Chapter 35

605 48 0
                                    

Suara mendengus datang dari Carlisle.

"Mereka akan sangat cocok, sebagai sesama orang barbar."

"Hal itu pasti berhasil, karena bahkan dari samping , mereka berdua tampak mengisi kekosongan dengan baik."

Untuk sesaat, yang terdengar hanyalah suara kertas saat Lionel mengarsipkan kertas-kertasnya, lalu tiba-tiba terdengar suara cangkir teh porselen yang terjatuh di suatu tempat, disusul dengan suara keras air mengalir.

"Ehhh!"

"Ya ampun ...."

Lionel berteriak ketika teh tumpah di atas kertas yang sedang ia arsipkan dan Carlisle melompat berdiri, mendecakkan lidahnya sambil mengocok cangkir teh, yang isinya tinggal sedikit.

"Itu adalah kesalahan kamu sendiri karena meletakkan cangkir teh diatas kertas."

Dia menggelengkan kepalanya seolah-olah mengatakan bahwa dia sama sekali tidak menyesal. Carlisle berjalan santai kearah jendela.

Lionel, yang kertasnya kusut dan basah kuyup hanya menahan keluhannya dan buru-buru mengelap teh yang tumpah dengan sapu tangannya.

'Apa yang dia lakukan sih?'

Jelas sekali bahwa hal ini memang disengaja. Lionel telah berada di sisi Carlisle begitu lama, sehingga mudah untuk mengetahuinya, tetapi tidak jelas mengapa dia tiba-tiba menjadi marah.

"Ada kabar dari Elang?"

"Tidak ada sejak berita itu tiba sehari sebelum kami memasuki Pervaz."

Lionel menggerutu dalam hati namun menjawab dengan patuh. Kemarahan Carlisle yang tak terduga bukanlah urusan satu atau dua hari dan yang penting sekarang adalah pertarungan memperebutkan mahkota telah di mulai.

"Jadi, ini yang terakhir kita dengar dari selir ayahmu yang bersikeras untuk memiliki seorang putra?"

"Itu benar. Viviana Lowry, wanita itu ternyata sangat ambisius."

Carlisle menghirup arsenik.

"Kamu seharusnya melihat bagaimana dia lari dan memeluknya, dia adalah aktris yang hebat."

Carlisle menggertakkan giginya saat dia mengingat wanita yang telah berteriak, 'Apakah ini jenis penghinaan yang harus saya terima jika saya hidup sebagai selir Kaisar?'

"Dia akan melakukan apa saja untuk memiliki seorang putra, tapi Permaisuri akan melakukan apa saja untuk mencegahnya. Dan dia mungkin akan melakukannya, karena kasih sayang Kaisar sepenuhnya ada pada Viviana Lowry saat ini."

"Ayahku sangat berdosa karena tidak bisa menghargai seorang wanita cantik. Dan juga sampai saat ini tidak memiliki anak dari wanita-wanitanya, bukankah itu sesuatu yang patut di puji?"

Carlisle tertawa kecil, lalu tiba-tiba memiringkan kepalanya.

"Setelah dipikir-pikir hal itu agak aneh."

"Ya? Apa?"

"Hanya ada satu selir yang diakui secara resmi oleh ayahku, namun dia memiliki banyak wanita selama bertahun-tahun. Namun tidak ada satu pun anak dari hubungan di luar nikah itu, bukan?"

Lionel mengerutkan alisnya, meratapi keadaan yang harus berurusan dengan kehidupan cinta Kaisar yang berantakan.

"Jadi kita harus bersyukur."

"Tidak, tidak. Maksudku, bagaimana mungkin?"

Pada 19 tahun yang lalu, Beatrice melahirkan putri bungsunya Charlize.

The Age of Arrogance / City of Arrogance (Naver Series Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang