Bab I: Budak Cuan

207 21 2
                                    

Money can't buy happiness.

Kata siapa? 

Kalau kamu ngga pernah terhimpit situasi dilematis antara harus membeli pasta gigi atau mati-matian menebas pasak pengeluaran setengah mampus semata untuk bertahan hidup, jangan coba-coba bilang filosofi konyol itu di hadapan seseorang dari sandwich generation ini.

Kenalkan, dia Boo Seungkwan, 23 tahun. Seorang pemuda kampung yang prinsipnya adalah 'terabas trus gas pol yang penting halal!' untuk mendapatkan uang.

Receh pun amat berharga bagi Seungkwan yang adalah harapan keluarga. Pelit dan irit cuma sebelas dua belas, tapi persetan, yang penting ngga ada satu keping atau satu lembar pun yang meninggalkan dompet butut kesayangan pemberian Mbahnya.

"Oi, sobat miskin! Siapa yang ngabisin odolku! Ngaku kalian!"

Gerutu nyaring tiba-tiba terdengar di asrama Office Boy di pagi yang cerah bersajaha itu. Gerutu yang ngga asing lagi mengingat para penghuninya memang rusuh dengan cara mereka sendiri-sendiri. Both in an annoying and endearing way.

"Enak aja! Kamu doang tuh yang miskin! Aku sih engga, kan calon orang kaya, weeee..."

"Bang Jun! Kalo masih miskin tuh ngga usah ngehalu! Odol aja ngga modal banget sampai nyuri punya orang!"

Kenalkan, musuh bebuyutan Seungkwan: Jun.

Nama panjangnya Wen Junhui, 28 tahun. Belum kawin-kawin, tapi katanya sudah punya pacar yang ternyata adalah cewek gepeng dari salah satu karakter Genshin Impact.  Dia juga (katanya) punya bakat indihom... eh, indigo. Tapi entahlah, bisa jadi itu hanya keisengannya belaka karena memang salah satu hobinya adalah menakut-nakuti penghuni asrama dengan cerita-cerita hantu. Kurang ajar, bukan?

"Loh, kok jadi nuduh aku! Odol tinggal seiprit doang di pantat tabung gitu, kenapa ngga beli yang baru aja sih?! Noh, warungnya Bude Jang di depan, tinggal ngesot doang juga udah nyampe!"

"Eh, titisan dajjal! Itu odol udah aku bagi-bagi per sentimeter biar cukup sampai besok lusa!"

"Buseeetttt!"

"Tunggu... kok Bang Jun tau odolku tinggal segitu?! Pasti Abang yang ngabisin kan, ayo ngakuuuuu!"

"Wah, asik. Ada yang berantem nih." 

Penghuni asrama lain kemudian muncul sambil menggaruk pantat dengan wajah bantalnya. Mata kecil sembabnya karena baru saja bangun tidur tampak berkilat tertarik dengan keributan yang sedang pecah di ruang makan.

"Sumpah demi sempak bolong Ochi!" ujar Jun, masih ngga terima dipersalahkan. "Bukan aku yang ngabisin odol kamu!"

Ochi alias Kwon Soonyoung, 28 tahun, pemilik mata mungil yang rambutnya awut-awutan seperti kisah percintaannnya itu—kalau ngga ditolak, ya bertepuk sebelah tangan—seketika membelalak karena mendengar sempaknya ditumbalkan dalam sumpah menyumpah itu.

"Atau jangan-jangan..." Lirikan penuh curiga Jun langsung bergulir ke arah Soonyoung. "Nih dia kali yang nyuri! Semalam dia ngetok-ngetok pintu satu-satu. Kirain kelakuan jin gabut, eh ternyata dia ngemis-ngemis minta odol."

Sorot mata Seungkwan menyipit. Kini targetnya terfokus ke salah satu seniornya yang memang terkenal biang kerok segala kehebohan nomor dua setelah Jun. 

"Bang Ochi ya yang ngabisin odolku ngga bilang-bilang?!"

"Kok jadi nuduh aku?" balas Soonyoung, manyun. Ditepuknya dada berototnya yang menyembul di balik kaos singletnya. "Ya kali aku dah macho gini, pakenya odol anak-anak rasa stroberi kayak gitu. Mending gosok gigi pake sabun cuci piring."

ACCIDENTALLY IN LOVE【gyuboo】∥ Indonesian FF ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang