Disini Renjun sekarang, mansion milik keluarga Nabastala, tak jauh dari bayangannya, mansion 4 lantai dengan aksen eropa yang kental, walaupun bergaya klasik dengan beberapa perabotan antik, tetapi tak mengurangi aksen pengunaan mederennya, hmm mewah.
Hampir saja lupa, ternyata disini bukan hanya orang tua Jaemin saja yang menyambut kedatangan kedua pasangan tunangan itu, tapi ada juga kedua orang tua Renjun.
"Ya ampun Renjun!! Ini beneran kamu sayang? Kok jadi gemes begini ihh, jadi ngak sabar jadiin mantu, ahayyy" Ucap nyonya Nabastala, Doyoung Nabastala sembari mengunyel-unyel pipi Renjun.
'' ya, bukannya itu tujuan kita bu besan"ucap Winwin disertai kedipan mata yang memiliki arti.
"Kelamaan mah, mending kita buat aja, minta resep sama besan yuta " Tuan Nabastala, Taeyong Nabastala ikut menimpali. Menimbulkan smirk dibibir Yuta kalingga Bathara secara terang-terangan.
"Emang bini lo butuh bibit dari gue?"
" Ye ngacok, bibit gue juga unggul kali, liat aja pembuktiannya si Mark bikin Haechan 3 hari ngak bisa jalan,tinggal kita nantikan aja si Jaemin yang bikin Renjun sempoyongan"cecar Taeyong tidak Terima dengan perkataan Yuta yang meremehkan kwalitas benihnya, tapi sayang kepalanya dihadiahi tinju sang istri, untung sayang.
"Ada apa mah, nyariin Renjun?"Tanya Jaemin, jelas Jaemin kepo, tak biasanya orang tuanya memintanya membawa Renjun kerumah, apalagi ada orang tua Renjun disini pasti ada hal penting yang ingin di sampaikan.
"Owh iya, hampir aja lupa, duhh gini jadi kan kalian beberapa bulan lagi kan lulus, nah mama sama bu besan, nyepetin tanggal ternikahan kalian, ngak papa kan?"
"Huee, mama hiks kok dicepetin sihh kan injun masih pengen sayang-sayangan sama mama huhu"
Renjun berlari dari pelukan doyoung ke pelukan winwin, sebenarnya yang membuatnya sedih bukan, karena tanggal pernikahannya yang di percepat, tapi alur ceritanya yang sudah melenceng dari yang seharusnya, amburadul, kalau begini nasibnya mau digimanain, Renjun tau seberapa besar bahaya yang mengintai dan yang ia tanggung sebagai kelompok mafia, agrh kenapa juga harus terdampar dicerita beginian.
"Ututu, cayang sini pulang nanti kita manja-manjaan"
Tanpa sadar Jaemin mengulas senyum tipis, saking tipisnya ngak ada yang tau jika Jaemin sedang tersenyum, ada-ada aja tikah random si panglima cilik ini.
"Ya udah kami pulang dulu ya? Bu besan, pak besan" Ucap Yuta berpamitan yang sudah didahului anak dan istrinya.
_______𝕭𝕷𝖀𝕰 𝕹𝕴𝕲𝕳𝕿______
Sejak kejadian dimana kedua orang tua jaemin dan Renjun yang mempercepat, hari pernikahan mereka. Kini jaemin semakin sering mengantar jemputnya, yah walaupun sering diantar jemput oleh jaemin, tapi tetap saja itu tidak membuatnya semakin akrab dengannya.
Jujur jantung Renjun sering dugeman kalau deket sama Jaemin, waktu sama Jeno, mark bahkan Jaehyun sekalipun yang gantengnya kebangetan tapi Renjun biasa aja. Apa karena ia masih takut ya sama hawa dingin dan gelap milik Jaemin.
"Mmm, jaem?" Ucap Renjun yang sebenarnya masih ragu untuk bertanya, tapi kalau ngak nanya jiwa kekepoannya akan meningkat, kalau kata Jisung, Renjun itu terlalu lama bergaul sama Haechan yang jiwa gibahnya hampir sama kayak emak-emak tetangga sebelah, maklum rumah Jisung bersebelahan sama rumah pak RT.
"Hmm, kenapa?" Tanya Jaemin. Sedikit melirik Renjun yang berada di sebelahnya.
Jemari munggil itu meremat sabuk pengaman dengan acak, melihat lirikan Jaemin yang menajam membuatnya menciut.
"A-anu e-eh itu a-anu, shh itu kok kamu jadi antar, jemput aku, emm kamu kok ngak antar jemput, Heejin"
Ingin, banget sekarang Renjun persembunyi di dalam ketiak papa Yuta, uyyy gerogi banget, sumpah Demi apa, bicara aja rasanya kek tikus kejepit gitu saking pelannya, mana berantakan lagi hiksss mama.
Renjun agak heran dengan jalur ceritanya, kedua tokoh utama dalam cerita ini sama sekali tak ada kemajuan, bahkan sekarang Jaemin dan Heejin saja jarang berinteraksi, Jaemin yang sibuk dengan urusan bawah tanah dan pekerjaannya sebagai CEO. Si Heejin yang sibuk dibully sama Ryunjin yang semakin gencar menindasnya.
"Tunangan gue itu lo, bukan si Heejin, tuh dah sampe, turun!!"
Tanpa menunggu Jaemin membuka pintunya, Renjun lebih dulu turun dan segera pergi dari kawasan yang kurang sehat untuk jantungnya.
Sementara Jaemin hanya memandang kepergian Renjun dari dalam mobil, lalu mengusap kasar wajahnya. Entahlah Jaemin masih binggung dengan dirinya sendiri. Ia sedikit tertarik dengan Heejin, ingat hanya sedikit. Tertarik bukan suka.
Untuk Renjun? Entahlah ia tak bisa menahan diri saat bersamanya, ada gejolak seolah ingin merungkuhnya dan melindunginya.
Renjun yang sekarang, seperti bukan Renjun yang dulu, yang selalu menjadi tameng seluruh GALPATI.
Tapi Renjun yang butuh perlindungan seluruh GALPATI.
"Jun gue bakal lindungin lo, bahkan malaikat maut pun gue akan ada glindungin lo"
Jangan lupa vote and komen semangat gaessss
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE NIGHT (Jaemren)
RomancePrak Renjun hanya seorang pemuda bisu , saat ia mencoba melarikan diri dari mahasiswa yang merundungnya ia terjatuh dari atas tangga ia kira ia akan mati dan bertemu dengan orang tuanya. Tapi... "Ren, jangan bercanda mulu deh lo" "Kesambet biduan...