Chapter 3

10 1 0
                                    

Rin mengelap peluh keringatnya. Dirinya baru saja selesai melakukan latihan pagi bersama anggota club PXG.

"Tidak buruk kawan, kau semakin hebat," puji Loki.

"Aku tak mau mendengar hal itu darimu," jawab Rin ketus.

"Kau itu tidak pernah berubah sialan, cobalah ramah sedikit," ejek Karasu dengan senyuman khasnya.

Loki tertawa, sudah biasa dengan sifat Rin yang seperti itu.

"Hei kalian! Mau ikut karaoke setelah ini?" ajak Kento.

"Ohh aku ikut!" sahut Shidou dari belakang tiba-tiba.

"Tidak terimakasih, aku ada jadwal kuliah setelah ini," tolak Loki.

"Kau juga ada kuliah siang ini bukan?" tanya Loki pada Rin.

Rin mengangguk. Pasalnya, seluruh anggota bluelock di club PXG berkuliah di universitas yang sama.

Rin, Karasu, dan Loki masuk jurusan manajemen bisnis, namun mereka mengambil mata kuliah yang berbeda. Meski Loki seorang senior, dia merasa perlu kuliah karena umurnya yang terbilang masih sangat muda.

Sedangkan Tokimitsu, dia mengambil jurusan bahasa dan sastra. Katanya supaya dia bisa lebih mempelajari bahasa Perancisnya yang masih kurang. Zantetsu mengambil pendidikan jasmani, dan Nanase jurusan Seni.

Hanya Shidou anggota bluelock yang tidak kuliah, katanya, "Kenapa aku harus belajar lagi sedangkan aku sudah mendapatkan pekerjaan?"

Rin bersyukur, setidaknya dia hanya perlu bertemu kecoak itu di kegiatan club. Karena Rin masih sering bersaing dengan Shidou.

Mengapa Karasu ikut berkuliah padahal dia punya sidejob lagi sebagai seorang model? Itu mudah, karena dia ingin menggoda mahasiswi Paris.

Rin mengganti bajunya, lalu bersiap untuk pulang. "Hei, apakah kau pulang dulu?" tanya Karasu, niatnya dia ingin pergi bersama dengan Rin.

Rin mengangguk,"Masih banyak waktu sebelum kelas dimulai," jawab Rin.

"Ah begitu, kalau begitu aku berangkat sendiri saja deh," sahut Karasu seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Rin meninggalkan ruang ganti, mengambil sepedanya lalu pulang.

*****

"Karya yang bagus Mikata!" seorang dosen memuji karya Rei.

Rei yang tengah memperbaiki pakaian pada manekinnya, menoleh, "Ahh, merci Madam!"

"Tadinya aku sempat khawatir karena kau tidak bisa selalu melihat warna, tapi bahkan karyamu lebih bagus dibanding yang lain!"

Rei tersenyum, sebenarnya ia merasa tak enak dosennya memuji di dekat mahasiswa lainnya. Apalagi Rei merasakan adanya tatapan sinis di belakangnya. Ia tak melihatnya, namun auranya terasa sangat membara sampai membuat punggung Rei terasa panas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love in Paris (RIN X OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang