Chances ~ Terazono Keita

153 5 0
                                    

Italic : flashback

"You loved me, but I still love you."

Angin berhembus menerpa wajah seorang pemuda. Kini ia sedang duduk di pantai, terkadang ombak laut menyentuh ujung kakinya, tapi itu tak mengganggu dirinya. Pemuda itu adalah Keita, dan beberapa menit yang lalu, ia baru saja menyaksikan sahabatnya menerima ajakan pacaran dari orang yang ia taksir. Mungkin kata sahabat kurang tepat, karena Keita sudah lama menyukai sahabatnya itu.

" [Name], mau nggak jadi pacarku?" Pemuda di hadapanmu itu memegang sebuah buket bunga di tangannya, memberikannya kepadamu.

"Iya!" Serumu, dengan wajah yang memerah dan tersenyum lebar.

Sesaat setelah kamu mengatakan itu, dan memeluk pemuda yang kini merupakan pacarmu, teman-temanmu keluar dari belakang semak-semak di sekitar kalian. Mulai memberimu selamat, dan salah satu temanmu yang hadir di situ adalah Keita. Dia merupakan sahabatmu sejak kecil, bahkan dulu kamu pernah menyukai pemuda itu. Keita menghampirimu dengan senyum tipis, rasanya hampir seperti ia terpaksa untuk tersenyum dihadapanmu.

"Selamat, moga langgeng, ya." Ucapnya, tersenyum kepadamu.

"Makasih.." Ucapmu.

Keita hanya tersenyum tipis, lalu pergi meninggalkanmu dan pacar barumu, pergi bersama dengan teman-teman kalian yang lain.

Keita berjalan dibelakang teman-temannya yang lain, ia bingung harus senang atau tidak karena sahabat sekaligus orang yang ia taksir kini mempunyai pacar.

"Eh, tapi seinget gua dulu [Name] senengnya sama lo, deh, Kei. Lamaaa banget, sangking lamanya gua kira bakal jadian sama lo, eh ternyata jadian sama dia." Ucap salah satu temanmu, bercerita tentang betapa kamu menyukai Keita dulu. Mendengar itu, Keita bukannya tertawa dan ikut bercanda bersama mereka, ia malah segera pamit.

"Eh, gua pamit dulu ya, ada urusan." Ucapnya singkat, lalu segera menaiki motornya dan pergi.

Lalu sekarang, disinilah dia, duduk diatas butiran-butiran pasir putih, kakinya terkena ombak laut, angin meniup rambut dan jaketnya. Dia hanya menatap bulan yang bulat di atas langit sambil berpikir.

Dia memikirkan puluhan kejadian, memori-memorinya bersamamu sejak kalian kecil sampai sekarang. Betapa bodohnya ia jika tidak dapat menyadari bahwa kamu menyukainya selama bertahun-tahun itu. Bodohnya ia yang masih ragu ketika ingin mengutarakan perasaannya padamu. Berpikir bahwa kamu tidak memiliki perasaan yang sama dengannya. Berpikir bahwa kamu menyukai orang lain, dan ia bahkan tak memiliki kesempatan. Bahkan beberapa jam yang lalu ia sudah mulai merelakan dan berpikir bahwa kamu memiliki pacar adalah hal yang baik karena setelah bertahun-tahun tidak pernah berpacaran kamu akhirnya mempunyai pacar. Beberapa jam yang lalu ia masih berpikir kamu tidak pernah menyukainya. Beberapa jam yang lalu, ia sudah memiliki tekad akan berhenti menyukaimu dalam diam dan move on. Tapi ketika ia mengetahui bahwa dulu kamu pernah menyukainya, tekadnya hancur. Hatinya ikut hancur, dan pikirannya kini kacau. Dia akan menyesal tidak pernah mengajakmu berpacaran, dan hatinya tidak akan tenang melihatmu bersama dengan pacarmu.

"God gave me thousands of chance, but I was blind." Bisiknya kepada dirinya sendiri, ia tahu bahwa hari ini akan mengubah banyak hal dalam hidupnya, dan ia harus siap, bahkan dengan keadaan hati yang kacau.

EVNNE OneshotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang