin memaksa untuk bersembunyi di balik selembar kain yang hangat. Begitulah kehidupan di desa dengan suasana yang sangat tenang. Namun tidak dengan aku.
Aku sudah dibiasakan untuk hidup dengan keras. Setiap hari aku adalah budak bagi kedua orang tuaku. Tidak ada perlakuan khusus bagi diriku untuk bisa bermain bersama teman sebayaku. Teriakan amarah ayah dan ibuku adalah nasihat-nasihat yang selalu didengar oleh telingaku. Tiada malam tanpa kebisingan suara orang tuaku yang saling meninggi. Bahkan jika diriku salah dalam melakukan hal maka perkataan yang baik yang didengar olehku adalah "dasar goblok". Hanya malam dan kain usang bantal tidurku yang tahu betapa berisiknya isi kepalaku.
Keseharianku adalah melakukan pekerjaan rumah, berangkat sekolah, melakukan pekerjaan rumah, dan merenung sebelum tidur. Dan jadwal tambahanku adalah mndengarkan suara oktaf nada tinggi orang tuaku. Sangat luar biasa, diusia remajaku yang harusnya ku lewati untuk mencari jati diri, aku harus melawan berisiknya kehidupan, tanpa disadari aku meneteskan air mataku. Tak tahu harus mulai dari mana kuceritakan kisahku, aku hanya butuh rumah untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontradiksi
Teen Fictionseorang laki-laki bernama bayu bertemu dengan seorang gadis yang telah mengubah hidupnya. perlahan tersadar untuk menggapai cintanya ia hanyalah perahu kertas yang tenggelam oleh waktu