Bab 3

9 3 1
                                    

Wokey aku balik lagi nih dengan bagian 3 dari cerita ini. Selamat membaca semuanya.

🌼🌼🌼

*

*****
Obrolan panjang malam ini ternyata cukup membuatku kelelahan. Seharian melaksanakan PPKMB dan malamnya aku dipaksa cerita tentang Shaka kepada Avia dan Rani. Mereka berdua juga tidak percaya jika aku adalah gadis yang menyimpan rasa pada Shaka. Pasalnya, kata Avia, Shaka sosok yang humble di kelas tapi memang tidak terlihat jika ia memiliki kekasih, ya kudoakan saja jika kekasih Shaka nantinya aku.

Pagi telah tiba, aku sudah lebih dulu meninggalkan kostan Avia. Iya, hari ini aku masih melaksanakan PPKMB di kampus, tadi pagi aku sengaja bangun lebih awal dari pada kedua temanku. Sesampainya di kampus, terlihat hanya beberapa mahasiswa baru yang baru saja tiba. Aku memilih duduk di sebuah kursi depan koridor, sembari kubaca buku yang sengaja kubawa dari Jakarta.

"Sendiri aja Neng, kaya jomblo. Eh, memang jomblo sih," ucap Iren tiba-tiba duduk di sampingku.

"Masih hobby aja baca buku," lanjutnya kembali.

"Kan sudah gue bilang, buku dan gue itu ibarat Shaka dan gue. Tidak akan terpisahkan," jawabku.

"Shaka lagi," keluh Iren.

"Dimas juga ganteng, Lol. Masa Lo gak tertarik sih," ucap Iren.

"Selagi Shaka belum gue miliki, pantang bagi gue suka cowok lain."

Namun, tanpa kuduga sebelumnya. Kalimat yang baru saja kuucapkan nampaknya sampai pada pemilik nama Arshaka. Ia, dia berjalan tepat di hadapanku. Kali ini ia tidak sendiri, Shaka berjalan bersama Kak Fara, sesama panitia acara PPKMB ini.

"Pulang Lo ke mana? Bareng gue yah."

Aku tercengang mendengar perkataan Shaka pada Kak Fara. Ia mengajak Kak Fara pulang bersama dengannya.
"Hahaha, kampus," ceplos Iren. Gadis itu rupanya tengah mengejek diriku.

"Apaan sih, gue gak dengar Shaka ngomong apa barusan. Kuping gue tuli," ucapku sedikit kesal.

"Ibaratnya tuh gini. Dengerin baik-baik Alula Fabiola. Lo sama Shaka itu kenal zaman SMP, dan Shaka kuliah di sini sudah hampir dua tahun alias semester 4, Lo baru Maba. Otomatis dua tahun itu dia kosong tanpa Lo paham?" jelas Iren.

Pagi ini mood aku mulai luntur, aku pergi meninggalkan Iren sendiri. Suasana kampus masih sedikit sepi. Aku berjalan menuju gedung yang kemarin aku kunjungi dan bertemu dengan Shaka.

"Aku pikir, pertemuan kemarin adalah kabar untukku kembali mengejar hatimu. Aku cukup senang bisa bertemu denganmu lagi di sini. Namun, rasanya hatimu sudah berbeda. Entah, aku yang salah atau takdir memang tidak akan menyatukan kita."

Kututup buku yang kini ada di genggamanku. Suara sepatu terdengar mendekat ke arahku.
"Kalau dulu Lo hobby ke toilet, sekarang gedung ini jadi tempat persinggahan Lo?"

Aku menatapnya, Shaka, mata teduh yang tidak bisa kuhindari kali ini. Pemuda itu menghampiriku di gedung ini. Ia juga rupanya masih mengingat tempat persembunyianku semasa SMA dulu.

"Gak baik sendiri mulu, apalagi Lo mahasiswa baru," ucap Shaka.

"Gue biasa sendiri, makanya gue gak takut jika suatu saat nanti terjadi apa-apa sama gue," jawabku.

"Lo perempuan, kasus di kampus ini banyak sekali. Gue gak mau Lo kenapa-kenapa," ujarnya kembali.

"Kenapa Lo gak mau gue kenapa-kenapa, lo kan bukan siapa-siapa gue," sahutku santai.

"Emang Lo mau jadi apanya gue? Pacar? Gak mungkin kan," jawabnya.

Aku terdiam mendengar jawaban Shaka. Kalimat tidak mungkin membuat hatiku teriris perih. Seandainya dia tahu yang sebenarnya tentang hatiku, mungkin tidak akan berbicara seperti itu.

"Kenapa diem?" tanya Shaka.

"Gue ke lapangan dulu yah, udah mau mulai kayanya itu acara."

Aku berusaha menghindar dari percakapan kali ini dengannya. Padahal jika menuruti mauku, mungkin sampai jam pulang pun, ngobrol dengan  Shaka adalah mimpiku sejak dulu.

🌼🌼🌼

Acara PPKMB telah dimulai, seluruh mahasiswa baru memasuki aula kampus, hari ini ada jadwa demo UKM dan beberapa kegiatan kampus. Kulihat Kak Fara tengah mempersiapkan diri, tepat di sampingnya kulihat pula Shaka.

"Kayanya api cemburu mulai nyala lagi," ucap Iren.

"Biasa aja," jawabku singkat jelas dan padat.

"Lagian, kenapa Lo gak tanya langsung sama Shaka," ceplos Iren.

"Kalau gue tanya langsung, tandanya gue cari mati. Nanti kalau Shaka nanya kenapa kepo, gue jawab apa?" jelasku.

"Ya Lo jawab, karena gue suka sama Lo Linggar, gitu."

Memang sahabatku ini paling tidak bisa menahan mulutnya kalau sudah berbicara. Namun, aku menyayanginya, karena dia temanku sejak SMP lalau.
Acara dimulai, sorak bahagia terdengar dari seluruh mahasiswa baru. Almamater yang kuinginkan akhirnya kini melekat jelas di badanku. Seperti sebuah mimpi dapat berkuliah di sini dan kembali menjadi adik tingkat dari Shaka.

Bel istirahat berbunyi, aku bergegas menuju kantin untuk membeli sebotol Aqua. Namun, tak sengaja aku menabrak seseorang entah siapa dia.

Bruk!

"Aduh, maaf-maaf gue gak sengaja," ucapku padanya.

"Gak papa," jawabnya dengan santai.

"Bangun." Ia memberikan uluran tangannya padaku.

"Gpp gue bisa berdiri sendiri," ucapku.

"Mau ke mana, buru-buru sampai nabrak saya?" tanya pemuda itu kembali.

Namun, belum sempat kujawab pertanyaan pemuda itu. Panggilan dari Iren membuatku merasa terbebas dari pemuda yang memberiku pertanyaan itu.

"Lula!" Panggil Iren.

Gadis itu berlari menghampiriku.

"Gue cari-cari, ternyata Lo di sini."

"Dia siapa?" tanya Iren.

"Saya Raka, dari fakultas Teknik. Mbaknya siapa?" tanya pemuda yang ternyata bernama Raka.

"Saya Iren, ini teman saya namanya Alula." Iren memperkenalkan diri pada Raka.

"Mau beli apa? Ini kantin anak Teknik Lo banyak cowok di dalam," ujar Raka.

"Saya mau beli minum, Kak. Sudah haus," jawabku tanpa basa-basi lagi.

Raka yang paham dengan kondisiku, lantas pergi meninggalkan aku dan Iren. Kuperharikan langkahnya menuju sebuah warung dan ia kembali dengan dua botol minuman.

"Nih." Raka memberikan minuman itu padaku dan juga Iren.

"Berapa ini kak?" tanyaku

"Gratis. Tanda maafku sudah menabrak kamu," jawab Raka.

Aku terdiam dan sejenak berfikir. Bukan kah aku yang menabrak dirinya. Lantas mengapa ia mengatakan seperti itu?

***Bersambung***

Jangan lupa like, komen, dan follow yah. Saling bantu mensukseskan acara ini.

********

Minggu, 3 September 2023
#Day3
#893kata
#crushseriesbookoffice

Kuingin Lari dari LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang