musuh akademi terdeteksi

126 16 2
                                    

Gadis bersurai coklat itu berjalan mengelilingi seluruh area festival malam itu berlangsung tetapi tetap saja tidak menemukan yang ia cari.

Berjalan sendirian dengan satu sunduk tanghulu yang dia genggam ditangan kanannya dan dengan ekspresi polos yang membuat setiap orang yang melihatnya berpikir 'bocah hilang dari mana ini'.

Gadis itu berjalan dan menghampiri beberapa toko hanya untuk sekedar menanyakan dan melihat apakah Disana ada seorang bapak - bapak berambut hitam dan tinggi 180 an di dalam toko.

Namun nihil..

Zenith tidak sedikitpun menemukan keberadaan ayahnya Disana sampai akhirnya gadis itu menyerah dan kembali ke kereta kuda yang tadi mereka tumpangi.

Sudahlah.. toh tidak mungkin ayahnya diculik..

"Ayahkan sudah tua" gumam zenith tanpa sadar bersamaan dengan tangan gadis itu yang membuka pintu kereta. Gadis itu menyipitkan matanya setelah melihat sesuatu didalam. Bisa - bisanya disaat seperti ini ayahnya itu tertidur didalam kereta dengan tenang sedangkan dirinya mondar - mandir mencari ayahnya diarea festival eh ternyata turu didalam sana.

Mana ngorok..

.
.
.
.
.
.

Waktu berlalu..
Udara terasa lebih dingin membuat tubuh gadis itu menggigil kedinginan saat dirinya tertidur. Tanpa gadis itu sadari sebetulnya ayahnya memperhatikan nya dari tadi. Anastasius tidak benar-benar tidur. Pria itu membuka satu matanya untuk mengintip putrinya yang berada di depannya itu. Gadis bermata zamrud yang menyandarkan tubuhnya kesamping. Bersandar pada dinding kereta disampingnya.

Pria itu terkekeh kecil sebelum akhirnya melepaskan jas yang dia kenakan dan menyelimutkan jas itu ditubuh putrinya.

"Perjalanan yang dingin" gumam anastasius pelan sebelum akhirnya kembali duduk ditempatnya. Namun kali ini pria itu tidak tertidur tetapi dia hanya duduk dengan menyilangkan kaki sambil membaca buku.

Perjalanan memakan waktu cukup lama sebelum akhirnya kereta itu berhenti dikediaman mereka. Anastasius melirik zenith yang tengah tertidur pulas dengan pandangan hangat. Senyum kecil perlahan muncul diwajahnya. Kereta kuda ini sudah berhenti tetapi disisi lain putrinya ini masih tertidur pulas didalam sini. Oh ayolah.. tidak mungkin kan seorang ayah membangunkan malaikat kecilnya yang sedang tertidur pulas dengan wajah yang tenang dan damai..?

Dia tidak akan tega

Anastasius berjalan pelan ke arah zenith dan perlahan menggendong gadis itu. Pria itu berjalan secara perlahan agar malaikat kecilnya itu tidak terbangun. Membuka pintu rumah dan berjalan memasuki kamar putrinya itu dan menaruh zenith secara perlahan di atas kasurnya dan menyelimutinya. Mengelus pucuk kepala gadis itu perlahan sebelum akhirnya berjalan keluar kamar.

"Selamat tidur" ucap anastasius dengan pelan dan lembut saat dia berada di ambang pintu sebelum akhirnya berjalan keluar dan menutup pintu kamar zenith perlahan.

.
.
.
.
.
.
.

Rembulan dan sinarnya perlahan sirna tergantikan dengan sang Surya yang memancarkan cahaya dan kehangatan, mengantikan dinginnya malam dengan kehangatan. Cahaya hangat dari sang Surya perlahan menembus tirai jendela gadis itu membuat mata hijau zamrud itu perlahan terbuka dengan perlahan. Setelah kesadarannya terkumpul seratus persen gadis itu mulai beranjak dari kasurnya tapi sebelum itu dia baru menyadari sesuatu.. dia baru saja menyadari sebuah jas bewarna hitam diatas kasurnya.. menyelimuti tubuhnya.

"Ini.., jas milik ayah?" Gumam gadis itu pelan lalu senyum kecil perlahan muncul diwajahnya.

Oh betapa manisnya ini..

Second chanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang