Michael menghembuskan nafas ketika dia kembali ke kediaman orang tuanya dengan Hera yang berada di rangkulannya. Hari ini mereka kembali ke rumah orang tua Michael untuk membicarakan lebih lanjut hubungan yang sebentar lagi akan memiliki buku pernikahan.
"Apa kau lelah Michael? Seharusnya kita tidak perlu repot-repot melakukan itu dengan sengaja mengundang reporter untuk mengumumkan pernikahan kita." Hera menangkup wajah Michael lalu memeluk Michael.
"Apa yang kau bicarakan? Bagaimana aku lelah ketika aku ingin dunia tau jika kau adalah wanitaku dan ibu dari calon anak kita."
Semburat merah muncul di wajah Hera bahkan sampai menjalar ke telinga ketika untaian kata yang dulu hanya dia andai-andaikan sekarang menjadi kenyataan.
"Ehem!" Deheman kepala keluarga itu membuyarkan mereka dari dunia mereka sendiri dan kembali melangkahkan kaki dan duduk di kursi ruang tamu dengan disambut oleh keluarga besar Michael yang sudah dulu mendutuki kursi dengan warna emas itu.
Michael menuntun Hera untuk duduk di salah satu kursi dan diikuti oleh dirinya.
"Aku ingin semua keluarga menghadiri acara pernikahan Michael dengan Hera. Aku ingin semuanya yang duduk disini tanpa terkecuali, bukan hanya pernikahan antara 2 orang tapi sebagai bentuk rasa syukur karna di tengah-tengah hari sakral itu ada bayi yang ikut hadir. Hera sedang hamil dan aku ingin semuanya merasa bahagia."
Semua anggota keluarga merasa canggung dan semaksimal mungkin untuk ikut bahagia tapi tiba-tiba terdengar suara "prak" yang beradu dengan meja marmer itu. Ibu Michael yang membanting cangkir teh nya dengan agak keras berdiri dengan raut yang emosi.
"Sophia!!!" Ayah Michael sedikit menekan suaranya, sarat akan rasa tidak suka dengan tingkah istrinya.
"Tidak apa-apa, ayah. Mungkin ibu sedang lelah. Terimakasih atas do'anya ibu." Hera sedikit meremat dress nya ketika dia mengatakan itu.
Hera tau jika sedari awal ibu Michael tidak menaruh suka padanya beda dengan Tuan George yaitu calon ayah mertuanya yang sangat antusias.
"Ehemm! Baiklah jadi keputusanku sudah bulat dan kalian,,," Ayah Michael menatap satu-satu anak-anaknya yaitu 2 kakak Michael dan 1 adik Michael serta paman dan bibi "kalian harus hadir."
Titah ayah Michael yaitu Tuan George adalah mutlak dan mereka tidak bisa membantah.
.
Setelah pertemuan keluarga itu, ibu Michael yaitu Sophia merenung di dalam kamar dan ketika suara pintu dibuka oleh seseorang dia membalikan tubuhnya yang tadinya menghadap jendela kini sepenuhnya menghadap anaknya. Ya, Michael sang empu yang membuka pintu tersebut.
"Ibu,,,,,,," Michael masuk kedalam kamar dan memeluk ibunya.
"Hiks,,,,, bagaimana kau melakukan ini, Michael. Bagaimana kau melakukan hal tercela seperti ini. Ibu tidak bisa membayangkan seberapa hancur hati Zee. Hikss,,,, hiks,,,"
"Maaf,,, maafkan aku ibu. Maafkan aku,,,,,,"
"Jangan minta maaf pada ibu, minta maaf pada Zee. Bagaimana kau tega menyakitinya ketika dia hanya punya kau di dunia ini."
(Aku juga harus meminta maaf karna faktanya aku tidak memberitahumu jika Zee sedang hamil. Aku takut ketika kau mngetahui fakta itu kau dan juga ayah akan mempertahankan Zee. Maafkan aku ibu)
"Michael, mungkin ibu akan sulit untuk menerima istrimu tapi ibu akan mencoba menerima dia sebagai menantu ibu. Jaga dia Michael, jangan lagi melakukan kesalahan yang akan kau sesali dikemudian hari apalagi Hera sedang mengandung anakmu. Pergilah, Hera pasti menunggumu di kamar."
YOU ARE READING
IT'S ALWAYS YOU (BL)
Romance"Karna akan selalu kau, kau dan kau." . . . . . . . . . . . . . . . (cover by. Pinterest)