"Jeonghyeon! Aku suka kamu."
Entah sudah berapa banyak pertanyaan cinta yang didapat oleh mantanmu itu, Jeonghyeon, sejak kalian putus. Rasanya setiap minggu ada aja yang menyatakan cintanya ke Jeonghyeon. Lagi-lagi kamu melihat pernyataan cinta di lapangan dari koridor lantai dua
Kamu merasa biasa saja sih melihat penampakan itu, kamu sudah tak ada rasa lagi ke Jeonghyeon. Itu adalah hal yang ingin kamu rasakan. Nyatanya? kamu masih merasa kepanasan saat melihat cewek-cewek lain berusaha berpacaran dengannya, faktanya kamu masih mencintainya. Bagaimana tidak? kamu sudah menyukainya sejak bertemu pertama kali di bangku SMP, dan sekarang kamu tinggal 1 semester lagi di SMA.
"ANJING." Ucapmu cukup kencang, membuat sahabatmu, Chaehyun sedikit kaget.
"Gue tau lu kesel, tapi lu udah bukan siapa-siapanya dia [Name]." Kamu makin kesal mendengar ucapan Chaehyun, tapi benar juga hal yang dikatakannya, kamu udah ga ada hak buat cemburu gara-gara Jeonghyeon.
Kamu beranjak pergi ke kelasmu, diikuti oleh Chaehyun. Kamu mencoba tidur untuk meredakan emosimu, tapi sialnya lagi Jeonghyeon datang membuka pintu kelasmu, membawa printilan-printilan hadiah dari gadis yang baru saja menyatakan perasaannya.
Dia menghampirimu yang bahkan sama sekali tak melihat ke arahnya.
"Nih, [Name], cokelat."
"Apaan dah?" Tanyamu melihat aksi Jeonghyeon yang tiba-tiba sekali.
"Lo kan suka coklat nih, gua berbaik hati ngasih lo ini."
Alasan klise Jeonghyeon, kamu juga sebenarnya tau kalo cokelat yang didapatkan Jeonghyeon udah terlalu banyak, tapi apa maksudnya memberikannya padamu? bukan pada teman-teman lainnya, atau bahkan Chaehyun yang berada di sebelahmu?
"Thanks." Kamu senang diberi coklat olehnya, tapi kamu menutup-nutupinya.
Itu 1 alasan kenapa kamu masih menyukainya, walaupun kalian sudah putus, tapi dia masih bertingkah baik kepadamu. Nggak kayak cowokmu sebelumnya, dia ngejelek-jelekin kamu di hadapan teman-temannya, bahkan berusaha ke teman-temanmu.
Setelah memberimu cokelat, Jeonghyeon langsung keluar dari kelas lagi.
"Gue masih suka dia Chae, tapi nggak mungkin kan gue bisa balikan lagi sama dia?" Tanyamu ke Chaehyun.
"Ya sebenernya nggak ada yang mustahil sih." Seru Chaehyun.
"Huft." Kamu menghela nafas, dan tidur di mejamu lagi.
Di esok hari saat kamu tiba di sekolah, murid-murid ramai berbincang, kamu bingung kenapa semua menggosip, kamu seperti ketinggalan berita besar. Di saat yang tepat kamu bertemu Ningning, salah satu teman baikmu, kamu menanyakan hal itu ke Ningning.
"Ning, ini kenapa semua pada ngobrol mulu? ga biasa."
"Oh, itu gara-gara mantan lo mau pindah ke Jerman habis ini."
Kamu shock seberat-beratnya, Jeonghyeon mau pindah? kamu benar-benar tak menyangka hal itu, karena dulu dia pernah bilang dia nggak akan pergi ke mana-mana, yeah because people changes.
Kamu langsung berlari ke tangga menghampiri Chaehyun, yang notabenenya sepupu Jeonghyeon.
"CHAE, LU TAU JEONGHYEON BAKAL PINDAH?" Tanyamu keras.
"Aduh, sorry [Name], Jeonghyeon bilang jangan ngasih tau lu."
Mendengar penjelasan Chaehyun kamu tak bisa lagi kesal padanya, karena Jeonghyeon sendirilah yang memerintahnya.
Kamu ingin segera naik ke kelas, mencari Jeonghyeon, dan berbincang dengannya. Tapi sebelum kamu memginjakkan kakimu ke anak tangga selanjutnya, Chaehyun memberhentikan aksimu. "[Name], nggak ada guna lu ke atas, Jeonghyeon pindah hari ini."
Kamu langsung teriak sekencang-kencangnya mendengar ucapan Chaehyun. Tanpa pikir panjang kamu langsung keluar sekolah, bahasa kasarnya bolos, dan pergi ke bandara, tak peduli ongkos transportasi semahal apapun.
Saat sudah sampai, kamu, masih dengan seragam sekolahmu, langsung memutari bandara untuk mencari Jeonghyeon. Tak begitu lama, kamu dapat menemuinya, karena koper, dan pakaiannya yang serba hijau, warna favoritnya.
Jeonghyeon menoleh, melihat kehadiranmu yang tiba-tiba, dia berdiri berjalan menghampirimu.
"[Name], ngapain lo ke sini?" Tanya Jeonghyeon sambil memegang bahumu.
Tanpa memedulikan ucapan Jeonghyeon, kamu langsung mengucapkan apa yang ada di pikiranmu sekarang.
"Jeonghyeon, gue masih suka sama lo."
Jeonghyeon tak menyangka hal itu yang akan diucapkan olehmu. Dia mengira selama ini kamu sudah membencinya karena sikapmu yang mendingin kepadanya.
Saat itu juga, final boarding announcement untuk pesawat Jeonghyeon bersuara, sudah waktunya Jeonghyeon untuk pergi ke Jerman.
"[Name], gua juga masih suka lo, tapi maaf, buat kita balikan itu mustahil, gua nggak akan balik ke sini lagi. Maaf lagi, thank you, [Name]. Goodbye."
KAMU SEDANG MEMBACA
EVNNE Oneshots
Fanfictiononeshots of evnne members (◍•ᴗ•◍)❤ 2 writers, rei & lia semi-baku wwwrei-lia