Didalam mobil tidak ada percakapan sama sekali Tama serius mengendarai mobilnya sedangkan Pram larut dalam pikirannya sendiri, sekarang dia paham nyidam Windah adalah kebohongan kemarin Windah mengungkap bahwa nyidamnya itu hanya akal-akalan saja agar ia bisa menjual Pram dan mendapatkan banyak uang.
Awalnya Pram marah tapi saat Windah berucap bahwa ini untuk kebutuhan bayi mereka maka Pram hanya bisa terdiam, ia sadar bahwa ia membutuhkan banyak biaya untuk kelahiran bayi mereka dan untuk kebutuhan lainnya nanti jadi ia hanya pasrah saja toh sekarang ia mulai menikmati pekerjaan barunya ini.
Disaat melamun tiba-tiba Tama menarik lehernya dan bibirnya dicium olehnya.
"Sudah sampai"
Pram yang masih terkejut karena ciuman itu hanya terbengong menatap wajah tampan Tama.
"Hey"
"Oh ya, saya turun dulu"
"Tunggu"
Tama menarik tangan Pram dan memberi amplop yang lumayan tebal ditangannya.
"Ini buat kamu, sebenarnya saya belum puas tapi tidak apa besok kita bisa bertemu lagi"
"Ahya terimakasih"
Tama memeluk tubuh Pram seperti tak rela ditinggal pulang Pram lalu ia kembali mencium bibir Pram.
"Dah sampai jumpa besok"
"Iya"
Pram memandangi mobil Tama yang mulai meninggalkan tempat tinggalnya dan ia juga memandang amplop ditangannya.
"Udah dapet duit dapet kontol juga, tau gini kenapa gak dari dulu aja cobak"
Pram pikir dirinya mulai gila sekarang iya tergila-gila kontol gede.
"Kamu dari mana aja sih mas keluar dari siang sampe sekarang baru pulang!"
Baru saja Pram membuka pintu ia sudah dikejutkan dengan suara nyaring istrinya.
"Anu itu dari rumah temen dek, iya rumah temen"
"Kamu tau gak sih, dari tadi kamu di tungguin Irfan sama temen-temennya!"
"Maaf dek tap-"
"Alah udah diem jangan banyak alasan!, sana layani Irfan!"
"Iya dek"
Dengan langkah lesu Pram memasuki kamar yang biasa digunakan untuk memuaskan kliennya.
LANJUT DI KARYAKARSA.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPOILER DEMI ISTRI
RandomMenceritakan kisah seorang istri yang tega menjual suaminya sendiri demi harta. Cr:@hemmingnam