Dalam cerita kali ini terdapat adegan yang belum familiar di telinga pembaca yang belum tahu tentang Armpit Fetish. Aman kok gak ada adegan 21+ nya, gua harap kalian nyaman saat membacanya.
***
"Satria, yuhuu..." panggilan seorang gadis yang bisa memekakkan telinga terdengar dari belakang. Satria sudah hafal dengan suara itu sehingga ia tidak perlu menoleh untuk memastikan.
Mira duduk di samping Satria membuat bahu keduanya bersenggolan, terlihat ia sedang melumat es krim vanilla yang lama kelamaan terlihat mencair terpapar terik matahari. Di bawah rindangnya pohon taman kota mereka berdua duduk di bangku besi yang tampak usang, tak jarang lalu lalang anak kecil lewat di depan mereka dengan senyum merekah terlukis di wajah, bagaikan seseorang yang tidak mempunyai beban hidup meloncat dengan riang ke sana sini.
Mira mengernyitkan dahi saat Satria memandangi tingkah laku bocah yang lewat di depannya dengan wajah tersenyum.
"Kenapa lu senyam-senyum sendiri?"
"Liat deh Ra." mengangkat kedua alisnya menunjukkan sesuatu. "
Di usia mereka tampak tidak ada beban yang sedang mereka pikul, menciptakan senyum utuh tanpa ada drama di baliknya.""Semua punya masanya sendiri-sendiri, kayak lu gak pernah merasakan masa kecil ae."
Satria menerawang ke atas. "Entahlah. Aku lupa rasanya."
Mira memandangi keadaan sekitar mencari apa yang dibutuhkan dari pemuda yang berada di sampingnya saat ini.
"Sini deh!"
Dengan posisi ice cream cone yang hampir habis, perlahan tangan kirinya merangkul meraih pipi kiri Satria membuatnya hanya menurut ketika kepalanya di arahkan untuk tiduran di paha gadis itu, sembari mengusap lembut kening Satria,
"Lu boleh jadi anak kecil didepan gua, lu boleh bermanja-manja, menjadikan bahu gua sebagai sandaran di saat dunia lu sedang tidak baik-baik saja. Gak papa."
"Pacar kamu gak marah Ra?" tanya Satria memandang ke arah wajah gadis yang sekarang ada di atasnya.
Gadis itu menelan sisa ice cream di dalam mulutnya.
"Udah males gua pacaran. Menurut gua masa pacaran adalah masa yang penuh omong kosong. Lu sendiri kena..." obrolannya terpotong saat cone bekas ice cream yang tinggal sedikit hendak ia buang.
Satria meraih pergelangan tangan kanan Mira. "Sini itu buat aku aja, akk..." Satria membuka lebar mulutnya.
"Dih, emangnya gak papa bekas gua Sat?"
Satria menggeleng pelan, mengarahkan cone yang tengah dipegang oleh Mira untuk dimasukkan kedalam mulutnya.
"Salah sendiri aku gak diizinkan untuk menikmati kaki kamu, mendingan ini aja." mengunyah lalu membuang muka, membuat Mira hanya tersenyum melihat Satria yang sedang bermanja di pahanya.
"Tapi kaki Siska enak juga kan? Gua liat lu juga sampai memejamkan mata di balik kain hitam kemarin." Mira berbisik mendekatkan wajahnya.
"Emang kamu bisa liat Ra?"
"Jelas banget hihihi." menutup mulut dengan sebelah tangannya.
"Bodo ah."
"Kapan-kapan lu bisa menikmati kaki gua kapanpun lu mau, gua bakalan jarang ganti kaos kaki dan sering memakai sepatu supaya aromanya natural, itu kan yang kamu sukai?"
"Makasih. Oh iya jangan pakai lotion."
"Tapi dengan satu syarat." telunjuknya terangkat.
"Saat gua butuh vitamin C lu harus ready."
KAMU SEDANG MEMBACA
Terserah Kamu
Teen FictionSiapa sangka hari-hari Satria Mahardika yang semulanya berjalan monoton setelah bertemu dengan seorang wanita dengan nama Almira Agatha berubah total 360 derajat , jiwa raga Satria seutuhnya di berikan kepada Almira sebab dia sudah sangat yakin bahw...