Jahil

884 15 6
                                    

Terdapat adegan yang terdengar aneh bagi orang awam atau yang belum mengerti tentang Feet Fetish, ya kalian boleh skip aja gak papa daripada kurang nyaman saat membacanya.


***


Dalam keadaan mata tertutup kain hitam, pemuda itu membiarkan tangannya di tarik oleh seorang gadis yang akan membawanya entah kemana. Ibarat seorang penumpang kapal yang sudah percaya dengan sang nahkoda yang pasti akan membawanya sampai ke tujuan, ia hanya bisa pasrah sebab hal itulah yang membuat si gadis senang, pokoknya nurut aja tanpa perlawanan semuanya akan baik-baik saja.

Gadis itu membuka pintu ruangan yang tampak tidak asing bagi si pemuda, suasana yang familiar membuatnya yakin ini kamar milik si gadis. Pemuda itu juga heran kenapa harus pakai tutup mata segala sehingga membuatnya bertanya-tanya apa hal yang akan ia dapatkan kali ini.

"Pokoknya apa yang terjadi jangan dibuka Sat, atau gua pecahin peler lu." ucap Mira memecahkan keheningan malam itu.

Satria hanya mengangguk diikuti tangan Mira yang telah ia lepaskan dari genggamannya, membuat Satria bagaikan debu yang beterbangan yang tanpa arah dan tujuan.

"Jangan bicara sebelum gua suruh, tugas lu hanya menuruti semua perkataan gua tanpa penolakan dan tanpa banyak tanya. Do you understand?"

"Sure."

Mira melambaikan tangan di depan wajah Satria memastikan bahwa ia tidak bisa melihat apapun kecuali warna hitam. Gelap. Perlahan Mira melangkahkan kakinya menjauh dari jangkauan Satria.

"Ok let's play. Temukan suara gua Sat, mendekat sini!"

Mendengar perintah itu Satria berusaha mencari letak pasti suara Mira berada sembari meraba-raba berharap bisa menemukan letak posisi Mira berada. Melihat Satria kebingungan mencari sumber suara, membuat Mira tersenyum, ia juga tak henti - hentinya bersuara agar cepat bagi Satria menemukannya.

Ketika di rasa Satria sudah cukup dekat dihadapannya, Mira berkata,

"Sekarang sujud terus cium kaki ini."

Satria sujud mencium pelan punggung kaki yang berada didepannya berkali-kali, dibarengi tawa jahat Mira yang sering ia dengar saat melakukan permainan seperti ini.

"STOP. Sekarang lu tiduran di lantai."

Tanpa banyak tanya Satria hanya menuruti ucapan Mira yang suaranya terdengar tak jauh dari tempatnya rebahan sekarang.

"Jangan sekali-kali lu mengintip kalau ketahuan gua bakal congkel mata lu, hihihi. Ngerti kan?"

Satria mengangguk tanda paham.

Tiba-tiba sebuah permukaan kulit nan hangat dan lembut membelai pipinya, meskipun terasa agak basah tak membuatnya menolak. Satria sadar bahwa yang sedang berada di wajahnya adalah sebelah kaki halus seorang perempuan, ia sudah paham betul bagaimana rasanya saat kaki seorang cewek menempel di hidungnya. Tercium aroma yang sangat nikmat membuat Satria hanya terdiam sembari sesekali menghirup dalam-dalam aroma yang sangat khas dari daerah bawah kesukaannya. Gerakannya seakan-akan muka Satria adalah keset yang siap membersihkan setiap jengkal kaki halusnya dan tidak menginginkan debu untuk hinggap di sana.

"Enak kan Sat? Halus kan?"

Satria hanya mengangguk serta enggan melepaskan apa yang sedang mendarat di bibirnya saat ini.

"Wow wajah lu jadi basah gitu anjir, sepertinya keringatnya sudah berpindah tempat nih, hihihi."

Terlihat wajah Satria yang basah dan glowing karena keringat dari kaki yang sedang bermain di mukanya dari tadi.

Permintaan selanjutnya adalah,

"Kecup jari-jarinya." perintah Mira.

Di kecuplah ujung-ujung jari kaki di depannya, terasa lembut saat bibir Satria dan jemari kaki bersentuhan. Tak sampai di situ Mira juga memerintahkan buat menarik nafas panjang saat sela-sela jari kaki menempel di hidung Satria, membuatnya mencium aroma yang berbeda dari bagian kaki lainnya, ia juga tampak memejamkan mata dari balik kain hitam yang sedang menutupinya.

Terserah KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang