Dokter Royyan
Tidak menyangka aku dipanggil oleh salah satu pasienku lagi, memintaku untuk memeriksa kakinya yang terkilir. Beberapa waktu yang lalu Pak Eka datang ke klinik, mengeluh kakinya memar. Tak hanya aku periksa, aku juga bisa merasakan kontol perkasanya menggenjot tubuhku di dalam bilik periksa. Ahhh perkasa banget lah pokoknya. Saat diminta untuk datang ke rumahnya, aku langsung menyanggupi. Siapa yang gamau coba.
Tapi aneh, saat datang Pak Eka terlihat bugar, berbeda dari penjelasannya tadi saat memintaku datang, katanya Pak Eka sampai tidak bisa bergerak. Sekarang dia berdiri tegap tak kekurangan satu apapun, jalannya pun lancar. Wajah gantengnya masih seperti yang aku ingat saat dia menggenjot tubuhku. Badannya muscle berisi, daddy material banget lah pokoknya.
Tidak banyak basa basi, Pak Eka langsung memintaku mengikutinya ke kamar untuk memulai pemeriksaan ini. Dan semuanya terjadi seperti yang aku bayangkan.
Tok tok tok
Terdengar bunyi ketukan di pintu kamar yang sudah dikunci oleh Pak Eka tadi. Aku langsung berhenti menghisap kontol Pak Eka yang panjang tebal ini. Jantungku langsung berdetak lebih kencang. Duh siapa ganggu.
"Ssshhh shhh." Kata Pak Eka menyuruhku diam, tangannya menekan dan menarik kepalaku ke kontolnya lagi, memintaku untuk tetap terus menghisapnya.
"Pahhhh..." suara anak kecil, perempuan, terdengar di balik pintu. Sial anak Pak Eka.
"Iya sayaaaang..." balas teriak Pak Eka. Mulutku masih terus sibuk menghisap kontol Pak Eka. Maju mundur kepalaku dengan kontol Pak Eka masih ada di dalam rongga mulut, aku sedot makin kuat, Wajah Pak Eka keenakan saat aku lihat dari bawah sini.
"Mama kapan pulanggg..." tanya Pak Eka lagi. Aku makin beringas mengisap kontol Pak Eka mengingat dia masih beristri. Rasanya sangat memacu adrenalin ditambah sekarang putrinya ada di balik pintu. Shittt aku makin horny.
"Tungguin aja yaaa sayang, paling bentar lagiii .." balas Pak Eka. Dia mencoba senormal mungkin menjawab, padahal mukanya jelas menahan nikmat yang aku berikan di batang komtolnya.
"Temenin mona paaahhhh..." pintanya. "Papa lagi apaaa.." tanya Mona selanjutnya.
Ingin rasanya aku balas, Papa kamu lagi dijilatin kontolnya sama dokter. Cowok lagi dokternya hahahha.
"Papa masih diperiksa dokter ini sayanggg, nanti papa susul ke kamar yaaa." Balas Pak Eka. Tangannya mengusap rambutku mesra sambil menjawab anaknya.
"Ohhh ada pak Dokterr, mona tunggu ya pahhh." lata Mona lagi.
Mulutku masih penuh dengan kontol Pak Eka. Aku masukkan terus ke dalam sampai ke tenggorokanku, mukaku tenggelam ke tubuh Pak Eka.
"OUGHHHHKEEEeeyyyy syaanggg. Ehmmm." Desahan Pak Eka hampir saja keluar.
Saat aku dengar suara langkah kaki menjauh, saat itulah tangan Pak Eka menekan kepalaku ke dalam. "Ohhh dokk akhhh ssss ..." dan tubuhnya mengejang, bergetar saat puncaknya dia capai. Pak Eka muncrat
Crooottt crooottt crroooottt
Semburan pejuh Pak Eka masuk kedalam tenggorokanku. Tangan Pak Eka yang menekan kepalaku membuatku mau gak mau langsung menenggak sperma nya ke dalam.
Glekk glekkk gelkkk
Banyak sekali. Hangat, kental, gurih sedikit manis. Tenggorokanku dibanjiri pejuh Pak Eka yang terus menerus menembak ke dalam. Tidak ada yang tumpah, semuanya masuk ke dalam tubuhku.
"Huahhhh." Aku menarik kepalaku, mengeluarkan kontol Pak Eka dari mulutku. Aku mengecap bekas sperma Pak Eka yang masih terasa di lidah dan mulutku. Aku lihat Pak Eka langsung lemas dengan dada kembang kempis.
Aku lihat kontolnya juga ikutan lemes. Aku terkekeh, kontolku masih tegak berdiri.
"Masih kuat lagi pak?" Tanyaku menggoda Pak Eka dengan mencubit putingnya yang menggoda. Dia terkekeh sambil tersenyum.
"Bentar dok, napas dulu."
"Lama ga pak, takut istri bapak pulang nanti."
....
FULL ON KARYAKARSA ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Klinik (Ber)Cinta
General FictionSebuah klinik yang di buat oleh empat sejawat dokter dengan spesialisasi masing-masing: Dokter Cipta di Poli Umum, Dokter Irfan di Poli Gigi, Dokter Royyan di Poli Orthopedi dan Dokter Prabu di Klinik Aestetik. Keempatnya menjalankan klinik ini deng...