Seiring berjalanannya waktu, Evelyn menjadi semakin akrab dengan kediaman keluarga Connor sebab Dave selalu mengikutsertakan Ia dalam beberapa kesempatan. Seperti di akhir pekan ini, dimana Evelyn kembali mengunjungi kediaman Connor untuk merayakan kemenangan yang diraih Dave bersama Timnya dalam turnamen baseball musim ini.Dave mengadakan pesta barbeque di halaman belakangan rumah, di sebuah pendopo yang dibangun tak jauh dari kolam renang besar. Tak hanya Evelyn, Sebastian dan Dahlia ikut bergabung, lalu ada empat orang rekan satu timnya yang turut hadir.
Perayaan itu cukup sederhana dengan Dave yang memanggang daging, rekannya yang memainkan alat musik petik dan menuangkan wine, sesekali melemparkan candaan dan sarkasme. Evelyn berdiri di sisi sang kekasih sementara yang lain duduk di sofa besar sembari berbincang. Tidak ada pelayan. Dave dan 4 rekannya menyiapkan pesta kecil-kecilan itu dengan cara mereka sendiri.
"Sorakan tadi gila, bukan? Para gadis sepertinya merelakan pita suara mereka untuk turnamen terakhir Dave Connor." Sam, pria pirang yang berposisi sebagai first baseman Tim berceloteh dengan penuh keseruan. Ditimpali oleh rekan-rekannya yang lain dengan antusiasme yang sama.
"Jangan lupakan bahwa nyaris tidak ada bangku kosong di tribun."
"Tentu saja! Siapa yang akan melewatkan aksi terakhir dari atlet paling gemilang dekade ini?"
Greq yang ada seorang berambut gondrong dan lucu menambahkan. "Aku penasaran bagaimana reaksi gadis-gadis itu andai Evelyn memasuki lapangan untuk memberikan ciuman atas kemenanganmu."
"Itu akan jadi headline koran sebagai hari patah hati masal untuk para gadis Glanchester."
Ah, semoga itu bukan alasan dibalik keengganan Dave mengungkap hubungan mereka ke publik. Keduanya selalu berkencan dengan segala privasi hingga saat ini. Evelyn tak masalah selama alasan Dave merahasiakan hubungan bukan lantaran malu memiliki kekasih dari kalangan bangsawan tingkat rendah dengan pekerjaan standar sepertinya.
"Hah, hentikan. Kalian berlebihan," pungkas Dave kemudian.
Evelyn menatap mereka dan tersenyum. Greq yang menangkap senyum itu seketika luluh. Wajah kekasih rekannya itu mengandung unsur adiktif. Akan baik tak memandanginya berlarut-larut jika ingin persahabatan dengan Dave tetap terjalin mulus.
Suasana jauh lebih ramah. Perbincangan mereka semakin lepas sampai seseorang muncul dari arah dalam rumah.
Melihat teman-teman Dave sontak terdiam, Evelyn turut mengangkat kepala, mengalihkan perhatian ke arah semua mata tertuju- mendapati seseorang tengah berjalan, ke arah mereka. Itu Eizer, dalam balutan T-shirt hitam ketat, mencetak dada bidang serta bisepnya yang kokoh. Ini pertama kali Evelyn melihatnya tanpa pakaian formal, dan pria itu tetap gagah.
"Hey Eizer, suatu kejutan melihatmu bergabung," Dave menegur kakaknya itu dengan secerca senyum yang tak bisa dianggap tulus, namun juga tak bisa dikategorikan sinis.
"Ibu yang memintanya," Dahlia menengahi. "Bagaimana pun, ini perayaan untuk turnamen terakhirmu."
Dave akan berhenti dan mundur dari Tim untuk lebih fokus mempajari bisnis sesuai arahan sang Ayah jika dia ingin memegang salah satu property Saudade.
Di pertandingan terakhir, performanya masih yang terbaik. Banyak yang menyayangkan keputusannya. Tetapi Dave memang sungguh tak sabar meningkatkan statusnya, dari putra konglomerat menjadi atasan yang dihormati banyak bawahan. Ia harus mulai berusaha untuk menyamai level Eizer, agar bisa bersaing memperebutkan kursi pemegang utama. Impiannya sejak awal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feign 21+
RomanceAwan gelap merata di langit-pertanda hujan akan turun sebentar lagi. Mendung di sore itu - seolah memperkuat kesan suram di tengah mereka yang tengah berduka. Satu persatu pelayat perlahan-lahan beranjak meninggalkan makam. Menyisakan dua pengawa...