After Destiny 3

5 2 0
                                    

"Itu hanya tumbuhan yang bercahaya, dia mengambang dan akan kembali ke inangnya jika telah mati" jelas Lufia lagi, tumben dia bisa bercerita

"aku tidak percaya jika itu tumbuhan, bentuknya seperti binatang atau bintang" sahutku tak percaya, tumbuhan jenis apa yang bisa terbang

"Karena kau tak pernah melihatnya, tumbuhan ini menyimbolkan kesuburan tanah dan pohon, tumbuhan ini hidup lalu terbang dengan pelan, jika sudah mati dia akan menghinggap ke ranting pohon lalu mati, masa hidupnya hanya 2-3 hari saja, namun dia bisa beregenerasi setiap hari" jelasnya, lalu mengambil tumpukan kertas itu dengan tangannya

"Rapikan lembaran itu, lalu masuklah kedalam, kita akan makan malam segera" ucapnya berjalan kearah lubang yang tirainya rusak karena badai tadi

Aku mengangguk dan merapikan semua lembaran yang ku pegang tadi, lalu aku mencoba untuk memperbaiki mana ku yang hilang tanpa merapal. Dengan konsentrasi aku berusaha untuk rileks dan menitik beratkan inti lalu mencoba untuk mengalirkan mana keseluruhan tubuh.

Bisa ini bekerja, aku merasakan derasnya gelitikan air yang sejuk diseluruh tubuhku. Aku senang bisa cepat beradaptasi, aku merapikan lembaran itu, lalu masuk kedalam rumah.

Lufia menyuruhku untuk mandi, dia bilang kamar mandinya berisi air dan juga beberapa daun yang bisa membersihkan tubuh, namun aku bersikukuh dengan bajuku hanya ada ini. Dia memberikan baju rajut yang terlihat murahan, style yang buruk untukku,tapi tak apa ku terima saja.

Sampai di kamar mandi, aku kagum karena, hemm ada air terjun kecil, seperti shower yaang mengalir kebawah dengan deras keren sekali, ada beberapa daun yang sudah ditumbuk dan juga cairan kental yang diwadahi mangkok kayu sedang, seperti sampo dan sabun cair, mungkin keduanya.

Aku membilas tubuhku dibawah guyuran air terjun yang begitu sejuk, benar-benar alami, lalu aku mengambil cairan kental dari mangkok dan mengusapnya ke tubuhku, tidak ada busa hanya licin saja. Berbeda dengan rambut, begitu banyak busa yang keluar, aneh sekali.

"Lama sekali mandi mu, makan malam akan dingin jika hanya menunggu mu saja" teriak Lufia dari luar, oh iya aku baru sadar kamar mandi dan lubang depan saja yang hanya ada pintu, dan lebih banyak rongga kecil dibawah kamar mandi, seperti memang khusus untuk pembuangan air

"Sebentar,aku masih terpesona dengan air terjun ini" ucapku agak sedikit berteriak, dia hanya menjawab dengan hela nafas dan berjalan pergi

Segera aku mempercepat mandi ku lalu rasa penasaran kembali datang, terdapat sebuah ruangan yang berbentuk setengah bulat, seperti ruang ganti. Aku memasukinya dengan pakaian ganti, didalamnya terdapat lubang angin dari atas, terdapat tuas dari kayu yang tak tahu menghubungkan dengan apa, lalu juga ada sisir dari kayu yang sangat halus seperti sudah di rapikan setiap sudutnya.

Aku penasaran dengan bilik ini, apa lagi dengan tuasnya,untuk apa tuas disini?. Aku yang tidak bisa membendung rasa penasaran akhirnya menekan tuas itu kebawah. Angin lembut yang lumayan kencang menerpa ku dari lubang angin atas, seperti tempat untuk mengeringkan tubuh, angin lalu memelan dan berakhir, mengakhiri tubuhku juga yang sudah kering. Aku menggunakan sisir untuk merapikan rambutku yang berantakan. Dan memakai baju rajut yang diberikan Lufia tadi.

Selesai mandi segera aku berjalan ke lorong bagian kiri tepat pintu kamar mandi terbuka, ada beberapa lorong yang masih memusingkan bagiku, hanya saja aku melangkah dengan insting ku saja.

Instingku memang salah digunakan untuk saat ini, ini menuju kamar ku, memang ada lorong lagi setelah belokan dari kamar mandi, aku harus membuat peta untuk rumah tua ini. Setelahnya aku memutar arah dan memakai naluri lagi yang mungkin akan benar, mungkin.

After Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang