~End~

30.5K 1.2K 28
                                    

Kasur bergetar mengeluarkan bunyi yang berisik berkali-kali, suara desahan pun bersautan satu sama lain di dalam kamar itu.

"Ah! Ngh... Pentokin daddyh- yah! Ah..."

Mendengar kata-kata yang di lontarkan Rhama secara frontal, tentu saja membuat Vano tambah sange dan semangat, di tambah lagi suami kecilnya kini nampak sangat seksi dengan lubang kecil yang terus menghisap miliknya.

"Jangan binal-binal dong sayang" Vano mengusap pipi sang suami sembari menggenjotnya.

Rhama melirik sang dominan, "Kenapah? Hngh! Ah.. Kamuh gak suka aku binal?"

"Bukan gitu, aku jadi tambah sange." ucap Vano sembari menaikan tempo genjotannya.

Akhirnya keduanya pun mencapai puncaknya, cairan kental dan hangat keluar dari kedua penis tersebut.

Namun, Rhama tampak tak puas, ia pun segera duduk dan memebungkuk-kan badannya di depan penis Vano, lalu kemudian meraih penis itu.

Hal itu membuat Vano panik, lantaran ia baru selesai crot beberapa detik lalu.

"Bentar! Jangan di hisep dulu, baru crot soalnya"

Rhama pun melepas kejantanan suaminya, ia menatap pada Vano. "Kontol kamu kok bisa besar? Tapi kok punya aku kecil ya? Aku kan juga mau ngerasain kontol besar." ia menatap secara bergantian antara kejantanan Vano dan wajah Vano.

Sudut bibir Vano terangkat, "Gak enak, berat" kini Vano nampaknya sudah siap untuk melakukan itu lagi, ia menggendong Rhama dan merubah posisinya duduk suaminya itu di lantai sementara ia duduk di pinggiran kasur.

"Jangan kena gigi ya, papa" Vano menyodorkan miliknya di depan mulut Rhama.

"Oke" Rhama membuka mulutnya selebar mungkin untuk memasukan benda panjang itu ke dalam mulutnya.

"Haa...." suara nafas Vano sedikit memberat akibat hisapan suami kecilnya. Nikmat banget hisapannya kalo kata Vano mah.

Ia menatap pada sub di bawahnya, merasa tidak puas, Vano pun menikmati hisapan sembari memainkan kejantanan Rhama menggunakan kakinya.

Tubuh Rhama bergetar.

Vano, "Latihan konsentrasi"

Rhama yang mendengar itu langsung memberikan jari tengah pada Vano 'Bacot banget ni orang, kek peler, tapi gue sayang' ya begitulah isi hati Rhama.

Vano mencengkram kepala Rhama dan memasukan kejantanannya hingga ke ujung tenggorokan Rhama. Walaupun nafas Rhama sedikit tercekat, tetapi ia suka sensasi hangat di dalam mulutnya itu.

Kejantanan Vano di keluarkan dari mulut Rhama dan mulut kecil itu kini di penuhi oleh sperma yang hangat dari Vano.

"Lihat wajah mu sekarang, seksi, jadi ngaceng lagi deh" Ucap Vano sembari membersihkan sisa sperma yang berada di pipi Rhama.

Saat akan melanjutkan aktifitas mereka kembali, telfon milik Vano berdering, mau tidak mau Vano harus mengangkatnya dan mengenakan kembali pakaiannya.

"Halo kak kenapa Video Call? Si kembar aman kan?" tanya nya sembari menatap pada sosok kakak di dalam panggilan Video tersebut.

"Aman kok, cuma Reva dari tadi agak rewel manggil Rhama mulu, jadi w kasih Video call ke Reva biar lebih anteng" ucap keisha dari seberang telfon sambil melihatkan kedua bocah kembar yang tengah asik bermain.

"Reva~" Vano melambaikan tangan pada putrinya. Reva yang mendengar suara Daddynya dari seberang telfon pun langsung menghampiri Keisha dengan semangat.

"Dadda!"

Vano terseneyum hangat menatap malaikat kecilnya, "Jangan ngerepotin bibi ya? Hehe, satu malem doang kok papa sama daddy di hotel"

Tentu saja anak usia 2 tahun itu belum mengerti apa yang di ucapkan Daddynya, ia hanya terus mengumamkan kata Papa berulang kali yang mengisyaratkan bahwa ia bertanya di mana sosok papanya.

Tentu saja Vano yang paham memberikan ponselnya pada Rhama, dan kedua mahluk ciptaan tuhan itu saling berkomunikasi hangat, walaupun Reva tidak paham apa yang di katakan Rhama dan apa yang ia ucapkan.

Keisha, "Ya udah Van, gak ada apa-apa lagi. Gue telfon cuman karena Reva aja, selamat bersenang-senang lagi!" ia menutup telfon itu.

Vano memasukan ponselnya dalam saku, kemudian ia duduk di sofa bersama Rhama.

"Tadi anak kecil yang di bawa Yudhist siapa ya?" tanya Rhama sembari melihat foto-foto nikahan yang ada di ponselnya.

"Yang mana?" tanya Vano bingung.

"Yang ini loh" tunjuk Rhama di foto tersebut. Terlihat bocah usia sekitar usia 1 tahun di dalam gendongan Yudhist.

"Adeknya mungkin? Atau saudaranya?"

"Mungkin...." gumam Rhama halus.

Tak lama kemudian Rhama menunjukan ekspresi sumrigah kembali, "Belom mandi lagi kan kamu? Ayo mandi, sekalian tusuk pantat ku lagi" ucapnya sembari menepuk pantatnya yang bertambah semok seiring berjalannya waktu.

Vano mengangkat tubuh Rhama seperti karung beras dan melangkah menuju kamar mandi, "Kamu ini loh..."

Rhama, "Hehe, tambah sayang sama dunia ku satu ini"

"Me too, babe~"
.
.
.
The End
~~~~~~~~
Book Kang Bully Jadi Boti sudah tamat sampai sini, maaf banget kalo endingnya membuat sedikit kecewa karena sangat pendek seperti kontolnya Rhama ^^

Saya ucapkan terimakasih pada kalian yang sudah mengikuti book ini dari awal hingga akhir, jujur gue sangat senang dan bahagia dengan membaca komen kalian semua.

Untuk kalian yang merasa ini kurang/ gantung karena permasalahan Yudhist dan Ezar belom kelar, tenang aja, bakal ada book seri ke 2 dengan judul Bukan Bapak Mu yang akan berisi tentang kehidupan ship Ezar × Yudhist, untuk book Bukan Bapak Mu kemungkinan akan saya publish secepatnya.

Sekiranya itu saja, maaf kalo isinya kali ini lebih banyak bacot saya.

Hehe, see you di book ke dua!

By: AkanaMizu

Kang Bully Jadi Boti || Mpreg (Tamat)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang