Kedua puluh tiga

218 62 3
                                    

🦁🦁🦁

"Btw mih, mami kok bisa dulu putus sama Om Tian?" tanya Seulgi pada maminya yang sedang menyetir.

Jennie ikut mengangguk, "Iya mih penasaran deh kok bisa sampe bikin papi sensian gitu,"

Maminya spontan tertawa. Jennie dan Seulgi dijemput oleh maminya sewaktu sampai di Bandung beberapa menit yang lalu. Papinya sedang ada urusan kerja dan Yeri sedang ada kegiatan sekolah di hari Sabtu.

"Sebenernya sih lebih ke sama-sama gak mau ngalah aja. Om Tian pernah ajak mami buat ikut dia ke Jerman, katanya bangun perusahaan penyedia bisnis di sana, tapi mami gak mau, mami pengennya di indo aja,"

Si kucing dan si beruang fokus menyimak cerita maminya itu.

"Mami bilang LDR aja, tapi Om Tian gak mau dan gak bisa katanya. Yaudah abis itu kita selesai deh." lanjut maminya.

Seulgi penasaran, "Lah terus kenapa papi sensi?"

Maminya ketawa lagi, "Itu karena sewaktu Om Tian tau mami punya pacar lagi, dia kirimin mami bunga terus. Bukan cuma bunga malah, tapi barang-barang, tas, segala macem. Sedangkan papi kalian di situ posisinya masih merangkak karir arsiteknya, jadi papi takut mami balik lagi ke mantan mami padahal ya nggak juga. Papi kaliannya aja yang insecure, sampe sekarang malahan."

Jennie dan Seulgi terkikik. Lucu sekali papinya itu.

"Mumpung masih siang, nanti sampe rumah langsung istirahat aja ya. Sorenya mami mau belanja bulanan, abang sama Nini ada yang mau ikut?" kata maminya masih fokus menyetir.

Seulgi yang duduk di depan itu spontan mengangguk, "Abang ikut mau bantuin mami sekalian jajan Pringles yang banyak boleh kan mihh?" katanya sambil cengengesan.

Maminya memutar bola matanya, "Iyaa boleh, tapi jangan langsung dimakan sekaligus loh ya? Nanti sakit tenggorokannya."

"Kalau aku gak ikut boleh gak mih? Kayanya aku mau tidur aja di rumah, gak apa-apa kan?" Jennie bersuara.

Maminya mengangguk tersenyum, "Boleh dong sayang, istirahat yang banyak ya di rumah mumpung libur semester juga. Nanti kita pikirin deh mau liburan kemana sambil nunggu si adek selesai ujiannya."

"Asikkk oke mamii!" jawab si kucing, dia jadi teringat sesuatu.

"Btw mih! Kan Algi lagi suka sama cewe mih!"

Maminya kaget, Seulgi melotot ke arah kursi belakang.

"Wah siapa? Abang nih kok gak bilang-bilang sama mami?"

Seulgi menggeleng, "Bukan gitu mih, tapi emang belum pasti aja. Ngadi-ngadi aja nih si kucing."

"Itu mih, mami kan pernah ketemu sama orangnya." Jennie semakin mengompori dan Seulgi semakin kalang kabut.

"Wah siapa ya? Ayo kasih tau mami,"

Seulgi menahan nafasnya.

"Itu anaknya Om Tian yang waktu itu ikut makan malem sama kita."

Seulgi menghela nafasnya pasrah. Suasana seketika menjadi hening.

print("hello, love!")Where stories live. Discover now