ruang kesehatan akademi

99 12 4
                                    

Beberapa saat berlalu, tidak cukup lama untuk membuktikan kebenaran, pengawas itu sama sekali tidak menemukan bukti apapun untuk membuat masalah baru. Tapi tentu saja seseorang tidak selalu menyukai keberuntungan oranglain kan..?

"TIDAK ITU TIDAK MUNGKIN AKU MELIHATNYA, AKU MELIHAT GADIS ITU MENCONTEK!" jerit gadis berambut blonde itu dengan amarah , kedengkian, dan kekesalan yang nyata. Sontak jeritan gadis itu membuat pengawas itu terkejut dan menatapnya dengan amarah. "Nona heallen... Tidak seharusnya anda berteriak seperti itu" ucap pengawas itu.

"APA?! KAU MEMPERCAYAI JALANG SIALAN ITU?! APA KAU TAU SIAPA AYAHKU HAH?!" Ucap gadis bangsawan bernama lengkap karrelyn heallen itu. Hal itu juga membuat zenith menatap karrelyn dengan senyum miris. "Kenapa anda sangat ngotot dengan tuduhan saya nona?" Ucap zenith dengan wajah sedih yang dibuat - buat.

"Kenapa anda sangat yakin bahwa saya mencontek sedangkan anda sendiri tahu bahwa tidak ada sepeserpun bukti" imbuh zenith.

"Seperti seseorang yang menyembunyikan sesuatu" imbuh zenith, tetapi sekarang gadis itu melayangkan seringai licik pada karrelyn.

"DASAR KAU JALANG SIALAN KAU BERUS--" teriak karrelyn yang terhenti saat gadis blonde itu mulai mendengar bisikan-bisikan merendahkan dari beberapa kandidat lain. Wajah gadis itu memerah menahan emosi, tangannya mengepal. Pengawas pada saat itu sudah mulai memeriksa bangku gadis bersurai pirang itu sebelum akhirnya menatap karrelyn dengan dingin sambil mengengam gumpalan kertas - kertas kecil itu ditangannya.

"Karrelyn heallen didiskualifikasi" ucap pengawas itu dengan tajam.

BRAKK

Suara gebrakan meja yang keras terdengar, suara itu tidak lain dan tidak bukan berasal dari sang empu; karrelyn yang saat itu sudah berada di puncak amarahnya. Amarah gadis pirang itu semakin bertambah saat bisikan - bisikan kandidat lain terdengar semakin jelas digendang telinganya.

"Itu karrelyn heallen ya? Anak Duke heallen itu?"

"Dia melakukan kecurangan agar diterima di akademi ya? Kasihan sekali.. dia pasti sangat putus asa hingga mau berbuat kecurangan "

"Yaampun, kau masih bisa bersimpati pada wanita ular seperti itu? Sialan kalau aku menjadi pengawas aku pasti sudah langsung menendang gadis itu"

"Ah aku ingat, beberapa tahun lalu banyak rumor beredar bahwa putri tunggal dari keluarga itu tidak memiliki sihir penyembuh"

"Ah benar, rumor itu sempat beredar luas tetapi ditengah - tengah rumor panas itu menyebar secara tiba-tiba hilang kau tahu "

"Kasihan sekali dia, aku mengerti sekarang kenapa putri satu - satunya keluarga dari keluarga heallen malah memilih bidang obat - obatan daripada sihir penyembuh "

"Mereka berbicara kalau itu karena karrelyn ingin mengukir sejarah lain dikeluarga heallen, tetapi oh ternyata itu hanya pengalihan isu "

Bisikan - bisikan itu terus berlanjut membuat ekspresi wajah karrelyn menjadi masam, bibir gadis itu bergetar, kepalan tangan nya mengencang sampai kuku gadis itu memutih. Sebelum karrelyn sempat membalas bisikan - bisikan itu pengawas sesegera mungkin menyeret lengan gadis itu keluar ruangan.

Zenith tersenyum puas saat melihat kejadian itu dan melambaikan tanganya dengan senyum yang hangat dan polos pada karrelyn. Ia tahu ini adalah situasi yang tegang dan tidak memungkinkan untuk karrelyn tersenyum... tapi itu kan dia bukan Zenith. "Sampai jumpa nona" ucap zenith dengan pelan sambil tersenyum lembut nan polos walaupun terdapat rencana yang tersirat didalam senyuman itu.

"Akan ku pastikan tunggu saja pembalasan ku" bisik karrelyn dengan sengit saat melihat Zenith tersenyum padanya sebelum akhirnya gadis itu benar-benar diseret menjauh dari ruangan itu.

Second chanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang