Bab 5

6 3 0
                                    

Hay aku kembali, jangan lupa baca bab 1-4 yah baru bab 5 terima kasih

🌼🌼🌼


Pagi membangunkan ku dari rumah sejuk ini. Terlihat, ibu Raka tengah memasak di dapur. Aku berjalan menghampiri Ibu Raka.

"Sudah bangun, Nduk?" tanya Ibu Raka.

"Pie tidurnya? Nyenyak?" lanjutnya kembali.

"Alhamdulillah, Buk. Terima kasih banyak yah, Buk. Alula sudah diberi izin tidur di rumah ini semalam," jawabku pada Ibu Raka.

Tidak lama kemudian terlihat Raka berjalan menghampiriku.

"Kuliah?" tanya Raka.

Aku menganggukkan kepalaku, hari ini aku kuliah seperti biasa. Mulai untuk belajar layaknya sekolah biasa.

"Mandi gih," ibu Raka menyuruhku untuk mandi.

15 menit berlalu aku, sudah kembali dengan pakaian rapih. Tidak usah ditanya pakaian siapa yang kupakai kali ini. Aku mengenakan kaos milik Raka yang kupadukan dengan kemeja milik Raka pula dan rok milik Ibu Raka, katanya rok semasa mudanya.

"Cantik," ucap Raka, menatapku.

"Sudah sana pergi, nanti telat. Oh iya, Lula. Ini bekal makan untuk kamu yah, nanti di makan."

Ibu memberiku sekotak makan dan sebotol susu coklat.

Aku dan Raka pun berpamitan untuk pergi ke kampus, sepanjang perjalanan aku hanya menikmati udara pagi kota Yogyakarta. Sepertinya aku menemukan keluarga baru di sini. Hingga tiba di depan pintu gerbang kampus, tidak sengaja motor yang kunaiki berdampingan dengan motor Shaka. Ia melihatku bersama Raka. Wajahnya dingin, tenang tetapi entah hatinya.
Sesampainya di parkiran, Raka memarkirkan motornya berdekekatan dengan Shaka. Iya, di parkiran gedung fakultas teknik.

"Pagi mas bro," sapa Raka pada Shaka.
Shaka hanya tersenyum membalas sapaan Raka.

"Ceweknya?" tanya Shaka pada Raka. Ia menanyakan wanita yang dibonceng Raka yang tak lain adalah diriku sendiri.

"Calon," jawab Raka.

"Oh," jawab Shaka kembali.

Pemuda itu lalu pergi meninggalkan aku dan Raka. Tanpa berpikir panjang, aku pergi.meninggalkan Raka. Aku berjalan menuju gedung Fakultas pendidikan. Terlihat sudah banyak mahasiswa berdatangan.

"Alula!" panggil seseorang dari belakangku, suaranya tidak asing lagi. Iya dia adalah Irena.

"Lo semalam gak pulang?" tanya Iren.
"Gue nginep di rumah Kak Raka," jawabku.

"Heh! Demi apa Lo nginep di rumah cowok? Kalau Abi Lo tahu haduh bisa-bisa Lo disuruh pindah kampus," ujar Iren yang tidak menyangka jika aku semalam tidur di rumah Raka.

"Ada Ibunya ko, yakali aku sendiri sama Kak Raka," jawabku tak terima.

Gedung fakultas pendidikan bersebarangan dengan gedung fakultas teknik, sehingga terlihat jelas aktivitas anak-anak teknik di gedung sebelah tersebut.

"Shaka sama cewek," ceplos Iren tiba-tiba, seraya menunjuk gedung tetangga.

Sontak mataku tertuju pada gedung itu, terlihat jelas pemuda yang kukagumi sejak dulu tengah menggendong seorang perempuan cantik. Entah apa peristiwa yang sebenarnya, tapi rasanya hatiku tidak terima dengan semua ini.

"Apa dia balas dendam?" tanyaku pada Iren.

"Balas dendam apa?" Iren kembali membalikan pertanyaan padaku.

Kuingin Lari dari LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang