"Udah 4 kali loh Jun lo kalah mulu" Ucap Haechan yang mulai jengah dengan kelakuan Renjun, masalahnya bocah prik satu ini, dari tadi menghindar jika ingin dihukum. Mengeluarkan sejurus aegyo agar dikasini. Untuk awalan sih kasian gemes-gemessin, lama kelamaan kok jadi gemes pengen nyekik gitu.
"Hooh bang, lu udah 4 kali lo kalah, masa ngak mau kena hukuman?" Ucap shotaro sambari melemparkan kartu uno pada masing-masing peserta, hanya ada Jisung, Chenle, Haechan, Shotaro dan Renjun yang masih setia meremas celana kain yang ia pakai.
Sebenarnya masalahnya bukan karena ia menghindari hukuman hanya saja, yang menang itu Haechan Renjun mana tau isi pikiran negatif dengan sejuta keusilan diotaknya.
"Ini yang katanya panglimanya GALPATI? masa takut sama isi otak bulusnya bang Haechan"
Jujur Renjun kerap mendapat hinaan dulunya, tapi mendengar perkataan Jisung barusan, membuatnya sakit hati bukan main, apa ini reaksi darinya atau si Bhatara. Ia tau kok jisung itu cuma bercanda.
"Iya deh iya, apa Chan hukumannya, tapi jangan aneh-aneh, aku ngak mau ya sampe kejadian kayak kemarin" Ucap Renjun, dengan mata memincing, ia takut kejadian seperti kemarin terulang lagi, masa habis pulang kuliah Renjun disuruh cari belut disawah? . Renjun pulang dengan keadaan berlumpur, menenteng satu kresek hitam berisi 4 belut didalamnya, udah cape-cape pulang pun harus kena siraman rohani mama Winwin sampai lumpur yang menempel di bajunya ikut mengering.
"Iya, iya santai aja ngapa sih jun, kayak mau gue sodok aja"
"Ih kaya titit lo gede aja sih bang"
"Gini-gini punya gue tahan lama, dari pada punya lo Jis, bengkok"
"Udah-udah ihh~malu dong banyak yang liatin tuh, ngapain coba bahas begituan" Ucap Renjun melerai pertikaian kurang berfaedah antara dua uke dihadapannya ini.
"Oke sini jun, gue bisikin apa hukuman lo kali ini" Ucap Haechan disertai seringai tipis di bibirnya, membuat Renjun sedikit merinding sembari mencodongkan tubuhnya kearah Haechan.
"H-huh? yang lain dong Chan pliese" Ucap Renjun setelah mendengar bisikan maut dari Haechan.
"Kenapa bang?"
"Ngak papa le, Ren cuma gitu doang, bisa lah ya?" Ucap Haechan yang tak ingin dibantah lagi, dan hanya diberi anggukan patuh oleh Renjun.
________𝕭𝖑𝖚𝖊 𝕹𝖎𝖌𝖍𝖙_______
"Jaem"
Panggilan dengan nada lembut milik sang tunangan menyapa alat rungunya dengan lancang, membuat pemilik nama menoleh kearah pemuda manis yang kini tertunduk lesu, dibalasnya dengan deheman singkat.
Tidak ada balasan dari si manis, Renjun. Baru saja seluruh anggota GALPATI bubar sehabis diskusi yang cukup membuat kepala sedikit pengang.
Jaemin memandang Renjun yang mulai melangkah mendekatinya, hingga ia berhadapan dengannya aroma vanila yang lembut menyeruak di Indra penciuman nya. Kedua Tangan mungil milik Renjun terulur mengalungkan pada leher kokoh sang ketua. Dengan gerakan otomatis tangan kekar milik Jaemin melingkar di pinggang ramping milik Renjun.
Dilihatnya wajah tegas rupawan dengan kharisma yang ketara, tangan lembut milik Renjun hinggap membingkai wajah dengan garis tegas , mulai dari kening, alis yang tebal tapi rapi, mata dengan iri hitam yang terkesan tajam, hidung mancung, bibir dengan warna pink pucat sama sekali tak menunjukkan jika ia termasuk perokok aktif, dan dibelainya rahang tegas milik sang dominan.
"Jaemin, kamu ganteng" Ucap Renjun dengan wajah polosnya, jangan lupakan tubuhnya yang sudah menegang, tentu Jaemin tau jika Renjun tengah gugup di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE NIGHT (Jaemren)
RomancePrak Renjun hanya seorang pemuda bisu , saat ia mencoba melarikan diri dari mahasiswa yang merundungnya ia terjatuh dari atas tangga ia kira ia akan mati dan bertemu dengan orang tuanya. Tapi... "Ren, jangan bercanda mulu deh lo" "Kesambet biduan...