03

22 3 1
                                    

Ctak!

Seseorang membanting potongan kayu ke tanah. Olivia langsung menoleh dan menghampiri asal suara, dan betapa terkejutnya Olivia ketika mendapati siapa pelaku yang menimbulkan bunyi keras itu.

"Bagaimana kau bisa masuk tanpa izin dari pemiliknya! Apa yang sedang kau cari disini?!"

"Ingin mencuri?!"

Olivia gelagapan. "Tidak! Aku tak bermaksud begitu! aku sudah lebih dulu mengetuk pintu rumahmu sebelum aku kesini. tapi tak ada seorang pun yang merespon.  maafkan aku jika sudah lancang masuk ke kebun mu tanpa izin"

Pria lansia dengan kepala yang diikat sebuah kain seperti bandana itu berdiri membelakanginya.

Dia tak menjawab dan masih sibuk memindahkan potongan kayu dari bawah pohon apel merah ke sebuah pondok yang terdapat di sekitar sana.

"Ada keperluan apa kau kemari?" Tanyanya lagi.

Masih dengan wajah bersalah Olivia menjawab. "Aku tersesat dan melupakan jalan pulang"

Pria lansia itu berjalan memasuki kebun menuju sekumpulan batang buah naga dengan membawa satu keranjang besar, Olivia mengikuti langkahnya dari belakang.

"Apakah kakek akan memanen buah? Buah hasil tanamanmu tumbuh subur dan segar. sebagai permintaan maafku yang sudah lancang masuk kesini, bolehkah aku membantu pekerjaanmu?"

Tawaran tersebut tidak mampu mengubah ekspresi datar yang sedari tadi pria lansia itu tampilkan. Melainkan tawaran itu hanya mampu membuatnya menoleh sebentar pada Olivia yang tengah menunggu persetujuan darinya. "Ambilah gunting didekat potongan kayu yang aku tata tadi" mendengar itu Olivia langsung berlari sesuai arahan yang diberikan, lalu kembali lagi dengan sebuah gunting yang sudah ia genggam.

"Ingat, buah naga teksturnya sangat lembut. jangan sesekali kau berfikiran untuk menekannya. Perhatikanlah  caraku untuk memisahkan buah naga ini dari batangnya"

Olivia mengangguk singkat menyimak dengan seksama penjelasan dari pria lansia tersebut tentang tata cara memanen buah naga yang baik dan benar.

"Biar aku jelaskan dulu cara membedakan buah naga yang sudah dapat dipanen dengan yang tidak. Buah naga yang sudah matang memiliki kulit berwarna merah yang mengkilap. Selain itu, mahkota buahnya mulai mengecil dan pada bagian pangkalnya terlihat mulai mengucup atau keriput. Nah cara memanennya cukup mudah, kau hanya perlu memotong bagian diatas buahnya saja."

Sesuai dengan apa yang baru saja ia perjelas, pria lansia itu juga mempraktekan caranya. "Cobalah" suruhnya.

Anggukan kepala menandakan kalau Olivia sudah siap untuk mencoba memanen buah naga bermodalkan gunting dan penjelasan singkat yang diberikan oleh pria lansia itu. Dengan tak terduga, senyuman mengambang pada bibir keduanya. Olivia berhasil mencerna dan melakukan tugasnya dengan benar tanpa merusak buah naganya sedikitpun.

"Gadis pintar.. otakmu cepat menangkap apa yang aku katakan" puji pria lansia itu masih menampakkan senyum meski sudah Olivia lihat.

"Aku senang mendengarnya, terimakasih atas pujianmu"

"Kalau boleh tau, siapa nama kakek?"

"Denta marcello"

"Nama yang keren! Marcello seperti nama seorang pegulat" puji Olivia lekukan matanya sudah menyipit seperti bulan sabit ketika tersenyum lebar.

Kakek Denta terkekeh mendengar pujian Olivia. Pada keranjang dibawah sana sudah setengah terisi oleh buah naga, si kakek mulai memindahi keranjang tersebut pada pohon jeruk yang lokasinya tak jauh dari batang buah naga.

Voice Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang