Bab 3: Sama Pagi, Beda Dunia

84 14 1
                                    

Hari itu langit pagi terpantau cerah jaya. 

Cuaca yang sempurna untuk mengeringkan sempak-sempak yang basah. Sembari geol-geol mengikuti irama koplo dari rumah tetangga sebelah, Seungkwan menjemur cuciannya di rooftop asrama OB, dan oh... betapa terkejutnya (baca: hijau matanya) saat melihat selembar uang yang teronggok di antara pot-pot pohon cabenya yang sedang berbuah ranum-ranumnya. 

Celinguk kanan, celinguk kiri, aman.

Dengan senyum sumringah tanpa peduli uang siapa itu (bahkan bisa saja itu umpan pesugihan, kan?), Seungkwan berjongkok dan meraih lembar berharga yang tentu saja ngga akan disia-siakannya itu. Namun tanpa diduga, tiba-tiba saja...

"Hoiiiiiii!!"

Refleks Seungkwan secepat kilat meremas uang itu sekecil-kecilnya, lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. Kotor dan debu terkecap di lidahnya, tapi peduli setan. Sejenak dia mematung, namun matanya mem-bombastic side eye kanan dan kirinya, memperhatikan situasi. Suara jeritan barusan ngga salah lagi... itu milik Ochi aka Soonyoung!

"Para sobat miskin penghuni asrama OB sudah pada bangun belum nih!"

"Bang Ochi, apaan sih! Pagi-pagi sudah berisik!"

Terdengar Soonyoung dan Seokmin yang akhirnya beradu bacot di ruang tengah.

"Lee Seokmin! Kamu masih dendam ya sama aku gara-gara kemarin lusa dikejar banci pentolan kampung sini!?"

"Bau-baunya pasti mau nuduh nih. Coba bilang, aku salah apa lagi, Bang!?"

"Kolor aku!" seru Soonyoung, frustasi sampai hati. "Kolor aku hilang dari jemuran atas!"

"Kolor yang mana sih, Bang?! Kan banyak kolor disono!"

"Kolor motif macan kesayangan aku, cok! Jelas-jelas kemarin aku jemur di atas, tapi pas barusan mau ku ambil, itu kolor udah lenyap! Kamu sembunyiin ya? Atau kamu embat, hah??"

"Sembarangan! Faedahnya apa buat aku nyolong kolor Bang Ochi!?"

"Lama, ah. Gelutnya kapan? Aku tungguin."

Sontak dua penghuni asrama yang sedang tanding kencang-kencangan urat leher itu pun langsung menoleh ke arah jendela. Terlihat Seungkwan yang sedang ngejogrok jongkok di tepi rooftop dengan ekspresi bosan. 

"Eh, tuyul botol kecap!" maki Seokmin ke arah si penghuni termuda. "Emang brengsek nih bocah, malah ngomporin! Atau jangan-jangan kamu yang balas dendam sama Bang Ochi gara-gara sempakmu dipake sama dia waktu itu. Ayo, ngaku!"

"Enak aja!" cibir Seungkwan, langsung melesat berdiri. "Kolor yang dimaksud Bang Ochi apa yang loreng-lorengnya rame banget terus banyak totol-totol hitamnya itu?!"

"Nah, iya. Kamu tau, kan!" 

Soonyoung makin berang. 

"Kamu yang nyembunyiin, ya?!"

"Tadi aku lihat di kamar Bang Jun pas lagi ngambil charger hapeku disana!" Seungkwan menunjuk ke arah kamar tersangka. "Sialan tuh orang, minjem charger ngga bilang-bilang!" 

"JUUUUUUUN! ANAK JIN IPRIT!" amuk Soonyoung. "BALIKIN KOLOR AKU, SETAAAAANNNN!"

"Oke. Jadi udah ketemu kan kolornya?" 

Terdengar suara Seungcheol dengan suara maskulin beratnya khas bangun tidur. 

"Aku udah ngga perlu bantu nyariin, kan?"

"Ehehe... me-met pagi, Bang Cheol." Spontan Seokmin cengar-cengir keder. "Ngga, Bang. Sudah beres kayaknya, hehe."

"Ya udah, mandi sana."

ACCIDENTALLY IN LOVE【gyuboo】∥ Indonesian FF ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang