2.58

349 50 56
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Saat-saat terbaik pada dua insan yang saling jatuh cinta adalah ketika menghabiskan waktu berdua saja. Melakukan sesuatu bersama-sama, mencurahkan kasih sayang, mengabaikan apa pun selain diri satu sama lain. Hal seperti itu memiliki masa, tetapi tidak berlaku bagi sepasang kekasih yang tengah bersedih akibat pertemuan akan semakin terbatas.

Jari-jari ramping yang melekat pada jari kekar bergerak, seperti sedang menari dengan gemulai. Iris kecoklatan menatap sayu pada pemandangan tersebut, menyatukan serpihan kaca pada lapisan terluar mata. Ujung bibir ranum yang diselimuti getaran halus melengkung ke bawah selama tekanan kesedihan tidak dapat dienyahkan. Perlahan-lahan, bibir bergerak untuk menyuarakan, "Tuan Ye, rasanya aku tidak bisa hidup tanpa melihatmu sehari saja. Setelah ini, kita akan semakin jarang bertemu. Jika sewaktu-waktu kamu tidak dapat menghubungiku, itu artinya aku sudah mati tertimbun rasa rindu yang menusuk."

Kalimat yang dikeluarkan begitu dramatis, membuat siapa saja yang mendengar berusaha keras menahan tawa. Namun, berbeda halnya dengan sang lawan bicara yang sedikit banyak turut merasakan derita hati yang sama. Ye Mi diam tanpa kata, tidak dapat memikirkan kata penghibur yang tepat. Hanya bisa menugaskan tangan untuk mengusap cairan bening yang nyaris terjatuh dari sudut mata sang kekasih.

"Tuan Ye, jika aku mati apakah kamu akan memiliki kekasih baru?" Kekhawatiran yang sama seperti dulu kembali melanda. Jika dulu Xiao Sa tidak berani bertanya, hanya diam-diam menebak sesuka hati, kini dia tidak ragu untuk mencari tahu secara jelas.

Sementara Ye Mi juga tidak memiliki keraguan untuk menjawab, "Aku akan mati bersamamu."

Dengan demikian, air mata kesedihan berubah seketika menjadi luapan haru. Dia tidak menduga akan memiliki kekasih sejenis Ye Mi yang bersedia mengorbankan jiwa dan raga demi bersama selamanya. Xiao Sa segera melompat ke dalam pangkuan lelaki tampan itu, menghiraukan bahaya maupun tatapan aneh dari orang-orang yang berada di dalam pesawat. Dia tiada henti menabur kecupan di wajah Ye Mi sembari berseru, "Tuan Ye yang terbaik!"

Seringai tipis diam-diam mencuat ke permukaan bibir Ye Mi. Dia balas mengecup, sekaligus menggigit kala memberi peringatan yang mengandung ancaman nyata. "Jelas aku yang terbaik. Maka dari itu, kamu dilarang berpaling kepada lelaki lain."

Meski tidak diancam, Xiao Sa tidak akan berpaling. Dia masih ingin hidup dengan bergelimang harta milik Ye Mi, tidak ingin mati konyol tertembak peluru ganas yang menyakitkan. Pada akhirnya, dia mengangguk sebagai tanggapan. Kemudian, mulai menyamankan posisi bersandar di dada bidang sang kekasih.

Sementera Ye Mi memberi aksi balasan melalui tangan yang digerakkan dengan lembut dan hati-hati pada sisi wajah Xiao Sa, Memperlakukan pihak lain seperti lembar tisu yang mudah rapuh jika sedikit saja mendapatkan tekanan. Dari dulu hingga sekarang, hal tersebut telah menjadi kegiatan kesukaannya. Tidak lupa pula dia melabuhkan kecupan di puncak kepala Xiao Sa. Sepasang mata tertutup kala bibir tebal memberikan kecupan lama dengan sepenuh hati. Anak-anak rambut Xiao Sa menggelitik permukaan bibir Ye Mi, yang kemudian menularkan rasa geli ke setiap bagian tubuhnya.

Setelah puas mengecup, Ye Mi menciptakan sedikit jarak pada tubuh mereka agar bisa saling bertatapan. Meski tidak ada senyum di bibir lelaki tampan itu, wajah teduh yang melenyapkan kesan bahaya, serta suara berat yang terdengar menjanjikan berhasil menghangatkan hati Xiao Sa. "Aku akan mencari cara."

Xiao Sa secepat kilat mempercayai ucapan tersebut. Otak cerdas yang dipenuhi strategi milik Ye Mi benar-benar tidak dapat diremehkan. Sekalipun Xiao Sa dikurung dalam penjara bawah tanah, dapat dipastikan bahwa lelaki tampan itu akan berhasil menemuinya menggunakan segala cara. Dengan demikian, tidak perlu ada kekhawatiran di antara mereka. Namun, Xiao Sa yang selalu ingin hidup dengan penuh drama merasa gatal jika sekali saja tidak menciptakan kehebohan.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang