6:GEMETAR

82 3 0
                                    

Malam itu sekitar jam setengah 12,Dean terbangun dari tidurnya,rasa nyeri yang luar biasa menghantam kepalanya,detak jantung yang dua kali berdetak lebih kencang dan keringat dingin mengucur dari dahinya.

"Sakitt...banget..."lirih Dean yang mulai menangis sembari meremat kepalanya yang terasa nyeri luar biasa.

Dean menurunkan kakinya ke lantai, perlahan ia berjalan sambil menumpu di dinding menuju kamar mandi,tak sadar darah mulai mengucur dari kedua lubang hidungnya.

"Aaa...aaargghh...."Dean memijit pelipisnya yang makin terasa nyeri.

Dean menyeka darah-darah itu dengan tangannya lalu mencucinya di kucuran air dari keran.

Wajah mulai biru memucat apalagi suasana malam ini juga sangat dingin,Dean bahkan takut menatap pantulan bayangan wajahnya di cermin yang terlihat seperti hantu.

Dean kembali ke kasurnya,di saat hendak naik ke kasur Dean tak sengaja menyenggol gelas kaca hingga pecah jatuh ke lantai.

Dalam keheningan malam suara pecahan gelas terdengar sangat keras,bahkan rintihan Dean saat itu.

Liara yang baru pulang dari kantor nya mendengar suaranya pecahan gelas itu dan langsung mengecek ke kamar Dean.

"Ngapain itu anak udah setengah dua belas belum tidur,"ucapnya menaiki anak tangga satu-persatu menuju kamar Dean.

"Dean!!"Liara langsung membuka pintu kamar Dean.

Sontak Liara melebarkan bola matanya kaget,bagaimana tidak penampakan Dean yang sudah sangat kacau,darah mengucur makin banyak dari hidungnya tangannya juga di lumuri dengan darah segar.

"Dean sayang kamu kenapa,"

"Dean ga apa-apa ma,ge-gelas nya pecah..."

"Ya ampun ini hidungnya,"Liara menangkup kedua belah pipi Dean dengan tangan lentiknya.

Tak peduli pakaian favorit bernoda,Liara mendekap  Dean yang lemah ke dalam pelukannya,di saat itu ia buru-buru menelpon pak Juan yang berada di lantai bawah.

"Halo Juan kita ke rumah sakit sekarang...cepat"Liara langsung sigap membawa Dean ke rumah sakit bersama pak juan malam itu.

Besoknya...

"Untung aja kamu gak apa-apa,kenapa kamu ga ceritain ke mama??"tanya Liara dengan ekspresi marah.

"Dean takut,"ucap Dean datar sebari memainkan jempol kakinya.

"Haduhh!!!kamu tau ngak,semalaman mama bergadang khawatirin kamu__"Liara mulai mengomeli Dean panjang lebar pagi itu.

"Maaf,Dean gamau bikin Mama khawatirkan,"Isak Dean mulai menyeka air matanya dengan tangan di pasangkan infus.

"Jangan ulangin lagi ngerti??"

Dean mengangguk dengan mata berkaca-kaca.

"Udah gausah nangis,"Liara mengusap sudut mata Dean.

******

[SMA BERLIAN]

Ini hari kedua Dean bersekolah, keadaannya masih belum pulih sepenuhnya ia masih terlihat lemas dan tidak bersemangat.

"Dean ke UKS aja yuk,"ajak Vifin yang melihat wajah Dean seperti mayat hidup.

"Gausah Fin gue baik-baik aja,"tolak Dean.

"Tapi lu udah kek manekin njirr,pucet banget gue anterin pulang ya,"

"Gausah Fin,"

"BRAAKKK!!!"pintu kelas MIPA D di dobrak oleh seorang cowok berperawakan tinggi,ia adalah Gavian Radeva si murid bandel.

DEANDEN(REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang