•> Satu : [ Secuil kisah di pinggiran Kota]

13 1 0
                                    

   »»————>Aksara untuk Semesta<————««


A short story by Febriana -› ©serpihanatom_debu
••
Title : Secuil kisah di pinggiran Kota
Genre : Tragedy
•••
Sorry for typo (ू˃̣̣̣̣̣̣︿˂̣̣̣̣̣̣ ू)
•••

➷Happy Reading➷









"Lari! cepat!! air sungai naik!"

Anak itu bangun dengan paksa, badannya yang kecil dan kotor itu di goyang sedikit keras supaya ia lekas bangun.

"Al, ayo bangun!"

Dan Alexis yang masih setengah sadar dipaksa mengikuti langkah tergesa anak didepannya, dipaksa untuk lari meninggalkan kardus yang tadi mereka gunakan untuk alas tidur di bawah jembatan.

"Badai!"

"Air sungai meluap!!"

Riuh teriakan bercampur dengan suara lebatnya hujan, suara petir yang menyambar jadi pelengkap kepanikan, penduduk kota tak ada yang tahu dengan hal yang terjadi di pinggiran, tak ada satu pun dari mereka berkeliaran, dan orang-orang malang yang menghuni bawah jembatan hanya bisa berdoa pada Tuhan, meminta untuk diselamatkan.

Atau setidaknya hentikan bencana ini ...

"Nggak bisa! Aku nggak bisa— naik—"

Alexis kecil menggigit bibir bawahnya, tangan mungilnya mencoba menggapai tangan temannya yang kini terombang ambing dalam air, berusaha berenang menuju tepian dimana Alexis kini terduduk gemetar.

"Kamu bisa, ayo pegang tangan Alexis," isakannya kini jadi salah satu pengiring  lebatnya hujan dan kerasnya suara petir.

Anak itu menyerah, dia menyerah untuk terus berenang, kakinya mati rasa dan matanya mulai buram, meski begitu hitam maniknya masih menatap Alexis, padahal tubuhnya perlahan terbawa arus deras, menjauhkan kedua tangan kecil mereka yang menggantung di udara.

"MICHA! MICHAAA!!"

"MICHA!"

Alexis kecil berteriak di tengah amukan badai, tangan kecilnya menggapai udara, berharap tangan lain menggapainya, menggenggamnya, namun agaknya itu tak akan pernah terjadi, karena kini satu-satunya teman yang ia punya dibawa arus air menjauh, ke tempat yang ia sendiri tak ketahui.

'Aku mau jadi orang kaya biar kita nggak harus makan sisa punya orang lagi, biar kita bisa tidur di atas kasur empuk dan nggak pakai alas kardus lagi.'

"Michael bohong!"



[Secuil kisah di pinggiran Kota, Fin!]

Aksara Untuk SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang