Bab 4

102 10 2
                                    

Mila meringis begitu benda mengkilat tersebut menyentuh permukaan kulit Kevin. Dia tidak phobia pada jarum suntik tetap saja dia ngilu melihat  benda runcing dan tajam itu. Berbeda dengan Mila, Kevin justru tidak menampakkan ekspresi apapun seolah rasa sakit yang ditimbulkan hanyalah sentuhan selembut kapas.

Memenuhi perintah Irawan Kusuma, Mila segera menghubungi nomor yang tertera dalam berkas. Meminta Kevin dan Orion untuk datang kembali keesokan harinya. Langkah yang dilakukan pertama kali tentu saja mengambil sampel DNA oleh petugas rumah sakit yang ditunjuk.

Setelah hasilnya keluar, barulah brankas bisa dibuka dengan kode akses yang hanya diketahui oleh nasabah yang bersangkutan. Sedikit rumit daripada brankas lain. Pihak Bank hanya menjalan sesuai SOP yang diinginkan nasabah.

" Satu jam dari sekarang kami akan mengirimkan print out DNA tuan Kevin Julio, hasilnya akurat dan bisa dipertanggungjawabkan." ucap petugas berseragam putih tersebut menjelaskan sembari mengemas peralatan yang dia bawa.

" Terima kasih pak, kami tunggu secepatnya,"ucap Mila ramah. Petugas itu mengangguk lalu pamit kembali kerumah sakit.

Sambil menunggu, Mila mempersilahkan Kevin dan Orion untuk mengisi formulir  data yang dibutuhkan. Kevin yang semula bersikap arogan sekarang lebih melunak, dia berpikir kemaren terlalu keras pada Mila. Apalagi hari ini Mila sangat membantu.

" Saya minta maaf karna bersikap kurang sopan pada anda," Kevin memperhatikan Mila yang sedang mengotak atik komputer.

Orion pura -pura tidak mendengar, namun cukup terkejut dengan sikap Kevin. Untuk pertama kali dia mendengar bossnya itu minta maaf. Sedari kedatangan mereka kesini tadi pagi, Orion memang sempat memperhatikan Kevin yang selalu mencuri pandangan pada gadis itu.

Mila tersenyum, " Tidak masalah tuan, kesalahpahaman memang sering terjadi, sudah menjadi resiko dalam pekerjaan saya,"

Shit!

Kevin merutuki kebodohannya. Sejujurnya dia terpesona dengan senyuman Mila, senyum tulus yang pertama kali dia lihat di perempatan lampu merah.

Kevin merasa adrenalinnya berpacu cepat memompa ke jantung dan menciptakan debaran tak beraturan. Rasa yang belum pernah dia rasakan pada gadis manapun.

One night stand adalah hal biasa baginya. Tapi Kevin tidak pernah melibatkan hati. Hubungan yang dia lakukan hanya untuk pelampiasan hasrat jika benar-benar dia butuhkan dan dengan berbagai syarat. Dia tidak mau melakukan dengan sembarang wanita.

Tapi senyuman Mila berhasil merayu hati Kevin. Terlalu dini untuk mengatakan dia menyukai gadis itu. Begitulah faktanya.

Kevin memang sempat marah pada Mila, tapi tidak serius. Dia hanya kecewa dengan sistem di bank tersebut.

Terpikir masalah yang harus dia selesaikan, Kevin menggelengkan kepala berulang kali, dia tidak boleh larut dalam perasaan tersebut. Mendapatkan berlian itu adalah prioritas utamanya demi menyelamatkan sang ibu. Dia harus mengesampingkan perasaannya untuk itu.

Lagipula gadis secantik Mila pasti sudah memiliki pasangan dan seburuk apapun seorang Kevin, dia tidak suka mengambil milik orang lain.

" Terima kasih, " hanya itu yang terucap dari mulut Kevin, mengakhiri kecanggungan yang sempat tercipta. Kevin kembali memasang ekspresi serius.

Dor.. dor!

Mereka semua terkejut mendengar suara barusan, suara hiruk pikuk dan teriakan terdengar dari lantai bawah. Mila mengarahkan pandangannya pada monitor CCTV yang ada di ruangannya. Nampak beberapa orang bersebo dan bersenjata laras panjang mengarahkan senjata pada petugas teller dan juga costumer service. sementara dua orang securities telah terkapar disalah satu sudut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Last Diamond ( spin off Duo Inteligent Police )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang