1. Pasien = Korban

19.4K 145 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cipta memarkirkan mobilnya di depan sebuah klinik yang cukup terkenal di kawasan itu. Klinik ini adalah klinik yang dibuat Cipta sendiri dengan teman teman dokternya. Bisa dibilang ini adalah praktek mandirinya.

Sebenarnya Cipta juga sudah bekerja di sebuah rumah sakit swasta yang cukup besar, tapi cita citanya untuk bisa memiliki kliniknya sendiri membuatnya berani membuka tempat ini dengan keempat temannya.

"Sudah ada yang nunggu dok." Kata Ardan, admin sekaligus farmasi di klinik ini.

"Paket spesial apa ori?" Tanya Cipta.

"Special buat dokter." Kata Ardan sambil mengedipkan matanya. "Obatnya udah gw isi ya."

"Thanks dan" Cipta langsung bergegas ke ruangan periksanya, samar dia juga mendengar suara suara desahan di ruangan ruangan lain saat melewatinya. Cipta terkekeh, pasti teman temannya yang lain sedang "memeriksa" pasiennya sendiri.

Cipta duduk dan menunggu pasiennya masuk.

Tok tok tok ceklek

Seorang pria masuk. Cipta menelan ludah dan langsung tersenyum. Mantap emang dan, inimah type gw banget. Pikir Cipta.

Pria itu tinggi, dengan bahu yang lebar dan dada yang membusung. Wajah cakep dengan kulit kuning langsat khas orang Indonesia terpampang di depan wajah Cipta. Rahangnya tegas, dengan cambang yang dicukur habis. Manly abis bro.

Cipta melihat berkas yang sudah ada di mejanya. "Selamat siang pak... Reno ya."

"Iya dok Siang." Suara manly khas pria dewasa seperti nyanyian di telinga Cipta. Gini aja Cipta sudah mulai ngaceng.

"Ada keluhan apa Pak?"

"Ini dok, sepertinya sih gejala flu, udah 2 hari tapi masih sakit. Udah minum obat biasa tapi masih berasa dok." Jelasnya

"Oh begitu, baik bisa saya periksa?" Cipta memang akan melaksanakan aksinya kalau kalau sang pasien hanya bergejala sakit ringan. Mana mungkin dia bisa macam macam kalau pasiennya sakit keras. "Tolong rebahan di sana ya pak." Instruksi Cipta ke Reno.

Reno berdiri dan langsung berbalik menuju tempat tidur itu. Selama berjalan Cipta tidak lepas pandangan dari bokong semok yang padat dibalut celana ketat yang dipakai Reno.

Tiap langkah memberikan getaran yang membuat birahi Cipta naik. Ingin rasanya cepat cepat dia remas dan di lahap pantat semok itu.

Cipta membuka laci mejanya dan mengambil 2 botol obat yang sudah di persiapkan Ardan. Waktunya beraksi.

"Pak Reno, sebelum saya periksa, tolong minum obat ini dulu ya. Tujuannya agar bapak jadi lebih rileks dan bisa meredakan sakit kepala bapak dari gejala flu nya." Kelas Cipta.

Reno yang semula sudah tiduran, kembali dalam posisi duduk dan menerima 2 butir obat dan segelas air dari Cipta. Tanpa sedikitpun curiga, Reno meminumnya.

Glek glek

Dan dia merebahkan tubuhnya kembali di kasur. Cipta melihat dengan gerakan lambat saat mangsanya masuk ke dalam perangkap.

Menunggu.

Cipta melihat tubuh Reno mulai bergerak tidak nyaman. Obat yang dia berikan sudah pasti mulai bekerja. Peluh mulai terlihat di dahi Reno. Reno menggeliat merasakan rasa aneh yang membuat dirinya terangsang. Rasa ingin mengeluarkan cairan dari kontolnya dan rasa ingin bercinta tiba-tiba menggebu gebu. Sakit kepalanya sudah tidak terasa berganti dengan rasa horny yang luar biasa.

Melihat obatnya bekerja, Cipta mulai melaksanakan rencananya.

"Masih sakit pak kepalanya?" tanya Cipta sambil memegang dada Reno. Suara degup jantung nya sangat terasa. Jelas reno Deg degan luar biasa.

Reno hampir lupa bahwa dirinya masih ada di dalam bilik periksa di dalam klinik bersama dokter Cipta, dia sampai terlonjak kaget mendengar suara Cipta yang memanggilnya dan menyentuhnya.

"Eh dok ehmmm sud... sudah mendingan dok." jawab Reno jujur, karena memang sakit kepalanya sudah tidak terasa lagi, tapi sekarang ada yang lebih urgent dari itu. Birahinya tiba tiba naik drastis, Reno super sange.

"Coba saya periksa ya pak." Kata Cipta sembari menekan nekan perut Reno, mulai dari atas ke bawah. Hampir ke selangkangan Reno. Reno terlonjak kaget. "Sakit pak?"

"Eh eng enggak dok, cuma kaget aja." Cipta menyeringai nakal.

"Oh iya permisi ya pak, coba saya periksa. " Kata Cipta sembari membuka kancing kemeja Reno, satu persatu. Disetiap kancing yang terbuka, Reno makin gelagapan. Kontolnya sudah pasti berontak minta disayang. 

....



Akhhhh" mata Reno terbelalak. Sensasi yang pertama kali dia rasakan, rasa enak yang ada di dalam lubangnya. Apa itu.

"Ini artinya prostat bapak masih dalam kondisi baik pak. Dengan ransangan, bisa memicu rasa enak yang luar biasa. Kerasa kan pak?" Jelas Cipta. Reno mengangguk.

Bleshhh

Jari Cipta menghujam lagi, membuat Reno belingsatan keenakan di dalam sana. "Ohkkk dokk ahh"

Cipta bersiap, dia naik ke atas tempat tidur juga, pas di depan kaki Reno yang terbuka, kontolnya yang sudah licin dari sperma Reno, sendiri sudah pas di bibir anus Reno. "Rileks ya pak." Cipta menarik jarinya keluar dan mendorong kontolnya masuk.

Srett. Jelas sempit lubang Reno yang masih perawan. Tapi berkat obat tadi, rasa nyerinya pasti sangat berkurang, tinggal bagaimana Cipta membuat Reno Rileks.

Tangan Cipta dengan nakalnya memilin lagi puting Reno yang membuat cincin lubang anusnya rileks, membuat Cipta mempunyai kesempatan untuk mendorong masuk.

Bleshhhhh

Tubuh Reno terlonjak, lubang anusnya terasa hangat dan penuh. Sensasi pertama yang aneh, tidak terlalu nyaman tapi enak. Reno bingung dengan respon tubuhnya.

Di lain pihak, Cipta keenakan, empotan lubang Reno dan hangatnya memanjakan kontol Cipta di dalam sana. Cipta menyampirkan kedua kaki Reno di pundaknya. Dan mulai memompa.

Plokkk

Hentakan pertama membuat Reno limbung. Rasa nikmat menjalar dari lubangnya sampai ke atas kepalanya.Sungguh nikmat sekali.

Plokkk

Pijatan dinding anus Reno beriringan dengan kedutan di dalam sana, membuat Reno makin horny.

Plokk plokk

Hentakan kedua dan ketiga, kembali memberikan serangan listrik penuh nikmat ke tubuh Reno. "Okhhh ahhh ehmmm." Reno merem melek, menggeleng dan menengadah. Kenikmatan yang baru pertama dia rasakan.

Plokk plokk plokkk

Makin lama makin cepat tempo genjotan Cipta. Berpegangan ke kaki Rena, Cipta makin mendalamkan hujaman kontolnya ke dalam lubang anus pasiennya. "Ohhh pakk, gimana pijatan prostatnya, enak ga?" Tanya Cipta.



....


FULL STORY ON KARYAKARSA! 

Klinik (Ber)CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang