Kini malam-ku amat semakin sepi
tapi isi kepala-ku berisik sekali
entah darimana semua teriakan itu muncul berdatangan
mereka bersatu hingga jadi bukit, yang bersamaan ingin segara di benahi. Namun sekali lagi bertolak belakang dengan ketidakmampuan tubuh ini, diri ini, untuk bisa mengekpresikan semua rasa yang ada. Lagi-lagi aku memendamnya sendiri yang sewaktu-waktu bisa menjadi bumerang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patahan Ranting
SpiritualKalimat yang mungkin bisa mewakili perasaanmu Mencoba mencurahkan rasa yang ada Rasa yang begitu berbekas dan terluka parah Hingga membuat trauma berkepanjangan karena di biarkan terpendam begitu saja. Mari curahkan dan menangis bersama.