4. Seuprit Kerandoman Mahendra Bersaudara

281 28 0
                                    

Lupa password Wattpad:(
Enjoy the Reading
●○•°▪︎°•○●

     "Bosen."

     "Gabut."

     "Boring."

     "Pengen jalan jalan."

     "Pengen duit."

     "Pengen di peluk kekayaan."

     "Pengen di peluk Lisa."

Bugh!

     Sebuah bantal mendarat dengan sempurna di wajah tampan Abyan. Pemuda itu menatap si pelaku dengan sinis sambil mengelus batang hidung nya yang nyeri. Menyeramkan sekali bapak produser ini. Bagaimana jika wajah Abyan yang tampan paripurna itu lecet karena pukulan gitar dari Fauzi? Apa Lisa akan tetap mencintai nya walaupun hidungnya pindah ke mata kaki?

     Empat belas orang bersaudara itu sedang berkumpul di ruang keluarga. Terlihat sekali mereka sangat bosan dengan tayangan drama lokal sebuah stasiun televisi di depan mereka.

     "Adek besok masih libur, kan? Gimana kalo kita nyusul Papa?"

     Usulan dari si sulung langsung membuat tiga belas orang lain nya duduk dengan tegap seolah antusias dengan ide dari Sagara. Aira yang wajahnya sedari tadi datar cenderung murung menjadi ceria kembali.

     "Mau mau! Ayo nyusulin Papa!"

     "Eh tapi, Papa sekarang lagi dimana? Kan kita tau sendiri kalo papa sekalinya perjalanan bisnis bisa pindah pindah tempat kayak suku Badui." Harsa menyahut dengan asumsi nya.

     "Bentar gue cek dulu." Sagara membuka ponselnya dan melihat jadwal perjalanan sang ayah di bulan ini.

     "Papa sekarang posisinya lagi di Surabaya, kita mau naik kereta atau naik pesawat?"

     "Kereta aja, adek ga pernah loh naik kereta!"

     "Yaudah. Setuju kan semua?" Sagara menatap adik-adiknya yang lain untuk meminta persetujuan yang lain. Melihat anggukan kepala dan kaya setuju yang keluar dari mulut mereka, Sagara kembali menatap layar ponselnya.

     "Oke kita naik kereta, udah gue pesenin empat belas tiket buat kita berangkat nanti sore. Sekarang buru kalian packing. Gausah bawa banyak-banyak baju, kita cuma tiga hari di sana."

     "Yaaaahhh, kok cuma tiga hari sih, bang? Adek mau ke Malang, loh. Adek pengen banget kesana!"

     "Bentar lagi adek udah masuk sekolah. Kalo kita nambah hari buat ke Malang, takutnya adek kecapean pas masuk sekolah. Jangan ya?"

     Aira memerosotkan bahu nya menyandar pada Chandra yang juga melemas setelah mendengar keputusan si sulung.

     "Gausah sedih. Kita ke Malang, dek. Tapi cuma sehari. Sehari di Malang, dua hari berangkat pulang ke Surabaya." Sebuah tangan kekar mengelus surai tebal si bungsu. Tau kan, siapa? Iya lah Joshua.

    Aira mengangguk semangat dengan ucapan sang kakak. Gadis itu bergegas ke kamar nya untuk bersiap, diikuti saudara nya yang lain juga menuju kamar masing masing untuk prepare.

Daily Life Mahendra's Family (SEVENTEEN × HONG EUNCHAE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang