5. a new step

210 44 4
                                    

kedatangan jeongwoo dan pasangannya nyatanya mampu menarik minat para pemburu berita yang memenuhi pelataran gedung dimana acara penggalangan dana itu berlangsung.

belum lagi pakaian yang duchess park gunakan pada acara hari ini semakin menambah kesan serasi untuk pasangan yang sudah menikah lima tahun yang lalu, seolah kemunculan doyoung hari ini berhasil mematahkan rumor yang beredar.

bahwa biduk rumah tangga yang jeongwoo bangun bersama doyoung berada diambang perceraian.

"selamat datang duke park, dan senang melihat anda ada disini duchess park." sapa seseorang itu doyoung balas dengan senyuman ramah, berbeda dengan jeongwoo yang melakukan jabat tangan dengan seseorang yang menyapa mereka.

"silahkan ikuti saya duke park," ucapan orang didepannya itu dibalas anggukan oleh jeongwoo, pun lengannya yang masih terapit diantara lengan juga pinggang jeongwoo membuat doyoung mengikuti langkah keduanya.

"ratu meminta duke dan duchess park memberi sambutan pada anak anak yang hadir di acara penggalangan dana, ratu juga meminta duke park untuk ikut melakukan pemotongan pita nanti." penjelasan itu diterima jeongwoo dengan sekali anggukan, pun begitu mencapai kursi yang sudah disediakan ditengah panggung menjadi hal terakhir yang doyoung ingat.

matanya bergerak acak melihat tamu undangan yang datang, kebanyakan dari mereka berpakaian glamour dengan sentuhan diamond dan gold, bahkan hiasan didalam gedung acara berlangsung kesan mewah masih begitu kentara membuat jiwa kalana berdecih.

ternyata tidak hanya di dunianya saja, tapi juga disini orang orang dari kalangan atas seperti berlomba memamerkan harta kekayaan mereka didepan mereka yang kurang beruntung dalam segi ekonomi.

jika dulu, saat dirinya masih hidup sebagai kalana, acara seperti ini selalu dihindarinya. bahkan senior senior yang memintanya untuk sekedar setor muka pun tak kalana hiraukan, terlampau paham bahwa acara seperti ini selain untuk pamer harta juga sebagai ajang menjilat para petinggi untuk mendapatkan posisi yang lebih baik.

"memikirkan sesuatu?" bisik jeongwoo ditelinga kirinya hanya doyoung balas gelengan, rasanya tidak mungkin untuk doyoung mengatakan tentang apa yang dipikirkannya.

'bagaimana bisa! dasar bodoh, cepat cari penggantinya.'

'memalukan, bisa bisanya kalian teledor.'

suara berisik yang berasal dari belakang membuat doyoung menoleh, sekalipun baru saja jeongwoo mengatakan untuk mengabaikan suara itu.

tapi ini bukan kim doyoung, melainkan jiwa kalana yang semakin dilarang, akan semakin kalana lakukan.

"permisi," kedua tangannya bergerak cepat mencekal tangan pemuda yang baru saja dimarahi, membuat sosoknya maupun jeongwoo dibuat bertanya tanya tentang tindakan apa yang akan doyoung lakukan kali ini.

"maaf sebelumnya, tadi aku tidak sengaja mendengar kalian sedang mencari penerjemah bahasa isyarat, apakah aku boleh melakukannya?"

"jangan bersikap bodoh kim doyoung," desis jeongwoo pelan tepat ditelinga doyoung, sedangkan sang empu berusaha masa bodo dengan ucapan jeongwoo dan menanti jawaban pemuda yang tangannya masih setia ia pegang.

"bagaimana?" tanya doyoung lagi.

dan kali ini disambut dengan air mata diujung pelupuk mata pemuda didepannya, lantas doyoung memilih mengikuti pemuda didepannya yang membawa dirinya ke hadapan seorang anak kecil yang saat ini menatap canggung kearahnya.

'halo, namaku kim doyoung. boleh aku tau namamu?' kedua tangannya bergerak menyusun kalimat yang sekiranya dapat anak kecil didepannya pahami, dan begitu garis kurva itu muncul disusul dengan gerakan tangan yang menjawab pertanyaannya cukup membuat doyoung senang dan membelai sayang surai hitam anak kecil yang memperkenalkan diri sebagai ahn doha.

'salam kenal doha.'



















to be continued.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Right here in my armsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang