3. Rileks ya Pak

8.7K 24 1
                                    

Dokter Royyan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dokter Royyan

Klinik ini merupakan tempat aku bekerja satu satunya. Berbeda dengan ketiga temanku yang lain, yang masih mengambil praktek di luar, aku dedikasikan waktuku full untuk klinik ini.

Hari ini sepertinya cuma aku yang masuk pagi, yang lain masih belum datang karena masih praktek di luar. Hanya ada aku dan Ardan sekarang.

"Dan, udah nyoba sama bapak kemarin belum?" Kataku saat Ardan datang mengisi stok obat yang dia buat di laci kerjaku. Obat yang sangat manjur.

"Baru mulai pendekatan dok, tenang aja pasti dicobain kok hehe." Ardan berbalik ke arahku sambil menutup laci. Memang aku yabg lebih banyak menggunakan obat racikan Ardan, selain karena aku yang full ada di klinik tapi juga karena aku yang hiperseks. Semua aku libas, mau menusuk atau ditusuk, aku jabanin. Asal orang yang aku incar ya masuk ke dalam type ku.

"Kalo ga mau, ancam aja haha."

"Ga perlu lah dok, udah lampu ijo kok, weekend aku main ke tempatnya,istrinya lagi liburan katanya." Ardan cengengesan.

"Hahahha kalo butuh tambahan personel, call gw aja ya."

"Duh dokter semau di embat, ini saya cobain dulu lah dok, baru next nya sama dokter lagi."

"Hahahha iya dan. Kabari aja kalo butuh temen." Kataku sambil mengedipkan satu mata.

Ardan langsung melengos pergi.

***

Beberapa menit kemudian Ardan masuk lagi dengan berkas pasien, ga banyak bicara hanya acungan jempol yang ia berikan. Pasti pasiennya mantep.

Seorang bapak bapak datang masuk ke dalam ruanganku. Mataku langsung jelalatan. Kaosnya agak longgar tapi jelas badannya jadi di dalam sana. Celananya pas dengan postur tubuh tinggi.

Jalannya pincang saat masuk.

"Dengan pak Eka ya, Ada keluhan apa pak?" Tanyaku

"Eh iya ini dok, kemarin habis sepedaan, trus kayaknya terkilir waktu jatuh, udah sempet pijat ke tukang urut tapi kok kayaknya makin parah."

"Oh begitu, bisa saya periksa ya." Kataku meminta ijin. Jelas Pak Eka adalah type ku. Aku keluarkan obat dari laci dan berjalan menuju Pak Eka yang sudah rebahan di kasur periksa.

"Pak coba minum 2 obat ini dulu ya pak, untuk pereda nyeri dan melemaskan otot awal sebelum diperiksa."

Pak Eka aga bingung, mungkin baru pertama belum diperiksa sudah minum obat. Tapi pak Eka menurut seperti anak baik.

Segelas air sudah siap sedia yang langsung di tegak habis bersamaan dengan obat itu. Pak Eka kemudian rebahan lagi.

Aku menelan ludah melihat tubuh Pak Eka yang sangat menawan. Nafasnya mulai memburu dan keringat mulai terlihat di pelipisnya.

Obatnya mulai bekerja.

"Gerah ya pak?" Tanyaku

"Eh engg enggak papa dok." Balas Pak Eka sedikit panik. Pasti dia merasa aneh dengan tubuhnya sekarang.

"Gapapa papa pak itu efek dari obatnya, buka aja pak kaosnya." Kataku dengan tetap memijat dan memeriksa pergelangan kaki Pak Eka yang terasa sakit.

"Ehh ee ii iya sih dok, mulai mendingan kaki saya." Katanya terbata. Pasti bukan rasa sakit yang dirasakan karena sudah kalah dengan rasa sange yang luar biasa.

Aku melihat Pak Eka menuruti saranku. Dia duduk dan membuka kaos yang dia pakai. Mataku membelalak melihat dada pak Eka yang menonjol menantang, perutnya rata, bukan yang kering tapi masih ada daging dan lemak di situ. Tapi jelas badannya sangat menggiurkan.

Saat tangannya mengangkat, terlihat bulu buku halus ketiaknya yang halus, sedikit lebat. Dari sini sudah aku rasakan bau nikmat dari ketiak itu kalau aku endus dari dekat. Ughhh. Kontolku mulai ngaceng.


....



Sluurpppp

Aku hisap dengan kuat yang di balas dengan erangan kenikmatan Pak Eka. Aku hisap terus. Aku biarkan mulutku menjadi pemuas kontol Pak Eka. Keluar masuk keluar masuk berulang kali. Tangan Pak Eka sudah mencengkeram sprei kasur periksa ini. Kita lihat seberapa lama Pak Eka akan bertahan.

"Ehmmm ahhh" sluurrppp sluurrrppp

Batang kontol Pak Eka hangat dan keras. Sangat nikmat saat di hisap. Mulutku ketagihan dengan batang kontolnya, aku coba menekan lebih dalam sambil aku rasakan kepala kontolnya membobol rongga tenggorokannku, masuk terus sampai bibirku menyentuh pangkal kontolnya. Hidungku tenggelam di rambut jembut Pak Eka yang cukup rimbun. Hmpppp sedap sekali.

"Ouuhhhhj aahhhh" pak Eka belingsatan

"Hoahhh" aku keluar kontonya dari mulutku. "Sudah enakan pak?" Tanyaku sambil mengocok kontol Pak Eka.

"Ughhh dokk ahhh" 



....


FULL ON KARYAKARSA YA!

Klinik (Ber)CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang