part 3

5 0 0
                                    


Gerya memandangi luar jendela dengan hampa, ia sudah terbiasa dengan hal ini jika di sekolah beda lagi kalo di rumah. Tanpa sengaja ia melihat Raka sedang berjalan dengan temannya. Gerya tersenyum simpul saat Raka tertawa, mungkin ini yang dinamakan gejala jatuh cinta berkedok gila.

Gerya trus melihat Raka sampai punggung Raka hilang dari atas sana barulah Gerya berhenti memandangi nya.

"Rya. Gerya! " Gerya tersentak kaget, saat seseorang memanggil namanya dengan keras. Gerya lalu mencari siapa pelaku yang meneriaki nya dengan gerakan mata. Oh.. Ternyata Dinda.
Dinda Zharistha satu satunya teman dekat Gerya selama di SMP ini.

Dinda mendekati Gerya sambil sedikit berlari, ia  membawa snack Lays. Dinda menyeringai jahil sepertinya ia menemukan gibahan baru. Dinda menarik bangku di depan meja Gerya lalu duduk.

"Lo tau gak! Gue kan lagi duduk tuh ngantri bayar ni snack nah, gue gak sengaja liat si Pikme gitu lagi caper ke cowok, siapa yah namanya Raket? Rakut? rungkad? Ish siapa sih.. Ra-Raka, IYA! Raka"

Gerya melotot kaget lalu ia mengangguk cepat ingin mendengar kelanjutan cerita dari Teman nya ini Dinda.

"Trus si Pikme kek jalan bebek gitu bolak balik habis gitu dia malah mau pegang tangannya Rungkad lahh Raka!. Lo mau tau, gue kalo di gituin udah pulang sih trus gantung diri di pohon cabe sangking malu ny."

Gerya rasanya ingin menampol teman nya ini, cerita belum selesai udah bikin ngakak.

"Malah ngejokes. Trus gimana? " Dinda tak tahan dengan perkataan nya tadi, kalo bukan di Sekolahan mungkin dia akan tertawa sambil cosplay jadi ultraman.

"Waktu si pikme mau pegang tangan Raka, Raka langsung ke hempas gitu sstt sakit itu pasti mana nyaring banget suara hempasan nya." Ucap Dinda sambil memakan snack nya, ia melihat ke arah Gerya yang manggut-manggut gajelas. Ni anak stres atau apa?.

"Heh lu kenapa?. Gejala gila lu kambuh? " Celetuk Dinda yang membuat Gerya langsung tersadar dari acara berpikir nya.

"Enak aja sembarangan" Dinda mengangkat bahu acuh dan mereka pun berbincang sampai jam istirahat selesai.

° ° °

Di sebuah cafe terdapat empat cowok yang mungkin sedang menganggur, toh ngapain mereka siang siang jam 2 duduk di cafe.

"Den, kok lo mau ama si cewek itu?. Lo tau kan dia gimana sifatnya" Salah satu keempat cowok itu bertanya, yang ternyata mereka adalah teman dari Deni abang Gerya.

"Urusannya sama lo apa? " Ketus Deni sambil meminum kopi nya, ia merasa temannya ini terlalu ikut campur akan kisah percintaan nya.

"Gue nanya, lo sakit hati bukan salah kita, kita udah ngingetin lo" Deni hanya mengangguk paham.

Tak lama ponsel Deni yang berada di saku nya berdering, mengambilnya tercetak jelas nama sang adeknya ini 'Grya ank pungut'. Deni pun mengangkat nya.

"Assalamu'alaikum bang "

"Jemput adek cepetan panas ini! "

Deni sedikit menjauh kan ponsel dari telinganya sungguh suara Gerya yang cempreng itu akan merusak pendengarannya.

"Wa'alaikumsalam, iya sabar" Tanpa menunggu jawaban dari Gerya, Deni langsung mematikan telponan itu.

"Gue cabut dulu, mau jemput adek gue" Serentak mereka bertiga menganggukkan kepala lalu berjabatan tangan ala lakik.






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

sayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang