Laskar tiba di sekolah ketika gerbang hampir tertutup sempurna, untungnya pak Harto dengan baik hati mau membuka kembali gerbang untuk di lewati Laskar.
"Terimakasih kasih Pak." ucap Laskar ketika melewati pak Harto.
"Sama-sama, lain kali jangan terlambat lagi."
"Siap Pak, saya permisi."
Laskar membawa moge nya untuk di parkiran. Setelahnya dia bergegas menuju kelas, beruntung guru yang mengajar belum memasuki kelas.
"Kesiangan lo?" tanya Elvano saat Laskar menduduki kursinya.
"Kagak."
"Terus? Kenapa baru masuk?"
"Tadi malam gue nginap di rumah Lula, sebelum ke sini gue mampir ke rumah dulu."
Elvano membulatkan mulutnya dan sedikit mengangguk. "Gimana keadaan Lula?"
"Udah baikan. Demamnya udah turun."
"Syukur deh."
"Woi, Las." panggil Pandu yang ada di belakang Laskar.
"Apa?"
"Nyapa doang sih." jawab Pandu lempeng.
"Anjing gila." kesal Laskar. "Hati-hati lo Kar, di samping lo ada anjing gila. Takut-takut lo kena rabies." ucapnya pada Afkar yang menjadi teman duduk Pandu.
"Bangsat. Lo pilih dia apa gue?" tanya Pandu pada Afkar yang sedang bermain game di ponselnya.
"Babe, kamu pilih aku apa dia?"
Pandu mulai berdrama seperti biasanya. Dengan muka yang di buat semedihkan mungkin Pandu bergelayut manja di bahu Afkar.
"Apaan sih Jing. Ganggu lo ah." ucap Afkar yang terganggu kegiatan bermain game online.
"Ih babe mah gitu, aku nanya loh, kamu pilih aku apa dia?"
Dengan gaya centil Pandu menoel-noel pipi Afkar. Afkar yang kesal menepis kasar tangan Pandu yang sangat kurang ajar mengotori kulit suci nya.
"Ouch, sakit yang."
"Gila." ucap Elvano yang sedari tadi menyaksikan drama Pandu.
Dia bergedik ngeri membayangkan jika dirinya ada di posisi Afkar. Kasian sekali nasib Afkar yang harus semeja dengan manusia titisan setan seperti Pandu.
"Sayang liat El ngatain aku gila."
"Emang gila bangsat. Jangan panggil gue sayang ,babe, babi, atau apalah, jijik bangsat. Gue masih normal."
"Kamu kok gitu sih. Kit heart aku mas."
Laskar rasanya ingin muntah melihat tingkah Pandu yang menurutnya sangat menjijikkan. Bagaimana tidak, Pandu bertingkah seolah-olah dia seorang wanita, ingin rasanya dia memblacklis Pandu dari daftar pertemanannya.
"Anjing, kalah kan. Ini gara-gara lo sialan." amuk Afkar karena dirinya kalah dalam game.
Afkar mimiting leher Pandu, bukan hanya itu saja, dia juga menjambak rambut lebat Pandu. Pandu yang menjadi sasaran amuka Afkar hanya bisa meringis menahan sakit, tidak main-main, jambakan yang di berikan Afkar sungguh menyakitkan.
Bahkan Laskar dan Elvano ikut meringis menahan ngilu ketika melihat rambut Pandu yang rontok akibat jambakan Afkar.
"Anjing, sakit babi. Lepasin gue." pekik Pandu.
"Ga akan, gue bunuh lo sekarang."
"Ampun woi, ampun. Sumpah sakit Kar, lepasin elah."
Karena merasa kasihan dengan Pandu, akhirnya Elvano membantu memisahkan Afkar dari Pandu. Teman-teman sekelas mereka hanya menonton, mereka terlihat muak dengan kelakuan Pandu yang tiada hari tanpa drama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lula dan Dunia
RandomIni tentang Lula. Lula si anak pertama yang di tuntut untuk bisa segala hal, anak pertama yang di tuntut untuk memenuhi ekspektasi kedua orangtuanya, anak pertama yang di tuntut untuk sempurna. Padahal mereka tau, di dunia ini tidak ada yang benar-b...