" Bukannya dia tidak peka, hanya saja bukan aku tujuannya." - Angela Madamie.
**
Kelas yang berisik tidak membuat Angel berhenti membaca bukunya, ia sangat asik membaca hingga sebuah suara memecah fokusnya.
"Mau lanjut kemana setelah lulus SMA?" Dengan pelan Angel putar kepalanya. Itu suara Galang.
"Pengen lanjut ke Bandung, jurusan hukum. Kamu sendiri gimana?"
"Aku gatau, liat nanti." Jawab Galang acuh.
Angel melihat punggung yang mulai menjauh itu dengan sendu, ia tetap senang karna Galang baru saja mengajaknya berbicara.
"Mau sampai kapan menyukai dia dalam diam seperti ini?" Kali ini sahabatnya Angel ikut bersuara, namanya Vita Gaharu.
"Sampai dia sadar kalau aku suka dia." Jawabnya acuh tanpa memandang wajah sahabatnya.
"Dia tidak peka."
"Bukan dia yang tidak peka, hanya saja bukan aku tujuannya." Setelah mengatakan itu Angel menatap Vita dengan tatapan yang tidak biasa.
__
Langit nampaknya sedang tak bersahabat, suara gemuruh dari petir dan hujan yang enggan berhenti membuat orang-orang menghentikan aktivitas di luar rumahnya.
Angel meringkuk diatas tempat tidurnya, ia membenci hujan. Tangannya terus bergerak diatas layar handphone, ia mulai mengetikkan narasi tentang hujan. Angel terbangun dengan mata yang memerah karna terbawa suasana. Seharusnya minggu depan naskah ini sudah siap untuk dilombakan.
Angel melihat langit-langit kamarnya, dia cukup heran kenapa tak pernah menang dalam setiap perlombaan. Apakah hidupnya sesial itu? Apakah semesta tidak mengizinkan Angel menjadi juara?
Angel termenung dengan menerawang bebas, seandainya dia menang pasti dia memiliki uang, seandainya dia juara pasti ibunya akan sangat bangga kepadanya.
"Semesta, ayo ikut aku dalam memenangkan setiap masalah dalam hidupku. Tuhan, Aku tidak sekuat itu untuk terus gagal." Setelah mengatakan itu Angel tertidur dengan pikiran tenang dan meninggalkan suara bising yang masih bergemuruh.
Nampaknya semesta sedang berbaik hati kepadanya dan membiarkan gadis cantik itu tidur dengan tenang.
__
Sekumpulan remaja laki-laki menimbulkan kepulan asap zat nikotin, ada yang sedang bermain game, ada yang sekedar nongkrong atau bahkan menyendiri dibagian pojok warung seperti halnya yang dilakukan oleh Galang Pramuja.
Ia sesap dalam zat nikotin itu, ia rasakan hangat yang menyerbak didalam mulutnya. Kepalanya masih memikirkan seorang gadis yang menghantui pikirannya. Gadis pintar yang jarang sekali orang mengenalnya. Gadis berparas cantik yang sama sekali tak diharapkan olehnya.
"Mikirin apaan bro? Ngelamun ae lo." Suara disampingnya cukup mengejutkan lelaki itu.
"Gak, gue cuma bingung. Angel suka sama gue sejak kapan." Jawabnya dengan tatapan lurus kedepan.
"Yaelah ternyata lo peka juga, lang. Gue pikir lo gak paham hahahah."
"Dia bukan tipe gue, sama sekali bukan. Gue takut nantinya malah nyakitin dia. Gue gamau, fer." Bukan tanpa alasan Galang hanya diam saja, lelaki itu bingung harus bagaimana merespon Angel yang setiap hari menunjukkan rasa tertariknya.
"Lo tinggal cuek aja sama dia nanti juga ngejauh sendiri, cewe kaya dia bisa aja cuma penasaran." Saran dari Fernando yang cukup masuk akal.
Galang tak menjawab, ia hanya kembali menenggelamkan pikirannya. Pikiran yang seharusnya tak kesana. Saran dari Fernando cukup masuk akal untuk dicerna. Galang hanya takut melukai gadis seperti Angel.
"Lo gak boleh suka sama gue, Angel. Gue gak sebaik yang lo kira dan gue gak akan biarin lo suka sama gue." Ucapnya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANG
Teen FictionCerita ini tentang seorang gadis yang menemukan cinta pertamanya di masa SMA. Gadis pendiam dengan banyak luka yang mendalam, gadis yang hampir menyerah akan hidupnya. Namun, seseorang berhasil memberi cahaya pada sang gadis. Akankah gadis itu mend...