Bab 2: CEO Kim

95 14 0
                                    

Jam tangan Seungkwan menunjuk angka 8.35. Dua puluh lima menit sebelum sang CEO yang akan ditemuinya face to face untuk pertama kalinya tiba! 

Tak ayal, gugup mulai melanda Seungkwan, apalagi terngiang-ngiang di telinganya yang diucapkan Seungcheol tadi pagi, dan mungkin karena itu juga OCD-nya kambuh.

Beberapa staff penting kepercayaan sang CEO—termasuk Yoon Jeonghan, manajer utama divisi Human Resources and General Affairs yang menaungi semua tim pramukantor—sesekali bergantian masuk ke dalam ruangan yang sedang dikondisikan Seungkwan sesempurna mungkin itu. 

Sembari memastikan segala yang diperlukan sang petinggi perusahaan siap tersedia, para staff itu terkesima dan melayangkan pujian ke arah Seungkwan yang telah membuat ruang kerja sang CEO kinclong (seperti iklan pembersih ruangan di televisi) dan wangi

Namun ngga sedikit juga yang terheran-heran karena OB muda penuh passion itu tampak sangat fokus mengelap dan menggosok-gosok spot yang sama berulang kali sehingga dia ngga menyahut sama sekali saat ditegur.

Mungkin OCD Seungkwan dalam hal kebersihan berakar dari gemblengan si Mbah dan almarhumah Bundanya. Bagaimana ngga? Sejak masih anak-anak, dia selalu dihajar dengan 'siraman rohani' kalau kegiatan bersih-bersihnya masih meninggalkan noda atau jejak di manapun di rumah. Sekecil, sehalus, serenik apapun itu!

Manusia ngga ada yang sempurna, begitulah kalimat bijak. Akan tetapi, si Mbah dan almarhumah Bunda Seungkwan ngga mau tau. 

Definisi bersih adalah kondisi tanpa cela dimana bahkan cicak sekalipun bisa terpeleset jika berpijak di atasnya. Dan jika belum mencapai standar ini, kedua kuping Seungkwan harus siap-siap memanas menerima cecar omelan yang nyaris tanpa titik dan koma. 

Kini, mata elang Seungkwan menemukan sisa noda yang masih menempel di lantai, dekat ambang pintu. Entah apa. Dan noda itu bahkan hanya sebesar biji nasi! 

Namun sang OB muda yang sedang kerasukan OCD-nya terus mengepel dan menggosok noda itu. Ngedumelnya pun turut mengiringi usahanya karena memang noda yang diperanginya sebandel itu hilangnya! 

Orang lain bahkan ngga sadar jika ada noda itu disana, tapi Seungkwan dengan segenap hati ngga akan menyerah dan berhenti.

Namun naas, ya naas, kita ke bagian klimaks plotnya sekarang, Seungkwan terlalu fokus hingga dia ngga sadar sedang menungging maksimal dengan otot-otot tangan yang mengencang menggerakkan tongkat pel. 

Tiba-tiba saja pintu terbuka, dan di saat yang sama, langkahnya bergerak mundur. Sebuah kecelakaan pun ngga terhindarkan.

"EH, ANJENGGG!!!" 

Seungkwan sontak berdiri tegap saat merasakan tepukan di pantat sintalnya. 

"SIAPA NIH BANGSAT! BERANI-BERANINYA..."

Hanya dalam kedipan mata, suara Seungkwan mendadak lenyap seperti nyamuk yang bucat oleh satu tepukan keras. Terbelalak matanya, kaget bukan kepalang. Untung saja, dia ngga sampai pipis di celana.

Di hadapan OB yang terperangah itu, kini berdiri sosok CEO muda seumuran Seungcheol. Bedanya, dari ujung rambut hingga ujung sepatunya berbau semriwing kekayaan yang langsung membuat Seungkwan pusing. 

Tinggi besar postur sang CEO bak atlet basket, menyimpan karisma misterius yang elegan. Dari profil majalah, Seungkwan tau jika 187 sentimeter itu tinggi, tapi dia ngga menyangka figur nyata atasannya akan setinggi ini. Bahkan sampai menengadah kepalanya saat mata mereka beradu, seakan dia sedang mengamati puncak menara.

Aura tipikal Supreme Alpha yang ngga mengenal takut pada apapun ternyata melekat pula pada sosok sang CEO, membuatnya tampak menantang bak tirani tangan besi bagi mereka yang mudah terintimidasi. Bahkan Seungkwan yang satu-satunya ketakutannya adalah ngga punya uang termundur perlahan karena gentar. 

ACCIDENTALLY IN LOVE【gyuboo】∥ Indonesian FF ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang