After Destiny 5

5 2 0
                                    

Hanya aku dan Lufia yang menjadi penumpang kereta ini menjadikan sunyi untuk beberapa waktu. Aku ingin mencoba bertanya lagi namun tidak tahu akan topik yang ku bicarakan.

"Tetua itu, penyihir Elf bukan?" tanyaku dalam hening, Lufia melihat ku sekilas lalu menghela nafas pelan

"Entahlah, aku tidak pernah melihatnya menggunakan sihir ataupun merapal apapun"

"Berarti dia sama denganmu?"

"Maksudmu?"

"Seorang Archer"

"Tidak, ah entahlah sepertinya dia hanya penduduk Elf biasa" jelas Lufia membuat suasana kembali hening

"Namun...penduduk biasa bisa menggunakan sihir bukan?" tanyaku memecah hening kembali

"Bisa, tapi orang seperti tetua tidak lagi membutuhkan sihir dan senjata itu lagi, untuk apa juga melatihnya, karena negri Elf sudah damai" jawaban Lufia ada benarnya, jika sudah tidak ada peperangan lagi, pasti bela diri hanya untuk seni dan menjaga diri di area luar

"Berarti semua Elf bisa menggunakan semua kelebihan mereka"

"Tentu saja, kau kira hanya orang-orang terpilih yang memiliki sihir dan kemampuan bertarung"

"Kemampuan bertarung bisa diasah, untuk sihir-"

"Sihir juga bisa diasah, didunia ini semua kemampuan mahluk hidup bisa diasah" aku termenung dengan jawabannya, ada benarnya, dunia ini berbeda, aku bukan orang yang terpilih disini, bahkan ada orang yang lebih kuat dariku, aku bukan pahlawan disini, karena semua orang disini juga mempunyai kemampuan mereka masing-masing, bahkan sama dalam se-ras

"Sungguh berbeda dengan duniaku yang dulu " sahutku salut, aku tersenyum, mungkin ini akan menjadi awal perjalanan dunia yang menyenangkan, aku berharap begitu

Aku kembali termenung, membayangkan bagaimana caranya agar aku mengelilingi dunia ini, mungkin aku juga butuh partner tim yang seimbang. Mungkin aku bisa menemukan pengelana 40 tahun yang lalu itu. Aku berharap begitu walau 40 tahun yang lalu pasti berbeda dengan sekarang

"Di dunia mu apakah ada ras juga seperti ini?" tanya Lufia yang baru ku dengar saat ini, seorang Lufia bertanya itu sungguh mengejutkan

"Eh, tidak, ah maksudku ada"

"Tidak jelas, ada atau tidak?!" intonasi Lufia sedikit meninggi

"Ada namun itu hanya berbeda kecil dalam fisik dan bahasa, tapi bentuk mereka sama yang membedakan tinggi dan pendeknya tubuh mereka, dan juga warna kulit" jelas ku menjadi bernostalgia saat aku belajar sejarah dan biologi saat masa pelajar

"Aneh sekali, bentuk mereka sama?hanya warna kulit mereka yang berbeda?" tanya Lufia mulai penasaran

"Mungkin terlihat aneh, ada yang tubuhnya kekar dan berotot tinggi, dan ad juga yang pendek dan kulitnya terlihat cerah, namun mereka satu ras yang sama, ras Manusia"

"Ras apa? Manusia?" Lufia mengeja kata manusia, terlihat asing sekali baginya mungkin

"Iya, Ras Manusia, kami juga sudah meninggalkan segala senjata dan kemampuan bertarung kami, kami mengolahnya menjadi seni bela diri" aku menghela nafas lalu kembali melanjutkan ucapan ku

"Kami sekarang lebih mengandalkan kecerdasan otak kami untuk bertahan hidup dan juga untuk mempermudah hidup, seperti ini jalan ke kota menggunakan kereta kuda, di dunia kami ini termasuk kategori tranportasi kuno yang sudah berabad-abad yang lalu, kami sudah menggantinya menggunakan teknologi seperti motor dan mobil, atau juga sepeda. Lalu soal bangunan rumah kami sudah tidak menggunakan kayu lagi, memang masih ad yang memakainya namun itu sudah termasuk tertinggal. Kami membangun gedung-gedung tinggi yang terbuat dari beton, dan juga banyak yang berlomba-lomba untuk membuat teknologi canggih, seperti handphone, itu adalah penemuan paling besar yang membuat peradaban kami berubah total. Dengan teknologi itu, membuat kemampuan bertahan hidup manusia tida lagi merepotkan, tidak harus lagi berburu atau hal kotor lain. Namun ada juga yang masih seperti di dunia ini, masih-"

After Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang