Hari ini Dave absen dari kunjungan rutin ke kediaman profesor Raitan yang telah ia lakoni selama sebulan terakhir. Dan waktu senggang itu dihabiskannya bersama Evelyn di ruang billiard kediaman Connor yang terletak di sayap kiri bangunan.
Evelyn menuangkan minuman untuk diteguk, meminta jeda singkat dalam permainan saat Dave mendapat gilirannya dan lelaki itu melempar candaan singkat yang membuat Evelyn nyaris memuntahkan minuman dari mulutnya karena terbahak.
Tak seperti Eizer yang memiliki kesan arogan dan kasar. Sisi baik Dave adalah ia punya bakat untuk membuat orang lain merasa nyaman.
Bersama Dave, sangat mudah untuk tertawa, berbicara, dan bermain tanpa berpikir. Karena itu, Evelyn menyukainya. Namun Evelyn tahu dirinya aneh karena terus membandingkan dua kakak beradik itu dalam sebuah pemikiran yang tak pantas.
"Kau tahu Eve? Profesor Raitan mengakui potensiku. Dia bilang aku akan jadi pemimpin besar seperti Sebastian Connor." ungkap Dave sambil menyesuaikan titik temu bola ke titik bidik.
"Tentu saja, kau putranya." sahut Evelyn.
Dave meluruskan ujung stik dan mulai memukul bola dengan keras sebelum kembali menegakkan badan. "Tapi lebih pantas dikatakan karena aku punya kemampuan." Mungkin terdengar jumawa, tapi Dave tidak seperti Eizer yang mewarisi darah Connor. Jadi kecerdasan dan bakat yang ia miliki sekarang bukan turunan gen atau semacamnya. Melainkan murni hasil kerja keras.
"Kali ini bukan villa di timur, aku mungkin akan segera mengelola cabang lain dari The Retreat." Pria itu meletakan stik golfnya dan bersandar pada meja.
"Apa kau bersedia ikut denganku seandainya itu bukan di Glanchester? Disini sudah ada Eizer.""Hanya jika kau menikahiku."
"Tentu saja, Lady." Dave menjawab tanpa menunggu.
Dia berkata lembut dengan kedipan mata. Evelyn tersenyum dan pria itu melakukan hal yang sama.Sungguh, Evelyn berharap Dave akan menepati janjinya. karena hanya dengan menikahi seorang dari keluarga paling tak tertandingi di Glanchaster, Evelyn akan mencapai tujuannya. Memikat Dave Connor sudah menjadi rencananya sejak awal. Bukan soal materi, Evelyn butuh Dave untuk mendapat validasi keluarga Skye.
"Benar-benar tak bisa menunggu sampai hari itu tiba. Satu langkah kecil lalu selangkah demi langkah lagi untuk menduduki kursi pemimpin utama Saudade." Dave terus berceloteh.
Belakangan ini dia terus bicara soal tahkta dan semacamnya, dia sangat berhasrat membicarakan itu kendati Evelyn kadang bingung bagaimana harus menanggapi. Seperti saat ini, dimana Ia ingin menyampaikan sesuatu namun memilih mengatupkan bibirnya kembali.
Evelyn hanya sedikit bingung dengan posisi Eizer sebagai putra sulung karena Dave tak henti-henti nya melabeli diri sebagai calon pemimpin utama. Tapi Evelyn juga tidak begitu peduli. Itu bukan sesuatu yang pantas Ia campuri.
Percakapan bersama Dave, selalu terdiri dari Evelyn yang terus mendengarkan pria itu bicara tentang pekerjaan, bercerita tentang ide besar berikutnya yang harus dia lakukan untuk membuat Ayahnya terkesima.
Evelyn biasanya duduk dengan senyum menghargai, sesekali mengangguk patuh pada semua yang Dave katakan, berpura-pura tertarik karena Evelyn pikir itu penting baginya. Namun semakin berlarut, membuat Evelyn semakin sadar bahwa yang mereka bicarakan hanyalah tentang Dave seorang.
Tidak pernah ada yang menyinggung bagaimana hari Evelyn, bagaimana keadaannya atau bagaimana perasaannya.
Mereka nyaris tidak pernah berbicara tentang pekerjaan Evelyn, dan tidak pernah sekalipun membicarakan apa yang Ia inginkan. Evelyn menyadari Dave tidak pernah tertarik untuk bertanya. Beberapa kali Evelyn selalu memulainya sendiri sampai di titik Ia enggan mengungkitnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feign 21+
RomanceAwan gelap merata di langit-pertanda hujan akan turun sebentar lagi. Mendung di sore itu - seolah memperkuat kesan suram di tengah mereka yang tengah berduka. Satu persatu pelayat perlahan-lahan beranjak meninggalkan makam. Menyisakan dua pengawa...