" Kalo suka ya kejar aja, gak ada salahnya cewek ngejar duluan." - Fernando Agastar.
**
Angel bersenandung ketika jam istirahat tiba, dirinya dan Vita bergegas untuk ke kantin lantai dua.
Matanya menyipit menandakan ada yang istimewa di kantin. Ia menemukan Galang dan siapa itu? Perempuan itu kenapa dekat sekali dengan Galang-nya?
Angel mengajak Vita untuk duduk di dekat bangku Galang dan teman-temannya. Ia mendengar dengan seksama interaksi keduanya.
"Makasih ya udah dibawain bekal, ini enak." Ujar Galang pada gadis itu.
"Hahahah bisa aja, itu mamahku yang bikin khusus buat kamu, Lang."
"Bilangin makasih ke mamah."
Galang yang melihat Angel didekatnya dengan sengaja menggenggam tangan gadis didepannya, yang diketahui namanya Adina Larasati.
Hal itu tak lepas dari pandangan Angel yang duduk tak jauh dari sana. Ia hentakkan kakinya kasar dan selepas itu pergi dari kantin. Vita yang melihat itu mengikuti langkah besar Angel.
Fernando, Reyza, dan Alaskar yang notabennya teman-teman Galang menggelengkan kepala melihat hal itu. Sementara Galang hanya terkekeh pelan. "Lucu" batinnya.
Fernando menepuk pelan pundak Adina yang setelah itu mengatakan "Kumpul sama temen lo gih, kita berempat mau ngobrol penting." Adina yang mendengar itu langsung pamit dan bergegas dari sana.
"Dia beneran suka sama lu lang?" Tanya Alaskar.
Galang hanya mengendikan bahu.
"Buset, kok lo bisa bikin tuh kutu buku demen sama lo?" Kali ini Reyza tertarik untuk gabung ke obrolan mereka.
Fernando yang mendengar celotehan kedua temannya, berkata " Ya iyalah demen, siapa coba yang menolak pesona Galang? Mayan tuh lang lo disukain cewek pinter."
Galang hanya tersenyum dan berkata "dia bukan tipe gue."
Ketiga temannya hanya saling melirik satu sama lain, tak ada niatan membantah ucapan Galang.
__
Setelah kejadian di kantin, Angel lebih memilih untuk tidur dibangkunya. Bahkan ia tak peduli dengan Vita yang sedari tadi berusaha mengajaknya berbicara.
Mungkin ini yang dinamakan patah hati? Atau Angel yang terlalu menaruh hati pada sosok itu?
Angel bangkit dari tidurnya, hal yang selanjutnya dia lakukan adalah mencari jawaban atas gemuruhnya isi kepalanya. Entah apa yang akan Angel lakukan, namun saat ini ia sangat butuh jawaban itu.
Gotcha!
Ia berpapasan dengan Fernando Agastar. Segera ia tarik pelan lengan Fernando yang merespon gadis itu dengan kerutan didahinya.
"Aku mau tanya, sebentar aja oke?" Mata yang sendu tadi berubah menjadi berbinar hanya karna bertemu teman Galang.
"Hmm apaan?"
"Tadi yang dikantin siapa? Pacarnya Galang ya? atau temannya? Kenapa Galang kaya ngejauh dari aku?"
Mendengar rentetan kalimat dari Angel membuat Fernando menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia jengah dengan gadis didepannya ini.
Ia sempatkan untuk menatap Angel, "Lo gak pernah deket sama Galang, jadi jangan pernah ngira dia ngejauh dari lo. Belum tentu juga lo itu tipenya."
Melihat raut Angel yang berubah, ia sedikit tidak tega.
Fernando hembuskan kembali nafasnya, ia pegang pundak Angel " Kalau suka ya kejar aja, gak ada salahnya cewek ngejar duluan."
Mendengar kalimat itu Angel kembali tersenyum. Ia tak peduli jika apa yang diucapkan Fernando hanya kalimat penenang. Angel hanya membutuhkan dukungan untuk mengejar cinta Galang sang pemilik mata sipit.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANG
Teen FictionCerita ini tentang seorang gadis yang menemukan cinta pertamanya di masa SMA. Gadis pendiam dengan banyak luka yang mendalam, gadis yang hampir menyerah akan hidupnya. Namun, seseorang berhasil memberi cahaya pada sang gadis. Akankah gadis itu mend...