Yoona membuka matanya dengan kaget ketika bangun dari tidurnya.
Memandang sekelilingnya, dia menyadari sedang berada dirumahnya yang dia tinggali bersama sang kekasih.
Yoona mendengar suara berisik dari arah dapur, dan dengan segera keluar untuk melihat siapa.
"Junho......." Panggil Yoona dengan raut wajah terkejut.
"Oh, sudah bangun? Tunggulah sebentar, aku sedang membuatkan sandwich untuk sarapan kita."
Yoona masih diam ditempatnya dengan wajah bertanya-tanya. Dia berjalan dengan perlahan menghampiri Junho. Ketika dia berdiri tepat dibelakang Junho, Yoona memeluk tubuh Junho dari belakang.
"Apa ini benar dirimu?" Tanya Yoona seraya menangis.
"Yoona-ya.... ada apa? Kamu menangis?" Junho langsung membalikkan tubuhnya dan mengusap air mata Yoon.
"Apa ini bukan mimpi?"
"Ada apa denganmu? Sepertinya kamu bermimpi buruk, apa yang kamu mimpikan sampai membuatmu seperti ini, huh?"
Yoona tidak menjawab dan terus memandang Yoona.
"Sepertinya kamu bermimpi buruk karena pertengkaran kita kemarin. Maaf soal kemarin. Seharusnya aku tidak seperti itu."
Tiba-tiba dering ponsel Yoona berbunyi.
"Hmmm, Eomma."
"Eomma sedang dalam perjalanan, kamu dirumah kan? Eomma membawakanmu beberapa masakan."
"Hmmmm, aku baru saja bangun tidur. Junho sedang memasak sarapan untukku, mungkin masakan Eomma akan ku makan nanti siang."
Diam. Tiba-tiba Sang Ibu tidak bersuara.
"Eomma, baik-baik saja? Kenapa diam?"
"Yoona.....kamu sedang bersama Junho?"
"Hmmmm. Kenapa?"
"Tidak apa-apa. Sepertinya Eomma tidak jadi kesana, ada pertemuan penting dengan karyawan. Nanti Eomma suruh supir untuk mengantar masakannya."
Ketika panggilan berakhir, Yoona hanya memandang ponselnya dengan bingung.
"Kajja, kita sarapan." Ajak Junho seraya menggandeng Yoona ke meja makan.
-----------------
Yoona mengetuk pintu ruang kerja Junho.
Junho adalah seorang arsitek yang sudah menangani berbagai proyek dikalangan perusahaan besar. Bahkan rumah yang saat ini mereka tinggali adalah hasil dari design Junho.
Junho sangat bahagia ketika bisa membangun sebuah rumah impian untuk mereka tinggali.
Yoona masuk dengan membawa segelas teh hangat.
"Kenapa masih bekerja? Ini sudah malam." Ujar Yoona.
"Sedikit lagi, kenapa belum tidur? Sudah kubilang tidak perlu menungguku, aku pasti akan tidur jika ini sudah selesai."
"Jika selesainya pagi, maka kamu akan tidur pagi juga?"
Junho tertawa lalu meletakkan bolpoinnya dan berjalan ke arah Yoona.
"Kekasihku sangat cerewet. Jika kamu menjadi Ibu nanti, sepertinya anak kita akan takut pada Ibunya yang cerewet." Ujar Junho sambil melingkarkan tangannya dipinggang Yoona.
"Tidak baik begadang terus menerus. Kajja, aku ingin tidur sambil memelukmu." Ujar Yoona yang dengan manja memeluk Junho.
"Yakin hanya memelukku? Tidak yang lain?" Tanya Junho menggoda.
"Kamu ingin yang lain? Boleh saja......asalkan......"
"Asalkan apa? Cepat katakan."
"Berhentilah bekerja. Waktumu 5 menit. See you at bed honey....Jika lebih dari 5 menit, maka pintu kamar akan kukunci." Ujar Yoona lalu pergi dari ruang kerja Junho.
Junho hanya tertawa geli melihat tingkah kekasihnya yang menggemaskan itu.
-------
Hari demi hari, bulan demi bulan mereka lalui bersama. Yoona heran dengan kesibukan Junho yang membuatnya terkadang tidak sempat meluangkan waktu berdua.
"Apakah kamu harus pergi ke Jepang minggu depan?" Tanya Yoona dengan cemberut sambil memasukkan sesendok soup ke dalam mulutnya.
"Maaf sayang, client tersebut sangat penting, jadi aku harus langsung menemuinya disana. Kamu bisa tinggal dengan Eommamu selama aku tidak ada."
"Baiklah. Ngomong-ngomong soal Eomma. Sebenarnya ada masalah apa kalian berdua?"
"Huh?" Tanya Junho bingung.
"Dia sekarang seperti menghindarimu. Apa kamu berbuat salah?"
"Seingatku tidak. Aku akan mengunjunginya kapan-kapan. Mungkin dia merasa anak kesayangannya diculik." Jawab Junho diakhiri tawa.
-----------------
Yoona terbangun dari tidurnya, tetapi tidak mendapati Junho disampingnya.
Tangan Yoona meraih selembar kertas putih diatas nakas.
'Aku akan pulang malam, tidurlah lebih dulu' -Your favorite person-
Yoona menghela nafasnya dengan kesal. Hari ini harus dilaluinya sangat berat tanpa Junho disisinya.
Tiba-tiba bell rumahnya berbunyi. Yoona segera ke depan dan membukanya.
"Eomma, kenapa pagi-pagi sekali?" Tanya Yoona yang heran melihat sang Ibu datang ke rumahnya bersama dengan seseorang dibelakangnya.
"Yoona, bisakah kami masuk?"
Yoona yang tidak bertanya lebih lanjut pun mengijinkan sang Ibu dan seorang lainnya masuk.
Mereka saat ini sedang duduk diruang tamu. Yoona meletakkan 2 gelas teh hangat dimeja.
"Perkenalkan.....Dia Dr.Yuri." Ujar sang Ibu akhirnya memperkenalkan seseorang yang sedari tadi membuat Yoona penasaran.
"Seorang dokter?" Tanya Yoona.
"Dia dokter psikiater."
"Kenapa Eomma membawanya kesini?"
"Yoona-ya.....sudah saatnya kamu membutuhkannya."
--TO BE CONTINUE--
KAMU SEDANG MEMBACA
Floating - (Junho 2PM) X (Yoona SNSD)
FanfictionKetika harapan tidak sesuai dengan realita, kekuatan apa yang dimiliki manusia untuk mewujudkannya? Tidak melepaskan apa yang seharusnya bukan milik kita, apakah sama dengan melawan takdir? Junho dan Yoona adalah sepasang kekasih. Tetapi perubahan y...