bab 11

2 0 0
                                    

Andai aku bisa dicintai sepenuhnya olehmu. Layaknya aku mencintaimu. - Alula

Hari kedua di Semarang, aku masih saja setia dengan kamar. Sebenarnya hari ini Abi mengajakku ke kota lama, katanya anak muda biasa ke sana, tapi aku malas dan justru memilih berdiam diri di kamar dengan buku-buku yang Ummi beli saat kita turun di sebuah Gramedia.

"Lula," panggil ummi dari balik pintu kamarku.

"Masuk ummi," sahutku.

Ummi pun masuk ke dalam kamarku, terlihat sekali pandangan ummi cukup lelah. Mungkin karena banyaknya jadwal beliau.

"Ummi boleh bicara?" tanya Ummi.
Aku mengangguk, aku tahu ummi ingin membicarakan sesuatu. Namun, aku tidak tahu apa sesuatu itu.

"Lula yakin sama Shaka?" tanya Ummi.

Pertanyaan yang sebenarnya menjebak diriku sendiri. Kemarin aku yakin 100% pada pemuda itu. Namun, kini aku ragu dengannya. Terlepas dari jawaban salat malamku, aku memang sedikit ragu padanya. Pasalnya, dia kekasihku tapi aku tidak pernah dianggap ada olehnya. Eits, mungkin itu menurutku.

"Lula ... jawab pertanyaan Ummi, Nak."
Ummi kini menatapku dengan lembut.

"Lula bingung Ummi. Rasanya Lula ingin menyerah," jawabku, yang kini akhirnya terbuka dengan ummi.

"Kenapa?" tanya Ummi.

Aku menceritakan masalah-masalah kecil yang sering aku hadapi. Ummi hanya tersenyum padaku.

"Dalam hubungan, bertengkar itu wajar. Yang tidak wajar adalah kamu salah tapi kamu tidak mau mengaku salah," jelas Ummi.

"Ummi ... seandainya Lula putus dengan Shaka bagaimana?" tanyaku.

Entah kenapa kalimat itu justru keluar dari bibirku.

"Alasan putus?" tanya Ummi kembali.

"Rasanya Lula sudah tidak tahan dengan hubungan ini," jawabku singkat jelas dan padat.

"Lula sudah dewas, Ummi percaya Lula bisa memilih mana yang terbaik untuk Lula. Coba Lula ingat kembali perjalanan Lula mendapatkan Shaka."

Aku melihat kepergian perempuan paruh baya itu, ia menyerahkan semua masalahku ya pada dirimu sendiri. Aku semakin di buat bingung dengan ucapanku sendiri. Saat ini, otak dan pikiranku tidak sejalan, aku hanya ingin tenang.

Drrttt ... drrttt ... drrttt

Suara handphone berbunyi aku melihat nama dari layar ponselku itu.

Irenku

"Hallo, why?" ucapku to the point.

"Lo putus?" tanya Iren buru-buru.

"Ngarang Lo. Sejak kapan gue mutusin Shaka."

"Mending Lo buru deh balik," ucap Iren.

"Lagian Lo betah amat jadi orang Semarang," lanjutnya kembali.

Aku mendengarkan ocehan-ocehan kecil.dari gadis itu. Ya mungkin ia rindu denganku. Bagaimana nasib kuliahku? Aku tidak peduli, saat ini aku memang terkesan cuek dengan studdy-ku.

"Lo gak mau ketemu gue lagi?"

"Hallo Lul, Alula! Alula Fabiola?"

Suara itu masih terdengar dari balik handphone milikku. Rasanya kali ini aku benar-benar tidak ingin membicarakan Shaka. Dan yah, akhirnya telefon dari Iren terputus. Kulihat pesan  WhatsApp masuk.

Irenku "Gila Lo, sih. So ngartis amat sih. Gue serius Alula. Mending Lo putusin Shaka deh."

Irenku mengirim sebuah foto
Dan yah, lagi! Aku melihat gadis yang sama dengan foto kemarin hanya saja pakaiannya berbeda. Ada hubungan apa? Masa iya Shaka Setega itu denganku.

Irenku "Paham maksud gue?"

🌼🌼🌼

Keesokan harinya aku memutuskan untuk pulang ke Jogjakarta. Sengaja aku memilih kereta pagi agar tidak terlalu malam sampai sana. Setelah tiba di Jogja, aku meminta Avia untuk menjemput ku di stasiun.

"Rasanya aku sudah kangen kuliah," ucapku.

"Kangen kuliah apa kangen mahasiswanya?" ceplos Avia.

"Mungkin salah satunya itu," jawabku.

"By the way, Lo tahu dia?"

Aku menunjukkan foto yang dikirim Iren waktu itu. Kupikir Avia akan menjawabnya.

"Itu Arumi, temen kelasku, memang sih dia suka Shaka." 

"Eittttss ... maksud aku pernah suka Shaka." Avia mencoba mengulang kalimatnya.

Aku cukup paham, gadis ini tidak ingin membuatku kepikiran perihal itu. Namun, entah kenapa, otakku menolak.
Sesampainya di kostan, aku langsung menuju kamarku dan Avia. Biasa saja hanya ada kami, kebetulan Rani sedang ada urusan di kampus.


**** Bersambung ****
#Day11
#586kata
#crushseriesbookoffice

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kuingin Lari dari LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang