Mencintai Dalam Diam (Sudah Terbit)

10 2 2
                                    

Namaku Sabita Anastasya, lahir di Aceh 18 November 2002

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namaku Sabita Anastasya, lahir di Aceh 18 November 2002. Orang terdekatku biasa memanggilku Sabita. Aku sedang menempuh pendidikanku di salah satu Universitas yaitu di Universitas Samudra. Sepenggal kisahku akan aku tuang di sini. Ini tentangku dan dia, orang yang setiap hari aku kagumi.

***
Waktu telah menunjukkan pada pukul 16.10 WIB, namun aku sangat enggan untuk bangkit dari tempat dudukku yang berada di taman kampus, sambil memainkan laptopku.

"DOR!" Aku sama sekali tidak terkejut kala seseorang di belakangku mencoba mengejutkanku.

"Kok gak kaget?" ketusnya lalu duduk di sampingku, aku hanya menoleh sebentar padanya lalu kembali fokus pada laptopku.

"Kurang kencang ngagetinnya Farhan," jawabku tanpa menatapnya.

Farhan adalah sahabatku sejak kecil, ia sangat baik padaku. Bahkan kedekatan kami kerap sekali membuat orang-orang mengira kami sebagai adik abang. Bagaimana tidak, ke mana-mana kami selalu bersama.

"Masih ngetik naskah? Udah sore banget loh ini." Farhan ikut menatap layar laptopku, melihat apa yang sedang aku ketik.

Aku mengangguk, "Sedikit lagi selesai, aku mau sore ini naskahku selesai. Kamu tahu? setiap hari aku terus diteror oleh pihak penerbit."

"Mencintai Dalam Diam, bab 3, Tentang Kita." Farhan membaca judul naskah yang berada pada laptopku sambil menganggukkan kepalanya.

"Ini novel yang ke berapa sih Ta?" lanjut Farhan.

"Em ... enam."

"Widih ... gokil banget," ucap Farhan memujiku, sontak aku langsung menoleh ke arahnya.

"Sahabat siapa tuh?" tanyaku menaikkan sebelah alis.

"Sahabat Farhan Faris Aditama, yang bernama Author Sabita Anastasya ...!" ucap Farhan sedikit berteriak sambil melebarkan kedua tangannya hendak memulukku.

"Apaan sih Farhan! Geli tau gak!" sergahku cepat.

"Nyenyenye ...!" timpal Farhan.

"Haha ... bercanda." Aku sedikit mendorong Farhan hingga ia sedikit terhuyung.

Aku menatap lekat wajah Farhan yang menurutku sangat tampan. Jujur saja, aku telah mengaguminya sudah sangat lama, bahkan dari saat kami masih SMA. Aku akui Farhan adalah laki-laki yang sangat baik, ia selalu ada untukku kala aku sedang membutuhkannya, kapan dan di mana pun aku berada.

"Eh btw aku mau kasih tau kamu sesuatu nih."

Farhan berubah menjadi serius. Namun, aku sama sekali tidak menolehkan wajahku untuk menatap Farhan, karena saat itu fokusku hanya pada laptopku.

"Apaan tuh?" balasku.

"Sebenarnya aku besok mau ...."

"Apa?" tanyaku kembali kala Farhan menggantung ucapannya.

KUMPULAN CERPEN (Cerita Pendek) Sudah Terbit dan Belum TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang