Chapter 9

454 45 0
                                    

Saat Carlisle memikirkan ide berbahaya, Kaisar seolah tertusuk dengan tatapan tajamnya mengajukan syarat.

"Tapi, Carlisle yang memiliki keahlian yang sangat baik. Jadi jika dia mengabdi kepada Kekaisaran selama tiga tahun kedepan, serta merefleksikan sikap arogannya dan membuatku terkesan, aku akan mengangkatnya kembali sebagai Putra Mahkota."

Lalu, Kaisar memanggil nama Pangeran kedua, Marthius.

"Sementara itu, aku akan memperlakukan Pangeran kedua Marthius sebagai Putra Mahkota. Jika upaya Carlisle tidak memenuhi harapan, Marthius akan diangkat sebagai Putra Mahkota."

Pandangan Kaisar beralih ke Pangeran kedua, Marthius.

"Marthius, jangan salah sangka juga. Kamu hanya diperlakukan sebagai Putra Mahkota, bukan Putra Mahkota yang sesungguhnya. Jika kamu menjadi sombong seperti Carlisle, kamu harus tahu bahwa posisimu bisa diambil kapan saja."

Marthius dengan patuh berlutut dengan satu kaki dan menundukkan kepalanya. Mungkin karena menyukai sikapnya itu, senyuman sekilas muncul di wajah Kaisar yang terlihat marah.

Sementara itu, tatapan dingin Carlisle di arahkan bukan kepada Kaisar tetapi kepada Permaisuri. Dia memiliki ekspresi khawatir di wajahnya, tapi matanya penuh kemenangan saat menatap Carlisle.

Carlisle menatap langsung dan membuka mulutnya.

"Bagaimana aku bisa menolak keputusan ayahku? Tapi ... ...."

Rasanya seperti baru saja mengulangi garis yang telah ditetapkan. Semua ini adalah sandiwara yang dibuat seseorang, itulah kenyataannya. Meskipun dia tahu segala hal yang di atas tidak penting, dia mengatakan apa yang ingin dia katakan.

"Anda bahkan tidak menyelidiki dengan baik apa yang terjadi hari itu dan kemudian mengubahku menjadi orang yang tidak bermoral dan merampas gelar Putra Mahkota dariku. Aku khawatir orang yang menciptakan situasi ini akan mentertawakan ayahku."

"Membantah lagi. Semua orang yang terlibat sudah semua diselidiki. Dan semua orang mengaku bahwa mereka berkonspirasi karena mereka tidak bisa menolak paksaanmu."

"Apa yang dikatakan Lionel yang saat itu bersamaku?"

"Kesaksian rekan terdekatmu, Lionel Bailey, tidak bisa dipercaya, bukankah itu sudah jelas?"

"Hah, aku tahu itu."

Carlisle terkekeh melihat reaksi ayahnya yang tidak meleset sedikitpun dari prediksinya.

"Jadi, ayahku tidak berniat menerima kesaksian yang menguntungkanku sejak awal?"

Carlisle terkekeh dan tertawa bahkan dalam suasana tegang.

"Ahahahhaha! Investigasi macam apa itu?"

Masalahnya bukan pada ibu tiriku, yang menganggapku sebagai duri di matanya. Penyebab sebenarnya adalah sang ayah, yang begitu bodoh dan pengecut sehingga dia mengirim putranya yang berumur 15 tahun ke medan perang ahli-ahli dirinya sendiri dan juga rasa cemburunya.

"Kejadian ini hanyalah alasan. Karena saya sudah berurusan dengan Kerajaan Elvenia dan karena tidak akan ada perang di bagian selatan Kekaisaran untuk sementara waktu, serta desa percaya bahwa cukup ksatria kekaisaran akan mampu menghentikannya. Jika masih ada masalah yang terjadi, ini semua pasti tidak akan terjadi."

"Dasar bodoh! Kamu masih tidak menunjukkan tanda-tanda penyesalan! Kamu pikir aku bercanda, hah?"

Kaisar murka dengan sikap Carlisle yang tertawa seolah baru saja mendengar lelucon. Dan kemudian, status Carlisle di turunkan sebagai Pangeran.

"Gelar Pangeran pertama Carlisle Evaristo akan di turunkan menjadi Duke Haven, Earl Puth, Earl Dunningham, Pangeran Altova, Baron Catero dan Baron Laello*"

The Age of Arrogance / City of Arrogance (Naver Series Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang