° ° °"Belajar yang bener, jangan cowok trus pikiran kamu. " Ucap Deni setiap kali Gerya berpamitan dengan nya.
"Iya, Abang ku tersayang. " Dengan malas Gerya menyalim tangan Abang nya, setelah itu ia pun mulai masuk ke gerbang sekolah.Ia berjalan dengan melihat sekeliling lingkungan di sekolah itu tidak banyak yang berubah hanya kelasnya saja yang jarak nya begitu jauh.
Gerya melihat lorong yang hanya satu satunya jalan menuju ke arah kelasnya itu, ada beberapa siswa cowok sedang berdiri sambil bercanda riang. Semakin dekat Gerya tak sengaja melirik ke arah cowok tinggi mungkin sekitaran 160?.
Senyuman yang manis, mata yang indah, suara yang bisa di bilang lembut, bahkan postur tumbuh yang ideal itu mampu membuat hati Gerya bergetar.
Ia melajukan langkah nya saat dirinya mulai di godai dengan teman nya cowok itu maybe.
IX A tertulis di atas pintu itu Gerya lalu masuk kedalam kelasnya, lalu perpikir sejenak ia ingin duduk di barisan keberapa.
Tak lama ia pun memutuskan untuk duduk di dekat jendela sebelah kiri barisan ke tiga, yang pas saja di sana dapat di lihat di bawah adalah lapangan terbuka. Bisa saja Gerya untuk mencuci mata melihat para cogan.Murid-murid kini perlahan semakin banyak suara bising di luar bahkan di dalam kelas mampu membuat Gerya risih tapi ia hanya bisa berdiam. Bell masuk berbunyi,
Gerya memperhatinkan murid yang masuk dari pintu itu dengan raut wajah yang malas, Gerya tidak bisa bersosialisasi ia memilih untuk tidak mempunyai teman, tapi bukan berarti dia sama sekali tidak punya temen. Ada beberapa cuman tidak begitu akrab hanya sekedar berlogo 'teman'.
Back to topic.
Di tengah-tengah ia memandangi pintu itu ia membolak kan mata terkejut, Gerya sangat shock berkedok senang. Cowok yang ia suka ternyata satu lokal dengan nya, apa kah ini yang di namakan jodoh? Ahh iyakan saja untuk kali ini, biarkan dirinya bahagia untuk sesaat sebelum tertampar dengan realita.
Mungkin sekarang Gerya akan semangat untuk sekolah, Gerya trus memperhatikan Cowok itu yang ternyata cowok itu berjalan ke arah nya, Gerya sempat salah tingkah ia langsung memutuskan pandang nya, dan berpura pura menulis, padahal di atas meja nya tidak ada buku.
Cowok itu berjalan menuju Gerya ralat ia melalui Gerya dan malah duduk di belakang meja Gerya. Ia mencap bahwa itu adalah tempat duduknya sekarang. Perasaan Gerya saat ini tidak karuan ia ingin ngereog saja, pipinya memerah saat cowok itu mengajak Gerya berbicara.
"Hai, nama lo siapa? " Ucap cowok itu sambil bangkit dari duduknya lalu mendekati Gerya.
Gerya dengan malu menolehkan pandangan nya ke arah cowok itu, "kenalin aku Gerya, kalo kamu? "
Cowok itu menjawab dengan bibir yang berbentuk lingkaran. " Raka. Gue Raka"Gerya menganggu kan kepalanya mengiyakan ucapan Cowok itu yang ternyata namanya Raka, nama yang indah seperti orang nya.
Raka mengajak Gerya mengobrol lumayan lama hingga guru datang barulah ia berhenti, sepanjang itu pun Gerya menahan dirinya untuk tidak teriak histeris jantungnya berdetak kencang. Perasaan yang baru kali nya ia rasakan.
Pelajaran berjalan dengan lancar lumayan banyak murid yang aktif di dalam kelas Gerya, apa lagi guru nya yang memiliki beribu lelucon sehingga di dalam pembelajaran ini tidak begitu membosankan. Ada guru yang hanya datang untuk memberikan tugas lalu duduk bermain Hp. Tidak heran jika ada beberapa murid yang malas untuk mengerjakan bahkan malas untuk masuk di jam gurunya.
Bell tanda istirahat berbunyi dan berakhir lah jam Pelajaran pertama, Guru berpamitan sebelum ia pergi meninggalkan kelas ini. "Baik sampai di sini saja pembelajaran kita, minggu depan kita akan praktek jadi siapkan barang yang akan di gunakan. Paham?! "
"Paham pak" Serentak mereka menjawab ucapan pak Adin, lalu mereka berbondong keluar dari kelas untuk belanja atau pergi bertemu teman mereka yang beda lokal.Sedangkan Gerya ia tetap duduk manis di bangku nya ia merasa tidak mood untuk berbelanja di jam istirahat pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
sayang
Teen FictionHanya sebuah cerita seorang anak yang baru saja merasakan yang namanya jatuh cinta tetapi bukannya membawakan kebahagiaan tapi ia malah merasakan sakit yang amat berat. hingga saat ia baru beberapa bulan masuk SMA ia merasakan kembali perasaan yang...